Nah, disini kami ingin memberikan sedikit jawaban yang mudah-mudahan bisa menjadi oase di tengah padang pasir bagi para pembaca sekalian.
Terkait dengan surat al-ra’du :11, yang berbunyi:
إنَّ الله لا يُغيِّر ما بقومٍ حتى يغيروا ما بأنفسهم
Artinya: “sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. (Q.S. al-ra’du :11)
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa maksud dari keadaan disini adalah nikmat. Artinya, allah tidak akan mencabut nikmat dari suatu kaum sehingga mereka mencabutnya sendiri dengan bermaksiat kepada allah SWT. Sebagaimana termaktub dalam kitab tafsir al-wajiz;
إنَّ الله لا يُغيِّر ما بقومٍ حتى يغيروا ما بأنفسهم }لا يسلب قوماً نعمةً حتى يعملوا بمعاصيه
Artinya: {sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri}, (maksudnya) Allah tidak akan mencabut nikmat dari suatu kaum, sehingga mereka berbuat maksiat kepada allah.
Lebih lanjut, syeikh ibrahim al-laqqany di dalam kitab beliau, matan al-jauharah menegaskan bahwa “menurut pendapat Ahlu sunnah waljama’ah, manusia sebagai hamba Allah, diwajibkan untuk berusaha. Akan tetapi usaha seorang hamba tidak akan memberi efek apapun tanpa qudrah dan iradah allah SWT”.
Secara logika, seandainya kita meyakini bahwa usaha manusia itu menjadi sebab adanya hasil, maka sungguh tidak ada orang yang gagal di dunia ini. Namun pada kenyataannya, terlalu banyak orang yang berusaha dengan maksimal, akan tetapi mereka tidak memperoleh hasil yang maksimal atau bahkan ada pula yang tidak memperoleh hasil sama sekali.
4 Komentar
Artikelnya sangat bagus dan bermanfaat. Terimakasih telah membuka pemahaman saya
BalasHapusAlhamdulillah, sama-sama.
HapusAkhirnya terjawab juga pertanyaan yang selama ini menggantung. Terimakasih pak Ustad atas pemahamannya
BalasHapusterima kasih penjelasannya pak ustadz
BalasHapus