Hikmah Bersuci Saat Melakukan Ibadah


Sebagaimana yang sudah kita maklumi bahwa setiap manusia pasti akan merasa jijik dan membuat hati tidak tenang jika pakaian dan anggota badan seseorang yang berada disekitar kita itu kotor, begitu pula jika seseorang berencana untuk menemui pangeran ataupun raja, maka dia harus menggunakan pakaian yang bersih, bagus, dan harus menghilangkan segala kotoran kotoran yang ada pada tubuhnya maupun pakaiannya agar sang raja merasa nyaman dan tertarik untuk berbicara dengannya. Jika semua hal itu dilakukan oleh makhluk ketika hendak menghadap mahkluk lainnya, maka bagaimana tidak bagi seorang hamba untuk membersihkan seluruh anggota tubuh dan pakaiannya ketika berhadapan dengan Tuhan yang telah menciptakan manusia, malaikat, raja-raja, serta seluruh makhluk yang ada dialam semesta ini.

Secara global, kebersihan dan bersuci merupakan kewajiban menurut syariat dan akal. Adapun bersuci yang di maksudkan di sini adalah bersuci secara dhahir agar seseorang bisa melakukan kewajiban yang disyariatkan oleh agama, namun ada juga bersuci batin (non fisik) yang wajib bagi setiap hamba untuk menjadikan kesucian batin tersebut sebagai karakter. Yaitu membersihkan hati dari berbagai macam sifat-sifat yang tercela seperti arogansi, kebencian, kedengkian, sombong, pamer, dan sifat-sifat tercela lain nya. Bagi seseorang hamba yang ingin mendekatkan diri kepada Allah, maka hendaklah ia membersihkan anggota tubuh dan pakaiannya disaat melakukan kewajiban agar lebih nyaman didalam melakukan perintah Allah  dan juga membersihkan batinnya agar terjaga semua amalannya.

Allah yang maha bijaksana mensyariatkan wudhu' dan mandi agar manusia bersih dari segala kotoran yang dapat menghalangi  seorang hamba melakukan kewajibannya. Adapun hikmah yang lain, bahwa para malaikat membenci seorang hamba yang melakukan shalat sedangkan badan dan pakaiannya berbau dan kotor, jika ada dalam barisan shalat seseorang yang berbau badan dan pakaiannya maka dia akan menyakiti para malaikat. Bahkan tidak sampai disitu, rasa bau tersebut akan membuat saudara-saudara yang berada disampingnya hilang konsentrasi dalam beribadah kepada Allah SWT. Oleh sebab itu Allah menganjurkan mandi di hari Jumat dan dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) karena pada waktu tersebut umat Islam berkumpul, saling berdesakan, dan bercampur baur untuk melaksanakan shalat. Maka seandainya ada seseorang yang baunya tidak sedap dan pakaiannya kotor, maka dia akan menyakiti saudara-saudaranya yang lain, dan dia juga  akan dicela dan dihina karena bau badannya.

Adapun hikmah yang lain disyariatkan mandi junub (mandi besar) karena manusia mempunyai dua nafsu yaitu nafsu yang dinisbahkan kepada hewani dan nafsu yang dinisbahkan kepada malaikat, jika seseorang bersetubuh maka ia akan menyakiti nafsu yang dinisbahkan kepada malaikat karena 

adanya najis yang melekat akibat hubungan jimak tersebut. Maka solusi agar nafsu yang dinisbahkan kepada malaikat kembali tenang didalam jiwa adalah dengan cara mandi junub sehingga seluruh kotoran-kotoran tersebut terangkat dan hilang. Merujuk dalam dunia medis, ternyata berwudhu’ dan mandi juga memiliki hikmahnya tersendir, yaitu dapat menghilangkan kemalasan dan membuat badan bugar kembali, sehingga seseorang dapat melakukan aktifitas dengan efektif dan juga dapat melakukan kewajibannya dengan nyaman dan tenang.

Referensi : 

Hikmah At-Tasyri’ Wa Falsafatuhu, Syekh Ali bin Ahmad Al-Jurjawi 

Hal 39, Cet : Dar Al-Kutub Al-Ilmiah 


Posting Komentar

0 Komentar