Syeikh Muda waly al Khalidy An Naqsyabandy Al Asyiy Syeikh Masyayikh Aceh. Bagian III

Abuya Muda Wali al-Khalidy

Membentuk Majlis Fatwa

Selain mengajar langsung, sebenarnya Abuya Muda Wali juga giat dalam hal menulis, beliau memiliki sekretaris khusus yang bertugas mencatat nash kitab yang beliau perintahkan. Salah satu sekretaris beliau adalah Tgk. Saifuddin Ilyas, mantan ketua DPRD Aceh Utara dan mantan Ketua PMI Aceh. Menurut cerita beliau, seringkali beliau di panggil oleh Abuya untuk menyalin beberapa nash kitab dalam beberapa masalah dalam buku catatan. Namun karena ada beberapa hal yang tak dapat di hindari, Tgk. Saifuddin Ilyas harus berangkat dari dayah Darus salam, sehingga beliau sendiri tidak tau bagaimana nasib buku catatan yang beliau tulis atas perintah Abuya tersebut.
Selain itu, dari catatan salah satu murid beliau, Abon Abdul Aziz di temukan beberapa cacatan risalah karangan Abuya Muda Wali yang berkaitan dalam beberapa masalah khusus, antara lain :

  1. Ta’diatul Amanat Fi Tahqiq al-Khilafah wa al-Imamah asy-Sya`iyah
  2. Fawaid Darus Salam Yahtaju Ilaiha al-`Ammah wa la yastaghni `anha al-`ulama al-A`lam fi Dhamni Ajwibah min al-Mufati al-Kiram min As’ilah `Ulama Samalanga min Kubar al-A`lam al-`idham. sebuah risalah jawaban Abuya Muda Wali terhadap pertanyaan para ulama Samalanga berkenaan tentang masalah politik saat itu.
  3. al-Qaul as-Sukut fi Hukm al-Jahr bi az-Zikr wa ash-Shalat fi al-Masjid
  4. Dan beberapa risalaah kecil yang tidak ada nama khusus

Pada itu, Abuya Muda Wali mendirikan satu majlis fatwa khusus yang bertugas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang dari berbagai daerah dalam seputar masalah keagamaan baik dalam masalah ibadah, muamalah maupun masalah politik yang saat itu sedang gencar di perdebatkan. Majlis tersebut Abuya namai dengan Majlis Safinatus Salamah Wannajah yang di singkat dengan SASAWAN. Majlis ini di ketuai oleh salah satu menantu Abuya sendiri yang merupakan murid dan bahkan masih kerabat beliau, yaitu Tgk. Yusuf Alami . Beliau merupakan salah satu murid terpandai saat itu. Berkenaan dengan kepandaianyan Tgk. Yusuf Alami, al-Fadhil Abu Mudi pernah menceritakan cerita yang beliau dengar dari Abon Abdul Aziz. Pada saat ujian, Abuya sendiri yang menguji murid-muridnya pada tingkatan Bustanul Muhaqqiqin, selama ujian Abuya menyerahkan kunci lemari kitab beliau kepada orang lain, sebagai pertanda bahwa dalam menguji muridnya, Abuya tidak menela'ah kitab. Pada saat giliran Tgk. Yusuf Alami ujian, Abuya mengajukan pertanyaan, namun Tgk Yusuf Alami dapat menjawabnya, demikian juga pertanyaan kedua yang tingkatan kesulitannya sudah semakin tinggi. Pada pertanyaan ke tiga, tingkat pertanyaan semakin sulit, Tgk Muhammad Yusuf Alami tidak bisa menjawabnya, beliau berpikir keras untuk menemukan jawaban dari pertanyaan Abuya tersebut namun tetap saja beliau tidak mampu menjawabnya, Akan tetapi beliau tetap berusaha sekeras mungkin untuk menemukan jawabannya, namun tetap juga beliau tidak bisa menjawab pertanyaan Abuya Muda Wali sampai akhirnya keluar darah dari pori-pori kulit beliau.

