Hubungan Dibalik Sujud Tilawah Dan Iblis



Harus kita ketahui bahwa ketika manusia melakukan ketaatan yang telah diperintahkan oleh Allah, maka kedekatannya kepada Allah SWT akan bertambah, sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Alaq [96]: 19 “Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).“ Apalagi kedekatan hamba kepada Allah akan membukakan pintu-pintu kebaikan dunia dan akhirat bagi manusia. 

Tidak diragukan lagi bahwa sujud tilawah yang telah diperintahkan oleh Allah SWT merupakan sebagian dari kepatuhan dan kerendahan hati manusia kepada Sang Raja dan Tuhan dari seluruh makhluk.

Hikmah lain dalam sujud tilawah yaitu menentang sikap setan yang terkutuk. Ketika setan diperintahkan untuk bersujud kepada Allah, dia menolak, bersikap sombong, dan termasuk makhluk yang jauh dari rahmat dan agama Allah. Dari situ, diketahui bahwa saat manusia sujud, maka bertambahlah kemarahan setan. Mereka akan menangis, meratap, dan berduka cita. Karena dia melihat rahmat-rahmat terlihat turun dari langit kepada orang-orang yang rukuk dan sujud melakukan perintah Tuhan mereka, maka setan akan terhalang dari rahmat-rahmat besar tersebut sebab kemaksiatannya. Telah disebutkan dalam kitab al-Bada’i sebagai berikut:

Abu Hurairah RA meriwayatkan dari Nabi Saw. bersabda, “Apabila anak Adam membaca ayat sajadah kemudian dia sujud, maka setan menyingkir menangis dan berkata, “Anak Adam diperintah bersujud kemudian bersujud. Oleh sebab itu dia mendapatkan surga dan saya diperintah sujud kemudian saya tidak sujud. Oleh sebab itu saya mendapatkan neraka.”

Pada dasarnya, jika orang yang bijaksana menyampaikan suatu hal yang dia peroleh dari orang lain yang juga bijaksana namun tidak diiringi dengan mengagungkan kepada Allah, maka hal itu menunjukkan bahwa dia benar. Sehingga hadisnya menjadi dalil atas eksistensi anak adam yang diperintah bersujud. Dan mutlaknya redaksi perintah menunjukkan pada kewajiban sebab Allah SWT mencela kaum-kaum karena meninggalkan sujud sehingga Allah berirman, Dan apabila al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud (QS. al-Insyiqaq [48]: 21).

Sesungguhnya celaan itu muncul karena mereka meninggalkan kewajiban. Sesungguhnya tempat-tempat sujud tilawah di dalam al-Quran bermacam-macam. Di antaranya:

1. Adanya perintah bersujud dan hal itu adalah kewajiban, seperti yang terdapat di akhir surat al-Qamar.

2. Hal yang bersifat pemberitaan tentang kesombongan orang-orang kafir dari sujud. Oleh sebab itu wajib bagi kita menentang mereka dengan melakukan sujud.

3. Hal yang bersifat pemberitaan tentang khusyuknya orang-orang yang taat. Oleh sebab itu wajib bagi kita mengikuti jejak mereka karena irman Allah SWT, Maka ikutilah petunjuk mereka (QS. al-An’am [6]: 90).

Ref: Hikmatut Tasyri’ wa Falsifatuh cet: al-Haramain hal:131

Post a Comment

0 Comments