Hikmah Berhusnuzan dan 2 Pembagiannya



Husnuzan merupakan salah satu akhlak terpuji kepada sesama manusia. Husnuzan adalah adanya pemikiran yang positif terhadap manusia lain, bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai kebaikan yang bermanfaat bagi  lainnya.


إِذَا سَاءَ فِعْل الْمَرْءِ سَاءَتْ ظُنُونهُ * وَصَدَّقَ مَا يَعْتَادَهُ مِنْ تَوَهُم

Ketika budi pekerti seseorang buruk, maka buruk pula dugaannya* dan apa yang dia alami setiap hari selalu membenarkan persangkaannya, (ta’limul mutaallim. Hal.37.) 

Dzan atau prasangka seorang mukmin haruslah dijaga dengan benar, jangan sampai memiliki prasangka buruk pada siapapun, baik pada Allah maupun pada sesama mukmin.

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّا بٌ رَّحِيْمٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12) 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا يَتَّبِعُ اَكْثَرُهُمْ اِلَّا ظَنًّا  ۗ اِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِيْ مِنَ الْحَـقِّ شَيْـئًا  ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ بِۢمَا يَفْعَلُوْنَ

"Dan kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikit pun berguna untuk melawan kebenaran. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."

(QS. Yunus 10: Ayat 36)



Nabi Muhammad saw bersabda: 

إيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ 

Takutlah kalian pada prasangka sebab prasangka adalah ucapan (hati) yang paling dusta


Dalam ilmu akhlak, husnudzon dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:

1. Husnudzon kepada Allah Swt, yakni dengan cara berprasangka baik dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT.

2. Husnudzon kepada orang lain, dengan cara semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan.

Prasangka baik adalah sifat sangat penting dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Sebaliknya, prasangka buruk adalah sifat yang harus dijauhi dan dihindari.


A. Prasangka baik pada Allah

Berpikir positif (positif thinking) atau husnudzon pada Allah adalah kunci segala macam kebaikan, sebab semua yang dialami manusia adalah wujud dari persangkaannya dari Allah.


Nabi Muhammad bersabda 

إِنَّ اللَّهَ قَالَ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، فَإِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ

Sesungguhnya Allah berkata: aku seperti prasangka hambaku padaku, jika prasangkanya baik, maka kebaikan untuknya, jika prasangkanya buruk, maka keburukan untuknya. 

Jika seseorang percaya pada zodiak yang meramalkan bahwa pada hari itu ia akan sial, maka ia secara tidak langsung berprasangka bahwa Allah akan menimpakan kesialan padanya (sebab Allahlah yang mengatur segalanya) sehingga pada hari itu ia benar-benar mendapatkan kesialan. 

Seseorang sangat percaya pada mitos bahwa setelah menabrak kucing seseorang akan terus terkena musibah, maka ia benar-benar akan tertimpa musibah, sebab ia telah berburuk sangka bahwa Allah yang menentukan segalanya akan menimpakan musibah padanya. 

Orang yang meyakini di hari rebo wekasan (Hari rabu terakhir bulan shafar) adalah hari na'as dan penuh musibah, maka ia akan mendapatkan kesialan dan musibah dan jika setelah meminum air doa dan ia yakin bahwa ia akan selamat dari mara bahaya (air doa pada hari rebo wekasan), maka ia akan selamat dari bahaya. Bukanlah hari yang membuat seseorang celaka dan juga bukan semua yang ada didunia ini, hanya Allah yang menentukan segalanya.

Dalam berdoa Nabi sangat menganjurkan umatnya untuk berbaik sangka pada Allah bahwa doanya akan segera dikabulkan beliau bersabda 

أدْعُوا اللَّهَ وَأَنتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ 

Berdoalah dan yakinlah dengan terkabulnya doa. 

