نشأ علم المنطق في اليونان ، حيث اهتم أهل أثينا بالجدل والمناظرة، لأنهم كانوا على جانب عظيم من الذكاء، يقول المؤرخ صاعد عن الأمة اليونانية : " فكانت أمة عظيمة القدر في الأمم طائرة الذكر في الآفاق، فخمة الملوك عند جميع أهل الأقاليم".
Salah satu keunikan bangsa Yunani mereka tidak membeda bedakan rakyatnya, miskin atau kaya, rendah atau tinggi, mereka mengajarkan seluruh penduduknya ilmu munadharah dan jadal, sehingga tertarik seluruh penduduk dunia untuk berimigrasi ke athena.
Periodisasi ilmu mantiq terbagi menjadi 2 bagian :
1. Masa-masa timbulnya Ilmu mantiq dan pembukuan ilmu mantiq
Ahli sejarah sepakat bahwa perintis pertama kali (orang yang membukukan ilmu mantiq) adalah Aris Toteles.
إن أرسطو هو أول من هذب قواعد المنطق، ورتب مسائله وفصوله، إلا أنه سماه بالتحليل ، )أنا لوطيقا)، لا بالمنطق.
Dalam kitabnya Arganun (Arganun aristo) yang berarti pengantar ilmu mantiq, tetapi pada masa tersebut ilmu mantiq dikenal dengan sebutan tahlil, beberapa persoalan di ilmu mantiq sudah ada sebelum pembukuan yang dilakukan oleh Aristoteles, yakni sudah dibahas oleh guru Aristoteles yaitu Plato sekitar 1/3 pembahasan. Namun sebelum plato membuat pembahasan tersebut, gurunya yakni Socrates lebih dulu membuat 2 kaedah dasar dalam mantiq.
Disaat para murid Aristoteles melihat susahnya kitab Arganun", mereka mengarang beberapa kitab Sebagai pengantar kitab Arganun Aristoteles, salah satu dari mereka adalah Farfarius yang merupakan murid langsung dari Aris toteles.
2. Ta'lif dan Terjemah
Timbulnya penulis ilmu mantiq dan penerjemahan ilmu mantiq pada masa Dinasti Abbasiyyah merupakan masa pertama penerjemahan ilmu mantiq yaitu diketika raja pada masa itu yakni Ja'far Al-Mansur menunjuk dan memberi wewenang kepada Abdullah bin Mukaffak untuk menerjemahkannya
أما العرب فقاموا بترجمة كتب ،اليونان ومن أشهرهم، ابن المقفع
Dalam periode kepemimpinan Abbasiyyah banyak sekali serangan terhadap akidah Islam melalui filsafat, untuk menangkal serangan tersebut mereka mempelajari ilmu filsafat. Setelah Abdullah menerjemahkan Kitab dari Yunani kuno tersebut, barulah banyak bermunculan para penerjemah- penerjemah lain untuk menerjemahkan karya filsafat Yunani kuno.
Kemudian ulama mulai mengarang kitab-kitab ilmu mantiq dan para ulama islam sangat banyak menambahkan bab-bab yang tidak ada pada mantiq Yunani kuno, seperti bab muwajahah (hubungan antara mubtada dan khabar). Ulama Islam yang pertama kali mengarang ilmu mantiq adalah Abu Ishaq Al-Kindi dan yang pertama kali menerapkan metode penelitian secara percobaan, karena menurut beliau sebagian ilmu membutuhkan kepada percobaaan.
Referensi :
0 Komentar