Ingin Hafal Al-Qur'an Tapi Takut Lupa, Bagaimanakah Sikap Yang Harus Diambil ?


Al-Quran merupakan kalam ilahi dan menjadi mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW, barang siapa membacanya bahkan menghafalnya walau tidak memahami makna akan mendapat balasan yang berarti dari Allah, disinilah antara lain perbedaan Al-Qur'an dengan kalam yang lain. 

Kita selaku umat Nabi Muhammad menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup sehingga sangat di tuntut membaca, menghafal dan beramal dengan isi kandungannya. Apabila seseorang berpotensi menghafal Al-Qur'an tapi dia khawatir setelah menghafal akan lupa yang dilarang dalam agama. Di sini orang tersebut dihadapkan dengan dua hal yang bertolak belakang: pertama bila menghafal Al-Qur'an akan dapat pahala dan bila lupa terhadap hafalan Al-Qur'an maka akan terjerat ke dalam dosa.

Bagaimanakah sikap yang barus diambil oleh orang tersebut? Apakah melanjutkan untuk menghafal atau tidak?

Jawab:

Sebelumnya harus dipahami bahwa kasus ini tidak masuk dalam kategori  درء المفاسد مقدم على جلب المصالح  artinya menolak mafsadah/kemudharatan lebih diutamakan dari pada menarik kemaslahatan. Hal ini disebabkan lupa yang dikhawatirkan disini belum pasti bahkan masih sebatas asumsi/waham. Sedangkan mendapat pahala sudah pasti. Kebaikan yang pasti tidak ditinggalkan gara-gara mafsadah yang masih waham.

Oleh karena itu, seseorang yang berminat untuk menghafal Al-Qur'an dan dia berpotensi melakukannya maka dianjurkan menghafal seraya memohon doa dan taufiq dari Allah tanpa perlu khawatir akan berdosa gara-gara melupakan hafalannya.

Referensi: Bughyah al-Mustarsyidin hal 294

(مسألة:ك) شخص أمكنه حفظ القرآن العظيم، وخاف هو ومعلمه تضييعه و نسيانه المنهي عنه فالذي يظهر أن الأولى التعلم والتعليم والأستعانة بالله تعالى على التوفيق للمنهج المستقيم وليس هذا من قاعدة درء المفاسد إذ المفسدة هنا غير محققة بل متوهمة وثواب حفظ القرآن محقق والخير المحقق لا يترك لمفسدة متوهمة


Lihat juga : 

Tgk. Salamuddin AY : Orang Tua Hebat di Era Milenial



Posting Komentar

0 Komentar