
Memulai tulisan ini, alangkah baiknya bila kita sedikit menelisik tentang maksud dari tauhid tiga ini yang meliputi tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah dan tauhid asma` wa al-shifat.
1. Tauhid ar-Rububiyyah
Yaitu tauhid yang dimiliki oleh orang Muslim dan orang musyrik. Dalam tauhid ini mengandung tauhid al-Khaliqiyyah (mengi’tiqad Allah Swt sebagai Pencipta), menyatakan Allah Swt penguasa langit dan bumi, dan hanya Allah Swt-lah yang mengurus keduanya.Sekelompok insan ini mendasarkan tauhid ar-Rububiyah ini kepada firman Allah Swt dalam surat al-Mu`minun ayat 84-85 :
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (84) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
"Katakanlah Kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah" Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" (QS. al-Mukminun : 84-85)
dan juga firman Allah Swt dalam surat al-Ankabut ayat 61 :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar) (QS. al-Ankabut: 61)
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, sekelompok insan ini berkomentar bahwa kaum kafir juga mengakui Allah Swt walaupun tauhidnya tidak sah karena mereka juga ikut menyembah berhala disamping pengakuan mereka kepada adanya Allah Swt.
2. Tauhid al-Uluhiyyah
Yaitu tauhid dalam penyembahan bahwa hanya Allah Swt semata yang disembah dan tiada menyekutukan-Nya dengan apapun.3. Tauhid al-Asma` wa as-Shifat
Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah Swt sebagaimana telah di tetapkan oleh al-Qur`an dan Rasul-Nya berdasarkan maknanya yang zhahir (walaupun membawaki kepada tajsim).Ibnu Taimiyah di dalam kitabnya, Minhaj al-Sunnah menomentari tentang tauhidnya mayoritas kaum Muslimin dan 'Ulama Mutakallimin dari golongan al-Asya`irah dan lainnya :
وأخرجوا من التوحيد ما هو منه كتوحيد الإلهية وإثبات حقائق أسماء الله وصفاته ولم يعرفوا من التوحيد إلا توحيد الربوبية وهو الإقرار بأن الله خالق كل شيء وربه وهذا التوحيد كان يقر به المشركون الذين قال الله عنهم ولئن سألتهم من خلق السموات والأرض ليقولن الله (سورة لقمان).وقال تعالى قل من رب السموات السبع ورب العرش العظيم سيقولون الله الآيات ((سورة المؤمنون) وقال عنهم ومايؤمن أكثرهم بالله إلا وهم مشركون (سورة يوسف). قال طائفة من السلف يقول لهم من خلق السماوات والأرض فيقولون الله وهم مع هذا يعبدون غيره وإنما التوحيد الذي أمر الله به العباد هو توحيد الألوهية المتضمن لتوحيد الربوبية بأن يعبد الله وحده لا يشركون به شيئا
Mereka telah mengeluarkan bagian dari tauhid seperti tauhid Ilahiyah dan menyatakan adanya hakikat nama-nama Allah dan sifat-Nya. Mereka tiada mengetahui tauhid kecuali hanya tauhid Rububiyyah saja yaitu pengakuan bahwa Allah Swt adalah Pencipta segala sesuatu. Tauhid ini juga diakui oleh kaum kafir dimana Allah Swt berfirman tentang mereka : Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab "Allah" (QS. al-Ankabut: 61. Allah Swt juga berfirman "Katakanlah: "Siapakah Yang Mempunyai langit yang tujuh dan Yang Mempunyai 'Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah Swt". (QS. al-Mukminun: 86-87)
dan juga firman Allah Swt: "Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah Swt melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah Swt (QS. Yusuf : 106). Sekelompok 'Ulama salaf berkata: "Allah Swt bertanya kepada mereka: "Siapa yang menciptakan langit dan bumi". Mereka menjawab: "Allah Swt", namun dalam keadaan demikian mereka juga masih menyembah selain Allah Swt dan tauhid yang Allah Swt perintahkan kepada hamba-Nya hanyalah tauhid Uluhiyyah yang juga mengandung tauhid Rububiyah dengan cara hanya menyembah Allah Swt dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun"
