Imam Asyafi’i adalah seorang mujtahid yang memiliki kepribadian yang sangat luhur, diantaranya, beliau adalah seorang yang alim dan zuhud yang sederhana dalam bersikap dan berbicara. Ketaqwaannya kepada Allah SWT senantiasa mewarnai kehidupannya. Dalam pandangan Beliau bahwa tidak ada orang yang hina di dunia ini melainkan mereka yang mau menjual harga dirinya demi mendapatkan kedudukan di dunia ini.
Beliau berkata “cukuplah mareka dengan secuil roti kasar, karena setelah mati nanti mareka hanya membutuhkan sebidang ruang sempit tanpa tikar’’ ringkasnya, As-Syafii sangat menganjurkan agar dalam hidup ini harus bersifat qana’ah (merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah dan tidak rakus).
Sehingga di kisahkan, bahwa Imam Al-Muzani sahabat Imam Asyafi’i berkata ; ‘’saya menjenguk Imam Asyafi’i saat sakit menjelang wafatnya, kemudian saya bertanya kepadanya; ’’ wahai Abu Abdillah bagaimana keadaanmu? “, beliau mengangakat kepalanya lantas berkata ; ‘’ Aku akan berpisah dengan sahabat-sahabatku , pergi dari dunia ini dan bertemu dengan kejelekan amalku, kemudian aku akan menghadap Allah, aku tidak tau apakah ruhku akan pergi ke syurga sehingga aku mengucapkan selamat kepadanya, ataukah ke Neraka sehinga aku menolaknya ‘’, selajutnya beliau menangis. Dalam riwayat yang lain di ceritakan, bahwa salah seorang murid Beliau yang bernama Muzani datang menjenguk disaat menjelang akhir hayatnya di dunia ini dan pemulaan bangkitnya di akhirat. Saat itu Imam Asyafi’I hanya bisa berbaring di pembaringannya , imam Muzani bertanya padanya , ‘’ bagaimana keadaanmu?’’ Beliau menjawab, ‘’Aku merasa sebentar lagi meninggalkan dunia ini dan berpisah dengan sahabat-sahabatku, segelas anggur kematian telah aku teguk dan hanya pada Allah aku kembali. Sungguh demi Allah Aku tidak tau kemana ruhku akan berjalan. Ke Surgakah atau ke Neraka ? jika kesurga maka aku akan selamat jika ke Neraka maka aku akan celaka .’’ setelah berkata demikian beliau menangis sambil melantunkan bait-bait berikut:
Kalau hatiku mengeras dan jalanku mulai menyempit, Aku hanya bisa berharap rintihan ampunan-Mu.
Dosa-dosaku amat besar, namun jika Aku bandingkan dengen ampunan-Mu ya Rabb, ampunan-Mu jauh lebih besar.
Enggkau senantiasa melimpahkan ampunan atas segala dausa dan Engkau tiada pernah bosan dalam memberi ampunan.
0 Komentar