Tgk Muhammad Yusuf Alami merupakan murid Abuya yang paling menonjol dari murid-murid yang lain, melebihi Abon Tanoh Mirah, Abon Abdul Aziz, Abu Keumala dll, beliau sempat di angkat oleh Abuya sebagai wakil pimpinan Dayah Darussalam pada tahun 1953, namun Allah berkehendak lain, beliau Allah panggil ke hadhiratNya dalam usia muda. Kubur beliau terletak di samping kubur Abuya Muda Wali sendiri di Komplek Dayah Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan. Namun Tgk. Alami Yusuf ini tidak berusia panjang, dan di makamkan di komplek dayah Darussalam, sekarang tepat di samping makam Abuya Muda Wali sendiri.

Majlis SASAWAN ini banyak melakukan surat menyurat dengan para ulama dari berbagai daerah. Dari catatan Abon Abdul Aziz, kami jumpai beberapa nama ulama Samalanga yang menjadi korespondensi majlis ini antara lain, Tgk. H. Muhammad Thaib SamalangaTgk. H. Jalaluddin bin syeikh H. Hanafiah, Tgk. Shaleh Jenib dll. Kadangkala surat jawaban dari majlis SASAWAN langsung ditulis oleh Abuya Muda Wali sendiri, namun kadang kala di jawab oleh Majlis SASAWAN dengan adanya persetujuan dari Abuya Muda Wali.

Menurut cerita salah satu murid Syeikh Ahmad Thaib Samalanga, Abu Muhammad bin Utsman, Pimpinan Dayah Futuhul Mu`arif, Seuriget, Langsa, yang sempat melihat surat menyurat antara Abuya dengan guru beliau, Syeikh Ahmad Thaib, Syeikh Ahmad Thaib sangat kagum ketika melihat jawaban-jawaban dari debatan yang di berikan oleh Syeikh Ahmad Thaib kepada Abuya Muda Wali dalam masalah politik. Sehingga akhirnya beliau ruju` dan ikut dengan pemahaman Abuya, padahal Syeikh Ahmad Thaib saat itu merupakan seorang ulama besar di Samalanga.
Surat menyurat itu juga terjadi dengan beberapa ulama di luar Aceh, bahkan kadangkala Abuya juga mengirimkan surat ke ulama Makkah ketika ada jawaban ulama Makkah yang Abuya rasa perlu beliau kritisi.
Sangat di sayangkan, tulisan-tulisan Abuya dan Majlis SASAWAN tersebut sampai sekarang belum di cetak dan bahkan banyak yang sudah tidak di ketahui apakah masih ada manuskripnya atau tidak Sebagiannya hanya bisa kami jumpai dari catatan salah satu murid beliau, Abon Abdul Aziz yang saat ini sedang di tahqiq kembali oleh LBM MUDI Mesjid raya untuk bisa di cetak.

Beberapa tulisan Abuya Muda Wali yang saat ini bisa kita nikmati adalah:

  1. Al-fatawa, Sebuah kitab dalam bahasa indonesia dengan tulisan arab jawi, berisi kumpulan fatwa beliau mengenai berbagai macam permasalahan agama yang dikumpulkan oleh murid beliau Tgk. Basyah Kamal Lhoung
  2. Tanwirul Anwar, berisi masalah-masalah aqidah dalam bahasa arab melayu, syarahan atas sebuah kitab jawi karangan ulama Padang.
  3. Risalah adab zikir ism az- Zat
  4. Permata Intan, sebuah risalah singkat berbentuk soal-jawab mengenai masalah i`tiqad
  5. Intan Permata, risalah singkat berisi masalah tauhid
Dalam risalah yang terakhir (Intan Permata) beliau memberi keputusan tentang perdebatan Syeikh Ahmad Khatib dengan Syeikh Sa`ad Mungka, sebagaiana telah kami postingkan dalam postingan sebelumnya.
Bersambung...

Post a Comment

3 Comments

  1. 4. Permata Intan, sebuah risalah singkat berbentuk soal-jawab mengenai masalah i`tidaq
    maksud i'tidaq itu apa? atau salah tulis yang maksudnya i'tiqad...

    ReplyDelete
    Replies
    1. maksudnya masalah aqidah...kitab tersebut berisi masalah aqidah ahlus sunnah wal jamaah yang wajib di ketahui

      Delete
    2. dan yg maksud kami adalah i'tiqad,,mohon maaf salah tulis..sudah kami perbaiki..Terima kasih banyak atas koreksinya

      Delete