Ibnu Taimiyah juga berkata dalam kitab Risalah Ahl al-Shuffah:
توحيد الربوبية وحده لا ينفى الكفر ولا يكفى
"Tauhid Rububiyyah semata tidaklah menghilangkan kekufuran dan tidaklah memadai"
Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab (pencetus gerakan al-Wahhabiyyah) dalam kitabnya, Kasyf al-Syubhat, menyatakan :
وتحققت أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إنما قاتلهم ليكون الدعاء كله لله والنذر كله لله والذبح كله لله والاستغاثة كلها لله وجميع أنواع العبادة كلها لله وعرفت أن إقرارهم بتوحيد الربوبية لم يدخلهم في الإسلام وأن قصدهم الملائكة والأولياء يريدون شفاعتهم والتقرب إلى الله بذلك هو الذي أحل دماءهم وأموالهم عرفت حينئذٍ التوحيد الذي دعت إليه الرسل وأبى عن الإقرار به المشركون
"Setelah kamu pastikan bahwa Rasulullah Saw memerangi kaum musyrik supaya berdoa hanya kepada Allah Swt, bernazar hanya kepada Allah Swt, menyembelih hanya kepada Allah Swt, meminta tolong hanya kepada Allah Swt dan sekalian ibadah hanya kepada Allah Swt dan telah kamu ketahui bahwa pengakuan mereka dengan tauhid Rububiyyah tidaklah memasukkan mereka dalam agama Islam dan tujuan mereka kepada para Malaikat dan para Auliya` adalah untuk meminta syafa’at mereka dan pendekatan diri kepada Allah Swt dengan cara demikian merupakan hal yang menghalalkan darah dan harta mereka. Dapatlah kamu ketahui ketika itu tauhid yang diajak oleh para Rasul dan enggan diakui oleh kaum musyrik".
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, jelaslah kedua insan ini hendak mengatakan bahwa tauhid yang diajak oleh para Rasul adalah tauhid Uluhiyyah sedangkan tauhid Rububiyyah telah ada pada kaum kafir. Begitu juga dengan para ‘Ulama al-Asyar’irah yang hanya bertauhid dengan tauhid Rububiyyah saja, tidak bertauhid Uluhiyyah.
Kesalahan Pembagian Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah
Salah satu hal yang menjadikan pembagian tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah ini adalah pembagian yang tidak masuk akal adalah pemisahan makna ilah dan rabb. Padahal pada dasarnya, kedua lafadz tersebut adalah lafadz yang maknanya saling melazimi karena ilah yang haq adalah rabb yang haq. Begitu juga sebaliknya, ilah yang bathil juga merupakan rabb yang bathil.Hal ini terbukti dari beberapa ayat al-Qur`an dan hadits Rasul Saw yang sama sekali tidak membedakan pemakaian lafazh ilah dan rabb. Allah Swt berfirman yang menceritakan perjanjian manusia tentang ke-Tuhanan Allah Swt di alam ruh :
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
"Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke-Esaan Tuhan)" (QS. al-A’raf : 172)
Ayat ini menunjukkan bahwasanya pemakaian kata rabb untuk pengakuan ke-Tuhanan Allah Swt sama saja halnya dengan pemakaian kata ilah. Seandainya tidak sama, tentu saja lafazh perjanjiannya tidak akan memakai kata rabb dan akan dituntut untuk mengakui ke-Tuhanan Allah swt dengan pemakaian kata ilah.
Dalil lainnya yang menunjuki bahwa makna lafadz rabb dan ilah saling melazimi (tidak bisa terpisah) adalah pertanyaan Malaikat Munkar ‘as dan Nakir ‘as di dalam kubur dengan lafadz "من ربك" bukan dengan lafadz "من الهك" . Kalau memang makna dari lafadz Rabb dan Ilah berbeda, tentunya kedua Malaikat ‘as ini akan menanyakan "من الهك" atau akan menanyakan keduanya.
Oleh karena itu antara Uluhiyyah dan Rububiyyah tidak bisa dipisahkan maknanya sehingga pembagian tauhid ini tidak sah karena siapa saja yang telah mengakui Rububiyyah bagi satu zat, berarti ia juga telah mengakui Uluhiyyahnya zat tersebut.
