Kedudukan Fakir Miskin di Sisi Allah dan Rasulnya

Kedudukan Fakir Miskin di Sisi Allah dan Rasulnya


Imam Al-Ghazali menjelaskan fakir adalah sebuah istilah dari pada ketiadaan materi yang memang dibutuhkan oleh manusia.

الفقر عبارة عن فقد ما هو محتاج إليه

Kefakiran tersebut dibagi menjadi dua macam sebagai mana yg dijelaskan oleh imam Al-Azizi :

1.Kefakiran yang diberikan pahala oleh Allah SWT yaitu memiliki ciri-ciri:

a. Bagus akhlaknya

b. Taat kepada Allah

c. Tidak pernah mengeluh

d. Bersyukur kepada Allah terhadap kefakirannya

2.Kefakiran yang diberikan siksaan oleh Allah SWT yaitu memiliki ciri-ciri:

a. Buruk akhlaknya

b. Bermaksiat kepada Allah

c. Selalu mengeluh

d. Marah dan tidak bersyukur terhadap kefakiran yang dialaminya


Baginda Rasulullah Saw menjelaskan dalam hadist-hadistnya  kelebihan  terhadap  kefakiran yang diridhai Allah yaitu:

1. Memiliki kemuliaan disisi Allah SWT

 قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلّٰى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ:اَلْفُقَرَاءُ كَرَامَةٌ مِنْ كَرَامَاتِ اللّٰهِ

 "Rasulullah Saw bersabda: Orang-orang fakir memiliki sebuah kemuliaan dari sekalian kemuliaan dari pada Allah."

2. Memiliki kelebihan terhadap orang kaya

قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: فَضْلُ الْفَقِيْرِ عَلَى الْغِنَى كَفَضْلِى عَلَى جَمِيْعِ خَلْقِ اللّٰهِ تَعَالَى

"Rasulullah Saw bersabda: kelebihan orang-orang fakir terhadap orang kaya sama halnya seperti kelebihan nabi terhadap sekalian makhluk lainnya."

3.Kefakiran merupakan hal yang bagus disisi Allah SWT pada hari kiamat

قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :الْفَقْرُ شَيْنٌ عِنْدَ النَّاسِ وَزَيْنٌ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Rasulullah Saw bersabda: "Kefakiran menjadi aib di kalangan manusia dan bagus disisi Allah SWT pada hari kiamat." 

Dalam permasalahan kefakiran Baginda nabi Muhammad Saw tidak hanya menjelaskan kelebihan tersebut bagi orang yang fakir saja, bahkan Beliau juga menyatakan kelebihan tersebut bagi orang-orang yang mencintai orang fakir tersebut. Hal ini sebagai mana yg tercantum dalam beberapa hadis berikut:

1.Mencintai orang- orang fakir merupakan sebagian dari pada akhlak para nabi

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ:حُبُّ الْفُقَرَاءِ مِنْ أَخْلاَقِ الأَنْيَاءِ وَ بَغْضُ الْفُقَرَاءِ مِنْ أَخْلاَقِ الْفَرَاعَنَةِ

Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda: "Mencintai orang-orang yang fakir ialah sebagian dari pada akhlak para nabi dan sedangkan membencinya ialah sebagian dari akhlak para Fir'aun."

2.Mencintai orang-orang fakir dan miskin merupakan kunci menuju surga

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: لِكُلِّ شَيْءٍ مِفْتَاحٌ وَ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ حُبُّ الْمَسَاكِيْنَ وَ الْفُقَرَاءِ لِصَبْرِهِمْ هُمْ جُلَسَاءُ اللّٰهِ تَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda: "Setiap sesuatu memiliki kunci dan kunci surga ialah mencintai orang fakir dan miskin karena kesabarannya. Mereka adalah orang-orang yang duduk bersama Allah SWT pada hari kiamat."

Dari sekian banyaknya uraian yang telah tertara dapat kita simpulkan bahwasanya kekurangan dari sisi material bukanlah sebuah kehinaan. Akan tetapi merupakan satu kesempatan yang Allah berikan kepada hambanya untuk menggapai sebuah kemuliaan yang tidak terhinggakan. Begitu juga terhadap kita yang memang Allah berikan kelebihan untuk mempergunakannya sebagai media menggapai kemuliaan dan menambahkan ketaqwaan kita.

 

Referensi: Kitab Tanqih al-Qaul fi syarhi Lubab al-Hadist, Hal.39 cet. Haramain.

Post a Comment

0 Comments