Jangan pernah terbesit dalam pikiran bahwa Allah tidak adil atau tidak sayang pada kita. Jika mendapatkan cobaan yang berat dari Allah yakinlah bahwa cobaan tersebut adalah wujud kasih sayangnya pada hambanya. Nabi Muhammad bersabda 

إِذا أَحَبَّ اللَّهُ عَبْداً ابْتِلَاهُ لِيَسْمَعَ تَضَرُّعَهُ 

Ketika Allah mencintai hambanya ia akan memberinya cobaan agar ia mendengar rintihan hambanya 


Berprasangka baik pada Allah termasuk pesan Nabi Muhammad di akhir hayatnya 

عن جابر قال : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَبْلَ مَوْتِهِ بثلاث : لا يَمُونَنَّ أحدُكُمْ إِلا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ" 

Diriwayatkan dari Jabir beliau berkata aku mendengar Rasulullah sebelum meninggal mengucapkan tiga kali: di antara kalian jangan meninggal kecuali dengan keadaan berprasangka baik pada Allah 


B. Prasangka baik pada Sesama Muslim

Husnudzan atau prasangka baik kpd sesama manusia adalah sikap orang yang selalu berpikir positif terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain.

Lawan dari sifat ini adalah buruk sangka (suudzon), yaitu menyangka orang lain melakukan hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar.

Berburuk sangka pada orang lain merupakan hal buruk yang bisa menutupi celah datangnya cahaya. Orang yang berprasangka buruk cenderung bersikap bertahan (seperti ada yang mau menyerangnya) dan tertutup, karena selalu menganggap orang lain adalah musuh berbahaya. 

Sebenarnya yang rugi adalah dirinya sendiri, karena ia tidak akan bisa bersinergi (bekerja sama) dengan orang lain, peluang peluang emas akan terlewatkan bahkan ia akan tersingkir di tengah pergaulan social, akhirnya ia gagal dalam Umar bin Khattab mengatakan segalanya. 

لَا يَحِلُّ لِامْرِيَّ مُسْلِمٍ يَسْمَعُ مِنْ أخِيهِ كَلِمَةً يَظُنُّ بِهَا سُوءًا وَهُوَ يَجِدُ لَهَا فِي شَيْءٍ مِنْ الخَيْرِ مَخْرَجًا. 

Tiada halal bagi seorang muslim berburuk sangka ketika mendengar sebuah perkataan dari saudaranya selama maih bisa diarahkan pada yang baik. 

Lantas apa penyebab timbulnya prasangka buruk? 

Dalam syair di atas disebutkan bahwa penyebab timbulnya prasangka buruk adalah prilaku yang buruk, pikiran yang kotor dan gemar melakukan dosa. 

Orang cenderung menilai seseorang dengan kaca mata pribadinya, orang yang berprilaku buruk akan memiliki anggapan bahwa setiap orang memiliki pikiran sama dengannya, sehingga ia akan terus waspada. 

Orang yang berprilaku buruk secara psikologis merasa bersalah, sebab apa yang ia lakukan bertentangan dengan hati nuraninya, Rasa bersalah ini membuatnya merasa pantas dihukum dan pantas untuk dibenci. Dalam berdoa ia tidak pernah merasa pantas doanya terkabulkan. 

Lantas apa kaitan husnu dzon dengan belajar? Jawabannya disampaikan oleh Syarafudin Yahya al-Imrithi 

إذِ الْفَتَى حَسْبَ اعْتِقَادِهِ رُفِعَ*وَكُلُّ مَنْ لَمْ يَعْتَقِدُ لَمْ يَنْتَفِعُ    

Sebab setiap pemuda akan terangkat (derajatnya) sepadan dengan keyakinannya dan setiap orang yang tidak memiliki keyakinan tidak akan mengambil manfaat. 

Seorang pelajar harus yakin bahwa suatu ketika Allah pasti akan membukakan pintu kepahaman ilmu padanya. 


Hikmah Selalu Berhusnudzon antara lain:

1.Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang. 


2.memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluk-Nya.


3.Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.


4.Sikap husnudzon mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah.


5.Memberikan semangat kepada orang lain yang hendak melakukan kebaikan. 


6.Memeriksa kebenaran berita yang didengar. 


7.Selalu bersikap ramah kepada teman. 


8.Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.


9.Selalu bersikap Ar–rahmah (kasih sayang). 


10.Suka At–ta’awwun (tolong menolong).


وَاللهُ أَعْلَمُ بِالحَقِّ وَالصَّوَابِ جَعَلَنَا اللهُ وَأَهْلَنَا     

وَذُرِياتِنَا وَأَحْبَابَنَامِنَ الَّذِينَ يُرِيدُ بِهِمُ             

 اللَّهُ الخَيْرَ فَيُفَقهَهُمْ فِي الدِّينِ                 

 🤲 #آمين يا رب العالمين.# 🤲              


Posting Komentar

0 Komentar