Benarkan Kaum Kafir Ber-tauhid Rububiyyah?
Sekelompok insan pembagi tauhid tiga ini menyatakan bahwa kaum musyrik memiliki tauhid Rububiyyah. Ini merupakan hal yang sangat aneh karena kaum yang menyekutukan Allah Swt didakwa sebagai kaum yang ber-tauhid padahal dalil-dalil telah menunjukkan bahwa kaum kafir sama sekali tidak memiliki tauhid Rububiyyah.Salah satu dalil yang sangat jelas untuk menunjuki bahwa para kafir itu tetap mensyirikkan tauhid Rububiyyah adalah pertanyaan Malaikat Munkar 'as dan Nakir 'as dalam kuburan dengan lafadz من ربك , "Siapa Rabb-mu?", jawaban kaum kafir adalah لا ادرى , "Saya tidak tahu", sedangkan kaum mukmin akan menjawab "Allah Swt", sehingga dapatlah dipahami bahwa kekufuran kaum musyrik dalam Rububiyyah sama dengan kekufurannya terhadap Uluhiyyah.
Para Rasul sebagaimana mereka menentang kaum musyrikin yang beribadah kepada selain Allah Swt, mereka juga menentang keyakinan kaum musyrikin yang menetapkan sifat Rububiyyah kepada selain Allah Swt, seperti keyakinan kaum kafir akan terpenuhinya syafa’at (permintaan pertolongan) mereka di sisi Allah Swt dengan cara menyekutukan Allah Swt dengan tuhan-tuhan mereka ataupun seperti terpenuhinya kehendak tuhan-tuhan mereka dalam memberi manfaat dan kemudharatan bagi mereka. Ini menunjukkan bahwa sifat Rububiyyah yang ditetapkan oleh kaum kafir kepada Allah Swt adalah penetapan yang tidak sah sehingga kaum kafir tidak layak digolongkan dalam kelompok manusia yang bertauhid Rububiyyah.
Beberapa ayat al-Qur`an yang menunjuki bahwa para Rasul juga menentang penetapan sifat Rububiyyah Allah Swt oleh kaum musyrikin antara lain :
1. Dalam surat al-Anbiya, Allah Swt menghikayahkan perkataan Nabi Ibrahim ‘as :
قَالَ بَلْ رَبُّكُمْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنّ
"Nabi Ibrahim ‘as berkata : "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya" (QS. al-Anbiya: 56)
2. Dalam surat al-An’am ayat 80, Allah Swt juga menghikayahkan perkataan Nabi Ibrahim ‘as kepada kaumnya :
أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا
"Apakah kamu hendak membantah tentang Allah Swt padahal sesungguhnya Allah Swt telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah Swt kecuali di kala Tuhanku (Rabbi) menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu... " (QS. al-An’am : 80)
Kedua kandungan ayat ini ini adalah bukti nyata seruan Nabi Ibrahim ‘as kepada kaum musyrik untuk tidak menjadikan tuhan mereka sebagai sekutu bagi Allah Swt dengan keyakinan mereka bahwa tuhan mereka bisa memberi mudharat dan manfaat.
3. Dalam surat Yusuf ayat 39, Allah Swt menceritakan dakwah Nabi Yusuf ‘as ketika berada dalam penjara:
أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
"Manakah yang baik, tuhan-tuhan (Arbab, kata plural dari Rabb) yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?" (QS. Yusuf : 39)
4. Dalam surat an-Nazi’at ayat 24, Allah Swt menghikayahkan perkataan Fir’aun :
أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى
"Akulah tuhanmu yang paling tinggi" (Q.S. an-Nazi’at : 24)
Apakah masih dapat di katakan bahwa “kedua sahabat Nabi yusuf yang menyembah patung dan fir’aun itu mengakui dengan uluhiyyah Allah SWT ? sehingga bisa kita dakwakan bahwa kaum tauhid Raububiyah juga ada pada kaum kafir!
