Setiap nikmat
yang Allah SWT. berikan itu adalah rezeki, bukan cuma harta saja. Harta adalah
bagian dari rezeki karena rezeki antara lain sehat, anak-anak, makanan, dan
keberkahan. Dalam memandang harta, orang yang berpikir akan mengetahui bahwa
harta tidak kekal dan tidak abadi bersamanya, karena ketika seseorang meninggal
harta akan diwarisi kepada karabatnya. Seharusnya kalau dia mencintai harta
akan sadar dengan menginfakkan dan menyedekahkan harta tersebut agar dapat selalu
menamaninya di akhirat kelak, kalau sebatas cintanya kepada harta di dunia maka
itu bagaikan sebuah kobaran api yang kemudian akan hilang.
Syeikh al-Khatib
Syarbini menyatakan dalam kitab Mughni al-Muhtaj:
ويُسَنُّ لِلرّاغِبِ
فِي الخَيْرِ أنْ لا يَخْلُوَ يَوْمًا مِن الأيّامِ مِن الصَّدَقَةِ بِشَيْءٍ وإنْ
قَلَّ لِخَبَرِ البُخارِيِّ: ما مِن يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبادُ فِيهِ إلّا ومَلَكانِ يَقُولُ
أحَدُهُما: اللَّهُمَّ أعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، ويَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ
أعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Artinya:”Sunat hukumnya bagi yang gemar terhadap akhirat untuk
bersedekah pada setiap hari walaupun sedikit karena hadis bukhari :”tidak
seorang hamba yang bersedekah pada paginya kecuali ada dua malaikat berdoa.
Malaikat pertama berdoa: “ Ya Allah berikan ganti harta bagi yang bersedekah”.
Malaikat kedua berdoa: “Ya Allah hilangkanlah harta bagi orang yang enggan
untuk bersedekah”
Imam Ali bin Abi Thalib yang dikenal
dengan julukan imam al-Zahidin artinya pemuka dari ahli zahid, karena
beliau sangat berpaling dari dunia bahkan mencela dunia dan menganggap dunia
bagaikan bangkai. ketika ada seorang yang mendatangi Imam Ali Ra dan bertanya: “Saya
ingin mengenali apakah saya termasuk ahli dunia ataupun ahli akhirat ?” Imam Ali
Ra berkata : “Jawabannya ada pada kamu sendiri bukan pada saya, Perhatikanlah
ketika ada dua orang yang mendatangi kamu. Orang pertama memberikan sesuatu kepada kamu sedangkan orang kedua meminta
sesuatu darimu. Di manakah perasaanmu yang paling senang, gembira dan yang
paling engkau sukai ? Jika engkau gembira dengan datangnya orang meminta, maka
engkau ahli akhirat dan ketika engkau gemar dengan datangnya orang memberi
kepadamu maka engkau ahli dunia, karena orang yang mengambil sesuatu yang
engkau beri maka kebaikannya tersisa hingga akhirat, dan orang yang memberikan
sesuatu kepadamu manfaatnya cuma di dunia dan tidak ada keuntungan di akhirat.”
Maka, sangat perlu disadari bahwa
harta yang kita berikan akan menjadi bekal di akhirat kelak dan sedekah yang
kita beri pahalanya berlipat ganda dengan karunia-Nya. Dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin
disebutkan bahwa sedekah mempunyai lima macam tingkatan pahala:
1. Bersedekah
kepada orang sehat fisiknya maka akan digandakan hingga 10 pahala
2.
Bersedekah
kepada orang yang butuh dan orang musibah maka akan digandakan hingga 90 pahala
3.
Bersedekah
kepada kerabat dan saudara yang butuh maka akan digandakan hingga 900 pahala
4.
Bersedekah
kepada ibu bapak maka akan digandakan hingga 100.000 pahala
5.
Bersedekah
kepada ulama dan ahli fikih maka akan digandakan hingga 900.000 pahala
Referensi :
1.
Qishah
al-sahaba wa al-salihin, Syeikh Mutawali al-Sya’rawi, h. 57, Cet. Maktabah Taufiqiyah
2.
Mughni
al-Muhtaj, Khatib al-Syarbini, h. 198, jld 4, Cet. Dar al-Fikri
3.
Buqhya
al-Mustarsyidin, Sayyid ba 'Alawi Abdurrahman bin Muhammad, h.135, Cet. DKI
0 Komentar