قال النبي صلى الله عليه وسلم : الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر. أخرجه مسلم عن أبو هريرة
“ Dunia adalah penjara bagi orang mukmin, dan surga bagi orang kafir”
Jika kita memahami secara tekstual hadist di atas, terdapat kontradiksi dengan realita kejadian yang kita lihat sekarang, karna begitu banyak orang islam yang tajir dan serba kecukupun dengan pasilitas yang serba kemewahan sedangkan orang kafir malah sebaliknya, berkehidupan dengan serba kekurangan dan kesengsaraan.
Nah, dari sini muncullah pertanyaan, bagaimana sih maksud hadist “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir?"
Pertanyaan ini sudah pernah ditanyakan oleh seorang yahudi kepada Imam Al-hafidz Ibnu hajar al-Asqalani.
baca juga : Mengenal Pokok Ilmu Falsafah
Pada suatu hari Imam Al-hafidz Ibnu hajar al-Asqalani pergi ke pasar bersama rombongan yang sangat banyak dalam kondisi pakaian yang serba rapi dan mewah. Setiba di pasar datanglah seorang Yahudi yang menjual minyak kepada beliau dalam kondisi pakaian yang berlumuran dengan minyak juga begitu usang dan jelek. Lalu orang Yahudi tersebut bertanya kepada imam Imam al-Hafidz Ibnu hajar al-Asqalani: wahai Syaikh, engkau pernah berkata bahwa Nabimu pernah bersabda : “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin, dan surga bagi orang kafir”, lantas bagaimana bisa dikatakan dunia ini penjara bagi mukmin, sedangakan engkau hidup dalam serba berkecukupan dan kemewahan, dan bagaimana bisa di katakan dunia ini surga bagi orang kafir, sedangkan aku hidup dalam keadaan serba kekurangan dan kesengsaraan?. Imam al-Hafidz Ibnu hajar al-Asqalani menjawab : ketahuilah wahai orang yahudi, bila aku bandingkan kehidupan dunia yang aku peroleh di dunia sekarang dengan nikmat yang diberikan oleh Allah dalam surga kelak, maka dunia ini seakan penjara bagi ku, dan bila kamu bandingkan kehidupan di dunia ini dengan azab yang telah disiapkan oleh Allah kepadamu maka dunia ini seolah surga bagimu. Maka seketika itu orang Yahudi tersebut masuk Islam.
Dalam hadis ini nabi ingin berpesan kepada kita bahwa segala kenikmatan yang diperoleh di dalam dunia tidak seberapa dengan nikmat yang telah dipersiapkan oleh Allah dalam surga, karna Allah mempersembahkan dunia bukan untuk bernikmat tapi untuk mencari bekal untuk hari akhirat, selaras dengan hadis nabi :
الدنيا مزرعة الآخرة
“Dunia adalah tempat bercocok tanam untuk menuju hari akhirat”
Sangking besarnya nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hamba mukmin yang shaleh, Allah menyampaikan dalam hadis qudsi bahwa surga tidak dapat digambar dengan sesuatu yang ada dalam dunia :
حَدَّثَنا سَعِيدُ بْنُ عَمْرٍو الأشْعَثِيُّ، وزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قالَ: زُهَيْرٌ، حَدَّثَنا وقالَ سَعِيدٌ: أخْبَرَنا سُفْيانُ، عَنْ أبِي الزِّنادِ، عَنِ الأعْرَجِ، عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قالَ: قالَ اللهُ )أعْدَدْتُ لِعِبادِيَ الصّالِحِينَ ما لا عَيْنٌ رَأتْ، ولا أُذُنٌ سَمِعَتْ، ولا خَطَرَ عَلى قَلْبِ بَشَرٍ
“Aku persiapkan bagi hambaku yang shaleh sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh dua mata, tidak pernah didengar oleh dua telinga, dan tidak pernah terlintas bentuknya dalam hati manusia”
Hadis qudsi ini disokong oleh firman Allah dalam surat As sajadah ayat : 17 :
﴿فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ ما أُخْفِيَ لَهُمْ مِن قُرَّةِ أعْيُنٍ جَزاءً بِما كانُوا يَعْمَلُونَ﴾
“Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.”
Abi Mudi I Cara Menyucikan Pakaian Dengan Mesin Cuci
0 Komentar