5. Dalam surat asy-Syu’ara` ayat, Allah menghikayahkan percakapan Nabi Musa dengan Fir’aun. Fir’aun berkata :
وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ
"dan apa itu tuhan kamu?" (Q.S. As-Syu’ara 23)
Maka Nabi Musa AS menjawab :
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا
"Tuhan langit dan bumi dan sesuatu antara keduanya"( Q.S. Asy-Syu’ara 24 )
Nabi Musa juga menjawab:
رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ
"tuhan kamu dan tuhan segala bapak kamu yang terdahulu"(Q.S. Asy-Syu’ara 26)
6. Nabi Harun as menyeru kepada kaumnya yang menyembah patung anak lembu :
وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَنُ
Dan sesungguhnya tuhan kamu itu Maha pengasih (bukan anak sapi ini) (Q.S. Thaha 90)
7. Allah ta"ala berfirman kepada Nabi Muhammad SAW :
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ
Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu…"(Q.S. al-An’am 64)
8. surat ali Imran 80 :
وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا
dan Dia tidak menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan-tuhan.(Q.S. Al Imran 80)
9. dll
Seluruh ayat diatas juga menunjukan bahwa para Rasul juga menyeru kepada kaumnya untuk tidak menyekutukan Allah pada rububiyyah dan untuk tidak menetapkan sesuatu dari kekhususan rububiyyah kepada selain Allah. Hal ini menunjukan bahwa kaum musyrikin juga menyekutukan Allah dengan sesembahan mereka pada sifat-sifat keistimewaan Allah. Mereka memiliki beberapa Rabb (tuhan), maka bagaimana bisa di katakan bahwa kaum musyrik memiliki tauhid rububiyah, meyakini bahwa hanya ada satu rabbi.
Dan adapun ayat-ayat yang mereka jadikan sebagai hujjah untuk melegitimasikan pernyataan mereka bahwa orang musyrik mengakui tauhid rububiyyah maka ayat-ayat tersebut sama sekali tidak bisa menjadi hujjah untuk dakwaan mereka karena :
- Karena ayat-ayat tersebut khusus diturunkan kepada musyrikin arab pada masa Rasulullah SAW. Sedangkan dakwaan mereka umum untuk semua kaum musyrik.
- Berdasarkan kenyataan dilapangan dan dalam sejarah bahwa beberapa kelompok manusia mengingkari adanya Allah SWT seperti kelompok Atheis, golongan yang lain mengingkari ke-esaan Allah SWT seperti kaum tsanawiyyah yang mengatakan tuhan ada 2, tuhan kebaikan dan tuhan keburukan, dan ada juga kaum shabiah (para penyembah bintang) mereka menetapkan tadbir (pengaturan alam) kepada bintang-bintang sehingga bintang tersebut berhak untuk di sembah serta mengadukan berbagai keperluan padanya, mereka meyakini bahwa bintang mengatur segala kejadian dibumi seperti kebahagiaan seseorang, sengsara, sehat, sakit, dll.
Maka apakah bisa kita membenarkan bahwa mereka semua termasuk orang –orang yang bertauhid rububiyyah?
Begitu juga di dalam Al-quran telah tertera bahwa Namrud dan Fir’aun mendakwakan adanya sifat rububiyyah pada diri mereka, Namrud mengatakan:
أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ
"saya yang menghidupkan dan yang mematikan" (Q.S. al-Baqarah 258)
وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ
"dan apa tuhan sekalian alam" (Q.S. Syu’ara` 23)
sedangkan Fir'aun mengatakan :
يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي
"Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan (rabb) bagimu selain aku" (Q.S. al-Qashash 38)
dan ia juga berkata:
أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى
aku tuhan (rabb) kamu yang lebih tinggi (Q.S. an-naza’at 24)
Mereka semua sama sekali tidak mengenal rububiyyah apalagi mengakui dengan tauhid rububiyyah kepada Allah, bahkan sebaliknya mereka mendakwakan diri mereka sebagai Rabb yang memberi manfaat dan mudharat.
Allah SWT berkata tentang keadaan kaum musyrikin Arab:
وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَنِ قُلْ هُوَ رَبِّي
mereka kufur dengan Allah, katakanlah Allah itu Rabbi (Q.S.Ar-Ra’du 30)
Maka dimana tauhid rububiyyah mereka?
