6 Pembagian Laa Nafi (لا) Serta Faidahnya


Tahukah kalian ada berapa macam huruf laa (
لا) nafi dalam bahasa arab? Untuk mengetahui hal itu, simak baik baik artikel ini sampai selesai. LAA” bermakna tidak atau lebih dikenal dengan sebutan “لا” nafi sangat banyak terdapat dalam teks Arab baik Al-Qur’an, hadits, syair dan segala macam teks lainnya. Penyebutan “Laa” memiliki fungsi yang berbeda-beda dan menghasilkan makna yang berbeda juga tergantung masing-masing jenisnya. Para pakar ilmu Nahwu menyebutkan bahwa “Laa” nafi terbagi menjadi enam macam:

1. Laa Nafi Jenis

Nama lain dari Laa ini adalah: Laa Tabarruah dan Laa Mahmulah `Alaa Inna. Laa nafi jenis beramal seperti amal inna yaitu mengnashab isim dan mengrafa’ khabar. Dengan syarat isimnya (mubtada) berupa isim nakirah dan dia langsung bersambung dengan huruf laa nafiyah tanpa ada pemisah, kemudian dia menafikan khabar dari jenis isimnya. Laa nafi jenis menafikan semua jenis yang terkandung dalam isimnya sehingga tidak ada satu personal (afrad) pun yang tersisa.

2. Laa yang serupa dengan laisa (ليس)

Nama lain dari Laa ini adalah Laa Hijaziyyah, Laa Hijaziyyah beramal seperti amal laisa yaitu mengrafa’ isim dan mengnasab khabar. Akan tetapi dengan syarat mubtada’ dan khabarnya berupa isim nakirah, serta mubtada’ dan khabarnya tidak dipisah oleh (إلا). Laa Hijaziyyah mengnafikan jenis yang terkandung dalam isimnya secara umum sehingga tidak menutup kemungkinan ada afrad yang tidak ternafikan.

3. Laa huruf Athaf

Diantara sekian banyak jumlah huruf athaf salah satunya adalah huruf laa, Ia berfungsi menafikan hukum dari ma’thuf (yang disambung), contohnya: اعْطِ زَيْدَا لَا أخَاه (berikan kepada si zaid bukan kepada saudaranya). Laa huruf athaf merupakan perantara antara Athaf dan ma’thuf alaih. Laa huruf athaf menjadikan I’rab kalimat sesudahnya seperti I’rab kalimat sebelumnya. Laa huruf athaf berfungsi menafikan hukum pada kalimat sesudahnya.

4. Laa Yang Berfungsi Sebagai Jawaban (Lawan Dari Na'am)

Huruf Laa yang satu ini difungsikan sebagai jawaban, kebiasaannya kalimat jumlah didepannya sering dibuang misalnya seseorang bertanya جَاءَ زَيْدٌ؟ dan anda menjawab لَا (tidak). Disini ada kalimat jumlah yang tidak disebutkan dasarnya (لا لم يجيء) "tidak, dia belum datang.

5. Laa Mu'taradhah

Yang dimaksud disini ada dua jenis laa. Yang pertama adalah laa yang berada di antara huruf jar dan majrurnya, ada juga orang yang menyebutnya laa ziadah,  misal: جِئتُ بِلاَ زادِ  dan غضبت من لاشيء. Yang kedua, laa yang mu`taradhah (berada) di antara wau huruf athaf dan ma’thufnya, ada juga yang menyebutnya laa ziadah, missal: ما جا ء زيد ولا اخوه.

6. Laa Selain Yang lima Di Atas

Laa yang masuk pada fi’il madhi, misal: فَلَا صَدَقَ وَلَا صَلّٰی.

Pada fi'il mudhari', contohnya: لَا يَقُومُ زَيْدٌ

 

Referensi:

Kawakibu al-Duriyyah, juz.1, hal. 114 (fashal Laa nafi jinsi)

Post a Comment

0 Comments