Amaliyah pada akhir dan awal tahun

Amaliyah pada akhir dan awal tahunSebentar lagi tahun 1434 H akan berakhir dan tahun baru 1435 H akan datang. Kesempatan menjalani tahun baru berarti Allah masih memberikan nikmatNya berupa umur panjang yang merupakan satu nikmat yang wajib disyukuri.
Cara mensyukuri nikmat Allah adalah dengan menggunakan nikmat tersebut pada tempat tujuan penciptaannya. Untuk mensyukuri nikmat umur yang Allah berikan maka kita harus menggunakan umur tersebut untuk beribadah kepada Allah. Maka di akhir tahun dan di awal tahun baru sangatlah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan amalan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Berikut ini beberapa amalan yang kami kutip dari kitab para ulama yang dapat diamalkan dalam mengakhiri tahun ini dan menyambut tahun baru, semoga Allah mengampunkan dosa kita dalam tahun yang telah lalu dan Allah memberikan tahun kedepan sebagai tahun yang penuh rahmat dan jauh dari tipu daya syaithan, sehingga kita sempat menjalaninya dengan beribadah kepada Allah dengan niat yang ikhlas.
Amiin Ya Rabbal Alamiin.

Doa Akhir tahun

Doa ini di baca sebanyak tiga kali

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
(اَللّهُمَّ) مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ، وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ، وَحَلِمْتَ عَلَيَّ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِي؛ وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأَتِي عَلَى مَعْصِيَّتِكَ فإِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِي
(اَللّهُمَّ) وَمَا عَمِلْتُ مِنْ مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْأَلُكَ اَللّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَالْجَلاَلِ والإِكْراَم أَنْ َتَتَقَبَّلَهُ مِنِّي، وَلَا تَقْطَعَ رَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ؛ وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Amalan Awal tahun

1. Puasa

Salah satu amalan yang dapat dilaksanakan pada awal hari pertama bulan Muharram adalah puasa.
Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani meriwayatkan :

من صام آخر يوم من ذي الحجة وأوّل يوم من المحرّم جعله الله تعالى له كفارة خمسين سنة، وصوم يوم من المحرم بصوم ثلاثين يومًا

Barang siapa berpuasa pada akhir dari bulan Zulhijjah dan awal dari bulan Muharram akan Allah jadikan baginya keampunan lima tahun dan puasa sehari di bulan Muharram bagaikan puasa 30 hari.

Bulan Muharram adalah bulan yang sangat di anjurkan untuk berpuasa terlebih lagi di sepuluh awal bulan Muharram, terutama pada hari Tasu`a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram). Bahkan bulan Muharram adalah bulan yang lebih utama untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan.

2. Doa-doa di awal tahun
Banyak doa yang warid dari Rasulullah dan yang di amalankan oleh para ulama pada awal tahun, antara lain:

Membaca ayat kursi sebanyak 360 kali disertai dengan basmalah pada setiap kali bacaan, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa di bawah ini:

اللّهُمَّ يَا مُحَوِّلَ الأَحْوَالِ حَوِّلْ حَالِيْ إِلَى أَحْسَنِ الأَحْوَالِ بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا مُتَعَال، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم

Imam Sayyid Zaini Dahlan mengatakan bahwa beliau selalu mengamalkan amalan tersebut setiap awal tahun dan sangat berfaedah sebagai benteng dari syaithan. Guru beliau Syeikh Usman ad-Dimyathy juga selalu mengamalkan amalan tersebut.

Syeikh Hasan al-`idawy al-Hamzawy mengatakan bahwa faedah amalan tersebut adalah memelihara pengamalnya dalam setahun tersebut dari hal-hal yang ia benci.

Membaca doa di bawah ini sebanyak tiga kali :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (اَللّهُمَّ) صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا، وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرَحًا وَسُرُوْرًا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. (اَللّهُمَّ) أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ وَكَرِيْمُ جُوْدِكَ الْعَمِيْمُ الْمُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِي إلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَاْلإكْرَامِ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

Doa ini berfaedah memelihara manusia dari gangguan syaithan pada tahun tersebut.