Dari ayat-ayat yang telah kami uraikan diatas menunjukkan bahwa orang-orang musyrik menjadikan sembahan mereka sebagai sekutu bagi Allah, mereka menetapkan bahwa tuhan-tuhan mereka bisa memberi pertolongan (syafa’at) mereka menetapkan bahwa tuhan-tuhan mereka bisa berkehendak apapun terhadap manusia yang hidup dibumi ini, maka iktiqad mereka yang seperti ini adalah syirik pada Rububiyyah.
Selain itu, ketika jiwa manusia hanya akan tunduk dengan menyembah kepada zat yang telah ia akui sebagai pencipta dan pengatur alam, maka penyembahan kaum musyrik kepada selain Allah menunjuki bahwa keyakinan ke esaan pencipta dan pengatur alam dalam hati mereka bukan hanya kepada Allah semata, dengan kata lain tauhid Rububiyah sama sekali tidak ada dalam jiwa mereka. Karena manusia yang mengakui adanya sebagian sifat Rububiyah pada satu zat kemudian menyekutukannya maka manusia tersebut tidaklah dapat di katakan memiliki tauhid Rububiyah.
Kesimpulannya, dakwaan Ibnu Taimiyah dan pengikutnya bahwa sekalian kaum musyrik dari sekalian umat juga mengakui tauhid Rububiyah kepada Allah dan sesungguhnya mereka itu kafir hanya karena tidak memiliki tauhid uluhiyyah (menyembah selain Allah) dan bahwa para Rasul-rasul tidak mengajak umatnya kepada tauhid Raububiyah karena tauhid tersebut telah ada pada diri mereka tetapi yang di ajak oleh Rasul hanyalah untuk mengakui tauhid uluhiyah, merupakan dakwaan yang sesat serta menyalahi al-quran sendiri sebagaimana telah kita uraikan ayat-ayat al-quran yang menunjukkan bahwa kaum musyrik menyekutukan Allah dengan sesembahan mereka sebagian sifat-sifat kekhususan Allah SWT.
Pada hakikatnya pembagian tauhid kepada rububiyah dan uluhiyah adalah bertujuan untuk menggolongkan kaum muslimin yang melakukan ziarah, bertawasol ke kuburan para anbiya dan syuhada sebagai orang-orang musyrik yang hanya memiliki tauhid rububiyah dan tidak memilikii tauhid uluhiyah seperti layaknya kaum musyrik yang menurut mereka juga mengimani Allah tetapi menyembah selain Allah.
Baca juga Memahami Makna Ibadat
Bersambung ...(Tauhid Asma' wa Shifat)
51 Comments
Apakah u sudah tidak menuhankan kepintaran u?
Apakah u sudah tidak menuhankan harta u?
Apakah u sudah tidak menuhankan guru u?
Apakah u sudah tidak menuhankan pekerjaan u?
apakah hati u hanya ada Allah ? Apakah yg u lakukakan hy untuk allah?
Tanya diri u sendiri.
Apa u orang islam yg paling benar di atas bumi ini?
Apakah teori2/syariat yg u bicarakan sama dgn hakikat dihati n perbuatan u?
Berlomba dlm kebaikan lbh menuruti perintah allah, dr pada sibuk menyesatkan org lain. Dengarin ''suluk gusdur'' kafire dewe ra di gateke ?? Tanya diri u?
Apa
نقول في توحيد الله معتقدين بتوفيق الله إن الله واحد لا شريك له ، و لا شيء مثله ، و لا شيء يعجزه ، و لا إله غيره
Artinya: Kami mengatakan di dalam pengesaan kepada Allah dengan meyakini : bahwa Allah satu tidak ada sekutu bagiNya, tidak ada yang serupa denganNya, tidak ada yang melemahkanNya, dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selainNya.
Perkataan beliau ” tidak ada yang serupa denganNya ” : ini termasuk tauhid Asma’ dan Sifat .
Perkataan beliau ” tidak ada yang melemahkanNya ” : ini termasuk tauhid Rububiyyah.
