Kitab Mudawwan Dalam Mazhab Asy-Syafi'i

kitab kuning
Seluruh kitab yang diriwayatkan oleh ulama Asy-Syafi'iyah terbagi kepada dua pembahagian :


  1. Kitab yang disebut oleh ahli sejarah dan ahli riwayat sebagai kitab yang dinisbahkan (disandarkan) kepada Asy-Syafi'i. mereka berkata “kitab Al-Um milikk Asy-Syafi'I, kitab ar-Risalah milik Asy-Syafi'I, kitab ikhtilaf Al-‘Iraqiyin milik Asy-Syafi'I” dan seterusnya dan seterusnya. Hal ini sama juga seperti kitab yang disandarkan kepada Imam Malik seperti perkataan Al-Hafih Abu Sa'id Al-‘Ila’I “sangat banyak jama’ah yang meriwayatkan kitab Al-Muwattha’ dari Imam Malik.
  2. Kitab yang disebut oleh ahli sejarah sebagai kitab yang disandarkan kepada ashab Asy-Syafi'i dan talshis ( ringkasan) mereka terhadap perkataan-perkataan Imam Asy-Syafi'i sekalipun pendapat tersebut disandarkan kepada Imam Asy-Syafi'I, maka tidak sama seperti kitab pada pembagian yang pertama dibelakang, akan tetapi pambagian yang pertama disandarkan kepada Imam Asy-Syafi'i dari segi makna dan lafadh sedangkan yang kedua ini disandarkan kepada Imam Asy-Syafi'i dari segi makna saja.


Banyak perawi mengatakan tentang cara Imam Asy-Syafi'i mengarang kitab, mereka berkata bahwa kadang-kadang Imam menulis kitabnya sebagian dan mendektenya sebagian. Dan yang menjadi bahan pertimbangan bahwa sangat banyak dalam kitab Al-Umm ditemui redaksi “amla’ ‘alaina Asy-Syafi'i” (Imam Asy-Syafi'i telah mendekte kepada kami). Contohnya dalam pembahasan masalah ash-shulhu (perdamaian) “ ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata;” amla’ ‘alaina Asy-Syafi'I” (Imam Asy-Syafi'i mendekte kami) dan pada permasalahan Hiwalah ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata : “akhbarana Asy-Syafi'i ‘imla’an” (Imam Asy-Syafi'I mengatakan kepada kami dengan cara mendekte). Dan lain-lain.

Ulama mengatakan bahwa kitab-kitabyang dikarang oleh Imam Asy-Syafi'I dalam masalah fiqh ada empat :
  1. Al-Umm
  2. Al-Imla’
  3. Mukhtashar Al-Buawaithi
  4. Mukhtashar Al-Mazani


Dari sini kita ketahui bahwasanya kitab yang ditulis oleh Imam Al-Muzani dan Al-Buwaithi semuanya disandarkan kepada Imam Asy-Syafi'i sekalipun yang diriwatkan dari Asy-Syafi'i adalah maknanya bukan redaksi yang diucapkan oleh Asy-Syafi'i.
Kemudian empat kitab ini diringkas oleh seorang ulama yang bernama Imam Haramain dengan kitabnya yang bernama Nihayatul Mathlab fi Ri’ayatil Mazhab yang berjumlah 45 jilid besar. Hal ini sesuai dengan keterangan ulama muta’akhirin. Akan tetapi menurut Al-Babili dan Ibnu Hajar Al-Haitami kitab An-Nihayah adalah syarah dari kitab Mukhtashar Al-Muzani dan Mukhtashar Al-Muzani adalah ringkasan dari kitab Al-Umm.
Kemudian datanglah Al-Ghazali yang meringkas kitab an-Nihayah dengan kitabnya yang bernama al-Bashith kemudian beliau meringkas al-Bashith dengan kitab yang diberi nama Al-Washith selanjutnya beliau meringkas Al-Washith dengan kitabnya yang bernama Al-Wajiz dan terakhir beliau meringkas Al-Wajiz menjadi kitab yang bernama Al-Khulashah.
Kemudian datang ulama lain yang bernama ar-Rafi’i dengan meringkas kitab Al-Wajiz dengan kitabnya yang bernama Al-Muharrar. Namun diterangkan dalam kitab Tuhfatul Muhtaj bahwa kitab Al-Muharrar disebut sebagai mukhtashar (ringkasan) karena sedikit lafadhnya bukan karena memang benar-benar kesimpulan dari kitab Al-Wajiz.
Kemudian kitab Al-Muharrar diringkas oleh Imam an-Nawawi dengan kitabnya yang bernama Minhaj at-Thalibin. Selanjutnya oleh Zakaria Al-Anshari meringkas kitaba Minhaj dengan kitabnya yang bernama Al-Manhaj. Kemudian Al-Jauhari meringkas kitab Al-Manhaj dalam kitabnya yang bernama an-Nahj.

Imam ar-Rafi’i juga mensyaraah kitab Imam Al-Ghazali Al-Wajiz dengan 2 buah syarah:
  1. Syarh ash-Shaghir yang tidak diberikan nama
  2. Syarh Al-Kabir dengan nama Al-Aziz.
Kemudian Imam an-Nawasi meringkas kitab Imam ar-Rafi’i Al-Aziz dengan kitabnya yang bernama ar-Raudhah dan Al-Muqri meringkas kitab ar-Raudhah dalam kitabnya yang bernama ar-Raudh dan kitab ar-Raudh disyarah oleh Imam Zakaria Al-Anshari dengan kitabnya yang bernama Al-Atsna 
Kemudian Ibnu Hajar Al-Haitami mengikhtishar kitab ar-Raudh dengan kitabnya yang bernama an-Na’im yang merupakan kitab yang sangat bagus dalam pembahasannya namun sayang kitab ini hilang ketika Imam an-Nawawi masih hidup.
Dan kitab ar-Raudhah juga diikhtishar oleh Ahmad bin Umar Al-Mazjidi az-Zabidi dengan kitabnya yang bernama Al-‘Ubab yang kemudian kitab Al-‘Ubab ini disyarah oleh Ibnu Hajar Al-Haitami dengan kitabnya yang bernama Al-I’ab akan tetapi tidak ini belum sempat rampung.
Kemudian kitab ar-Raudhah juga diringkas oleh Imam as-Suyuthi dengan kitabnya yang bernama Al-Ghaniyah dan beliau juga menadhamnya (menggubah dalam bentuk sya’ir) dengan diberi nama Al-Khulashah namun sayang Al-Khulashan ini tidak sempat selesai.
Begitu juga Al-Quzwini, beliau meringkas kitab Al-Aziz syarah Al-Wajiz dengan kitabnya yang bernama Al-Hawi ash-Shaghir yang kemudian dinadham oleh Al-Wardi dalam kitab Buhjahnya dan kemudian nadham tersebut disyarah oleh Syaikh Al-Islam Zakaria Al-Anshari dengan dua buah syarah. Kemudian datang Ibnu Al-Muqri dengan meringkas kitab Al-Hawi ash-Shaghir dengan kitabnya yang berjudul Al-Irsyad yang kemudian disyarah oleh Ibnu Hajar Al-Haitami dengan dua buah syarah.

sumber
Al-Hafnawiy, Prof. DR. Muhammad Ibrahim,. "al-Fathul Mubin Fi Ta’rif Mushthalahat al-Fuqaha wal Ushuliyyin"

Post a Comment

0 Comments