Doa Nabi Khidir as.
Disebutkan dalam satu riwayat bahwa Imam Ghazali menceritakan : saya berada di Makkah pada awal hari tahun baru Hijriyah, saya melakukan thawaf Baitil Haram. Kemudian tergores dalam hati saya supaya bisa melihat Nabi Khidir as pada hari tersebut, kemudian Allah mengilhami saya untuk berdoa, maka saya berdoa supaya Allah menghimpunkan saya dengan Nabi Khidir pada hari tersebut. Belum selesai saya berdoa tampaklah bagiku Nabi Khidir di tempat Thawaf, sayapun berthawaf bersama beliau dan mengerjakan apa yang beliau kerjakan, dan mengikuti bacaannya sehingga selesai thawaf, kemudian saya duduk sambil melihat rumah yang mulia (ka`bah) kemudian beliau berpaling kepada saya dan berkata “hai Muhammad, apa yang membuatmu meminta kepada Allah untuk menghimpunkan saya dengan dirimu pada hari ini di tanah haram yang mulia ini”? Saya menjawab “Ya Sayyidi, hari ini adalah tahun baru, saya mencintai mengikuti engkau dalam menghadapi tahun baru dengan ibadat dan tadharu’mu”. Nabi Khidir menjawab “ya”. Kemudian beliau berkata “rukuklah dengan rukuk yang sempurna”. Maka saya segera berdiri dan shalat sebagaiman beliau perintahkan, ketika selesai dari shalat beliau berkata “berdoalah dengan doa ma’tsur ini yang menghimpunkan bagi kebaikan dan barakah”. Doa tersebut adalah :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. (اَللّهُمَّ) إنِّي أسْأَلُكَ بِكَ أَنْ تُصَلِّيَ وَتُسَلِّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى سَائِرِ الْأنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِمْ وَصَحْبِهِمْ أجْمَعِيْنَ، وَأنْ تَغْفِرَ لِي مَا مَضَى وَتَحْفِظَنِي فِيْمَا بَقِيَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. (اَللّهُمَّ) هَذِهِ سَنَةٌ جَدِيْدَةٌ مُقْبِلَةٌ لَمْ أعْمَلُ فِي ابْتِدَائِهَا عَمَلاً يُقَرِّبُنِي إلَيْكَ زُلْفَى غَيْرَ تَضَرُّعِي إلَيْكَ؛ فَأسْألُكَ أنْ تُوَفِّقَنِي لِمَا يُرْضِيْكَ عَنِّي مِنَ الْقِيَامِ بِمَا لَكَ عَلَيَّ مِنْ طَاعَتِكَ، وَألْزَمْتَنِيَ الْإخْلَاصَ فِيْهِ لِوَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ فِي عِبَادَتِكَ، وَأسْألُكَ إتْمَامَ ذَلِكَ عَلَيَّ بِفَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ (اَللّهُمَّ) إنِّي أسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ السَّنَةِ الْمُقْبِلَةِ؛ يُمْنَهَا وَيُسْرَهَا، وَأَمْنَهَا وَسَلَامَتَهَا، وَأعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهَا وَصُدُوْدِهَا، وَعُسْرِهَا وَخَوْفِهَا وَهَلَكَتِهَا، وَأرْغَبُ إلَيْكَ أنْ تَحْفِظَ عَلَيَّ فِيْهَا دِيْنِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أمْرِي وَدُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَتُوَفِّقَنِي فِيْهَا إلَى مَا يُرْضِيْكَ عَنِّي فِي مِعَادِي، يَا أكْرَمَ اْلأكْرَمِيْنَ، وَيَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ (دَعْوَاهُمْ فِيْهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلَامٌ، وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ)

Salah satu doa yang berfaedah memelihara diri dari syaithan dalan setahun adalah doa bawah ini, dibaca setiap hari dari hari pertama Muharram hingga sepuluh Muharram sebanyak tiga kali:

اَللّهُمَّ إنَّكَ قَدِيْمٌ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أقْبَلَ، وَسَنَةٌ جَدِيْدَةٌ قَدْ أقْبَلَتْ، نَسْألُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَنَسْتَكْفِيْكَ فَوَاتَهَا وَشُغْلَهَا، فَارْزُقْنَا الْعِصْمَةَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، اَللّهُمَّ إنَّكَ سَلَّطْتَ عَلَيْنَا عَدُوًّا بَصِيْرًا بِعُيُوْبِنَا، وَمُطَّلِعًا عَلَى عَوْرَاتِنَا، مِنْ بَيْنِ أيْدِيْنَا وَمِنْ خَلْفِنَا، وَعَنْ أيْمَانِنَا وَعَنْ شَمَائِلِنَا، يَرَانَا هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا نَرَاهُمْ، اَللّهُمَّ آيِسْهُ مِنَّا كَمَا آيَسْتَهُ مِنْ رَحْمَتِكَ، وَقَنِّطْهُ مِنَّا كَمَا قَنَّطْتَهُ مِنْ عَفْوِكَ، وَبَاعِدْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ كَمَا حُلْتَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَغْفِرَتِكَ، إنَّكَ قَادِرٌ عَلَى ذَلِكَ، وَأنْتَ الْفَعَّالُ لِمَا تُرِيْدُ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Referensi:
Syeikh Abdul Hamid Qudus, Kanz Najah wa al-Surur fi Ad`iyyah allati Tusyrih al-Shudur.

Sumber Abu MUDI

Doa akhir tahun yang lebih panjang bisa di download di SINI.

Post a Comment

5 Comments

  1. Afwan, ada yag menatakan dalil puasanya itu gk shahih alias dhoif dan ada juga yang mengatakan marfu'

    Tolong bantuannya ustadz

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hadits puasa dalam bulan Muharram di riwayatkan oleh Imam Muslim :


      افضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم وافضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل
      Yang paling Afdhal berpuasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah Muharram, dan yang paling utama shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam. (H.R. Imam Muslim)

      Maka kita tidak perlu lagi memberikan komentar terhadap orang yang menyatakan bahwa hadits perintah puasa Muharram adalah dhaif. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab nya Kitab Lathaif Ma`arif halaman 77 - 86 membahas panjang lebar seputar puasa Muharram. Ini belum lagi puasa Asyura yg memiliki dalil cukup kuat.

      Delete
    2. Kalau ada yang mengatakan haditsnya marfu' maka benar benar hadits puasa di bulan Muharram adalah marfu'. pengertian hadits marfu' adalah hadits yang di bangsakan kepada Rasulullah SAW.

      Delete
  2. Trmksih atas pencerahannya...,
    https://kamoaceh.blogspot.com/2019/08/sunnah-haram-makruh-dalam-melukukan-jima.html?m=1

    ReplyDelete
  3. Trmksih atas pencerahannya...,
    https://kamoaceh.blogspot.com/2019/08/sunnah-haram-makruh-dalam-melukukan-jima.html?m=1

    ReplyDelete