Perkataan beliau ” dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selainNya.” : ini termasuk tauhid Uluhiyyah.
"Keesaan" dalam istilah kaum (Asyaa'iroh) adalah ungkapan dari tiga perkara yang dinafikan :
"(1) Dinafikannya berbilang dari Dzat Allah, artinya Dzat Allah tidak menerima pembagian….
(2) Dinafikannya sesuatu yang serupa dengan Allah, maksudnya tidak ada perbilangan dalam dzat atau salah satu sifat dari sifat-sifatNya…
(3) Dinafikannya penyamaan Allah dengan makhluk-makhluk yang baru…"
(Hidaayatul Muriid Li Jauharot At-Tauhiid, Ibraahim Al-Laqqooni. 1/336-338)
2. Al-Baajuuri berkata :
"Kesimpulannya bawhasanya wahdaniah/keesaan/ketauhidan Allah yang mencakup (1) Keesaan pada Dzat, (2) Keesaan pada sifat-sifat Allah, dan (3) Keesaan pada perbuatan-perbuatanNya…"
(Hasyiat Al-Imam Al-Baijuuri 'alaa Jauharot At-Tauhiid
Perhatikan Ibnu Abbas berkata bahwa termasuk keimanan orang2 Musyrik saat itu adalah ketika mereka ditanyakan siapakah yg menciptakan langit, siapakah yg menciptakan bumi dan siapakah yg menciktakan gunung , mereka akan menjawab Allah , namun setelahnya Ibnu Abbas berkata namun mereka berbuata kesyirikan
ولا ريب أن توحيد الربوبية لم ينكره المشركون ، بل أقروا بأنه سبحانه وحده خالقهم وخالق السماوات والأرض ، والقائم بمصالح العالم كله ، وإنما أنكروا توحيد الإلهية والمحبة كما قد حكى الله تعالى عنهم في قوله } ومن الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله والذين آمنوا أشد حبا لله { " البقرة :165". فلما سووا غيره به في هذا التوحيد كانوا مشركين كما قال الله تعالى } الحمد لله الذي خلق السماوات والأرض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربهم يعدلون{ "الأنعام :1
وقد علّم الله سبحانه وتعالى عباده كيفية مباينة الشرك في توحيد الإلهية وأنه تعالى حقيق بإفراده وليّاً وحَكَماً وربّاً . فقال تعالى } قل أغير الله أتخذ ولياً{ "الأنعام : 14 " وقال } أفغير الله أبتغي حَكًماً {"الأنعام : 114 " وقال :} قل آغير الله أبغي رباً{" الإنعام : 164" .
TIDAK ADA KERAGUAN BAHWA TAUHID RUBUBIYAH TIDAK DINGKARI ORANG MUSYRIKUN BAHKAN MEREKA MENGAKUI BAHWA ALLAH SAJA YANG MENCIPTA MEREKA MENCIPTA LANGIT ,BUMI DAN MENGATUR KEMASLAHATAN ALAM SEMUAM HANYALAH MEREKA MENGINGKARI TAUHID ILAHIYAH DAN MAHABBAHM SEBAGAIMANA YANG ALLAH KISAHKAN TENTANG MEREKA…
Adapun penjelasan saudara atas Nash Imam Thahawi tersebut,,,coba di renungkan dengan seksama bagaimana kerancuan penjelasan saudara!!!..
Penjelasan saudara :
Perkataan beliau ” tidak ada yang serupa denganNya ” : ini termasuk tauhid Asma’ dan Sifat ." ini versi siapa?
Perkataan beliau ” tidak ada yang melemahkanNya ” : ini termasuk tauhid Rububiyyah." ini juga versi siapa? dan apa makna dario Rabb?
Perkataan beliau ” dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selainNya.” : ini termasuk tauhid Uluhiyyah." Bagaimana hubungan rububiyah dan uluhiyah berdasarkan penafsiran saudara ini???
Mohon di jawab...kami tunggu...
NU di jawa
QS. Az-Zukhruf 87. Bagaimana menurut admin? kenapa ayat ini tidak dibawakan? seharusnya Ibm membahas secara konfrehensif dengan metode ilmiyah dengan sebelumnya mempelajari lebih dulu kitab-kitab tauhid yang jadi referensi kaum wahabi. Bukan hanya hasil pendengaran sepintas, karena di awal tulisan nampak jelas bahwa pemahaman ttg 3 tauhid ini tidak didalami oleh Ibm.
sebagian kaum kafir mengakui bahwa Allah adalah pencipta alam? lantas hanya dengan demikian apakah sudah dapat di katakan mereka bertauhid Rububiyah? selanjutnya mereka meyakini bahwa patung2 mereka memiliki kemampuan untuk memenuhi hajat mereka secara tersendiri? apa ini bisa di katakan bertaudi? ini adalah ain syirik..
Tauhid berasal dari kata wahhada artinya harus meyakini hanya satu..
Tauhid Rububiyah artinya meyakini hanya ada satu zat yang memiliki sifat Rububiyah, seperti mencipta alam, mengatur alam dan memenuhi hajat manusia secara tersendiri...apakah kaum kafir memiliki keyakinan demikian, sehingga bisa di katakan bahwa mereka beratauhid rububiyah???
selain itu, kaum kafir itu ada berbagai macam, ada yang tidak bertuhan sama sekali (atheis) dan ada yang meyakini ada dua tuhan ..Apakah mereka ini memiliki tauhid Rububiyah juga???
para pakar tafsir?
Adapun di Saudi Arabiya, penguasa di sana berpaham wahaby yang merupakan aliran sesat. Demikian juga tokoh2 ulama di sana banyak yang merupakan tokoh2 wahabi, beberapa nama-nama tokoh yang berasal dari Saudi seperti Bin Bazz, Usaimin, Salih Fauzan merupakan tokoh2 wahabi..
Namun di sana masih ada juga para ulama Ahlus sunnah wal Jamaah seperti al-Marhum Sayyid Muhammad Alwi al-Maliky dan anak beliau Sayyid Ahmad, al-Marhum Syeikh Yasin al-Fadani, Sayyid Abdul Qadir Jeddah, Habib Zain, DR. Abdullah Umar Kamil dan masih banyak lagi..
Menurut keterangan anggota LBM yang pernah menetap di Makkah al-Mukarramah di Makkah sampai saat ini masih banyak para ulama Ahlus sunnah wal Jamaah, namun kebanyakannya dakwah mereka tertekan oleh ulama wahabi yang di dukung oleh penguasa sehingga pengajian dan dakwah mereka harus di lakukan secara sembungi2..namun walaupun demikian mereka tetap tinggal di sana untuk mempertahankan ruh Ahlus sunnah di tanah haram..
Yang membenci wahabi bukan hanya MUDI tetapi semua ulama Ahlus sunnah di dunia membenci wahabi, semua pesantren NU di Jawa juga membenci wahabi, Ribath-ribath di Yaman, dan Universitas al-Azhar di Mesir sendiri juga membenci Wahabi bahkan Grand Syeikh al-Azhar sekarang Syeikh Ahmad Thayyib menyebutkan bahwa Wahabi adalah Kaum Khawarij zaman ini..
Lalu mengapa MUDI, seluruh Dayah di Aceh, Pesantren NU, Ribath2 di Yaman dan juga al-azhar dll membenci Wahabi?
ini karena kaum wahabi lah yang terlebih dahulu memvonis amalan kaum muslimin seperti ziarah kubur, tawasol, talqin, tabaruk, perayaan maulid dll sebagai amalan bid'ah dan bahkan juga syirik..Mereka juga mengatakan bahwa ulama Asya'irah adalah ulama sesat..!!apakah kita tidak akan membenci satu golongan yang menganggap kaum muslimin yang berziarah yang merupakan mayoritas umat Islam di dunia semenjak dahulu sebagai kaum pelaku amalan syirik??Apakah kita tidak akan membenci orang2 yang menuduh para ulama Asya'irah yang merupakan mayoritas paham yang di anut oleh ulama dari ke 4 mazhab sebagai golongan sesat??
yang ingin saya tanyakan apakah jama`ah tablig percaya para ulama?
karna yang saya tau, meraka hanya berpegang pd ayat dan hadis dan menggolongkan dirinya sebagai penafsir ayat dan hadis. kalau benar demikian apakah mereka tau bagaimana undang2 menafsirkan ayat dan hadis. karna setau saya syarat menjadi mujtahij dan mufti sangatlah sulit, karna harus belajar dulu bebrapa ilmu seperti nahu, saraf,bayan Dll. sedangkan kitab tersebut sekarang semua karangan ulam. kalau mereka tidak percaya sama ulama bagai mana mereka belajar ilmu yang saya sebut tadi. wassalam
WAHABI DARI BUY GEPEH2 JEUT KE UREUNG...
وإنما أنكروا توحيد الإلهية والمحبة
Kenapa tdk ditambah 1 lagi : tauhid mahabbah.
وأنه تعالى حقيق بإفراده وليّاً وحَكَماً وربّاً
Atau dibuat 3 tauhid : tauhid wali, tauhid hukumiyyah dan tauhid rububiyyah.
Sesungguhnya, kalau seluruh penegasan Allah dalam nas "harus" dikristalisasi dalam bentuk konsep tauhid, maka akan ada ratusan atau ribuan konsep tauhid. Apakah yang demikian akan membuat jadi lebih "mubayyinah" ataukah "membingungkan" dan tidak perlu.
Saya memahami apa yang disampaikan dalam tulisan di atas yang amat bagus, bermafaat dan gamblang, bahwa : keseluruhan penjabaraan mengenai tuhan hanyalah menjelaskan 1 hal : tauhid.
Bahwa Allah esa, satu-satunya Tuhan, yang disembah, yang menciptakan, yang memiliki nama-2 yang terpuji, yang paling dicintai, yang jadi tempat bergantung, dan seterusnya dan seterusnya....
Kesemuanya adalah 1 konsep tunggal : Tauhid.
Barangkali demikian tuan lbm?
Wallahu a'lam
Madzhab boleh berbeda, dan itu keniscayaan : madzhab pasti berbeda, tapi hendaknya menjadi bagian dari satu umat yang bersaudara, saling melindungi dan menjaga, yaitu umat islam.
Pesan Allah SWT dan Nabi kita SAW : wa la tafarraquu, jangan tafarruq (tafarraquu dinahum)
Maksud tafarruq di sini bukan madzhab, tapi memisahkan diri dari umat islam, membentuk kelompok eksklusif sambil berkeyakinan bahwa kelompok eksklusif tersebut adalah agama islam, sehingga kelompok yang lain (bahkan kelompok induk / umat besar) yang tidak sepaham dengan mereka dicap salah / keliru / sesat, dst...
Jadi sekali lagi, mari kita berdiskusi sebagai saudara. Saling mengingatkan yang hak dan dengan sabar, sebagai saudara, sebagai satu umat.
Di Nusantara ini, mayoritas bermadzhab ahlussunnah wal jama'ah, karena disebarkan oleh para auliya yang bermadzhab demikian, dan sesuai dengan masyarakat dan tempatnya.
Mohon ustad Mudi koreksi bila saya keliru, wallahu a'lam
Ilmu itu banyak sdgkn umur kita pendek,,, smg Allah memberi faham sesama kita
1. Sebarkan tauhid trinity dan benarkan kalimah Allah utk bukan Islam.
2. Hapuskan pembahagian ilmu diantara orang awam dan ulama
a. Sebarkan slogan Islam adalah mudah dan ringkas untuk semua
b. Ayat2 mutasyabihat boleh difahami awam
c. Menanamkan was-was terhadap institusi ijmak dan qiyas
d. Qaul ulama awal terutama imam mujtahid boleh dimansuhkan dengan hadis
3. Merasionalkan perkara-perkara ta’abbudi
a. Kita doa hadap langit, maka Allah ada diatas langit. Hakikatnya, doa menghadap langit adalah ta’abbudi.
4. Mengelaskan Asyairah & Maturidiyyah sebagai jahmiyyah dan muktazilah kerana mengamalkan takwil.
5. Kesimpulan: WAHABI PUN AMAL TAQIYYAH