Hari Asyura merupakan hari
ke-10 dari bulan Muharram dari tahun Hijriah. Di hari ‘Asyura ini mengandung
banyak peristiwa penting dimasa dulu, baik bersangkutan dengan pribadi para nabi
maupun kejadian alam seperti diampunkan dosa Nabi Adam AS, di angkatnya Nabi
Idris AS ke tempat tinggi, keluar Nabi Nuh AS dari kapal, hari ‘Asyura
merupakan hari pertama dunia, hari permulaan hujan, permulaan turun rahmat ke
bumi dan masih banyak lagi yang sudah kita maklumi. Dan dikarenakan demikianlah
agama Islam sangat menganjurkan kepada kaum muslimin untuk berpuasa di hari ‘Asyura
karena Nabi Muhammad SAW memandang hari’ Asyura ini sangat istimewa.
Adapun keutamaan berpuasa Asyura
sebagaimana yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW adalah dengan berpuasa ‘Asyura
bisa menebus dosa setahun lalu, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam hadisnya:
قال النبي صلى الله
عليه وسلم احتسب على الله ان يكفر السنة التي قبلها
Artinya: Nabi SAW bersabda: keutamaan
puasa ‘Asyura ini adalah aku yakin bahwa Allah SWT akan menebus dosa setahun
yang lalu.
Dan juga kita ketahui bahwa ada
amalan lain yang juga memiliki keutamaan untuk menebus dosa yaitu puasa di hari
‘Arafah, yaitu puasa di hari ke-9 bulan Zulhijjah yang mana dengan berpuasa di
hari Arafah dapat menebus dosa selama 2 tahun. Bila ada yang bertanya “Mengapa
hari ‘Asyura cuma menebus dosa setahun sedangkan puasa ‘Arafah dapat menebus
dosa 2 tahun?” pertanyaan tersebut dapat dijawab, hikmah dari keutamaan tersebut telah
disampaikan oleh Sayyid al-Bakri bin Sayyid Muhammad al-Syatha di dalam
kitabnya Ha>syiah I’a>nah al-Thalibi>n ‘ala Halli
Alfa>zh Fath al-Mu’in, di dalam
kitab itu tertera bahwa hari ‘Arafah merupakan Hari Muhammad maksudnya puasa
yang disyariatkan di hari ‘Arafah cuma khusus kepada umat Nabi Muhammad SAW sedangkan
hari ‘Asyura hari musawi maksudnya puasa pada hari Asyura merupakan puasanya
umat nabi Musa as, maka sudah tentunya lebih utama Nabi Muhammad SAW dari
segala Nabi yang lain. Makanya kelebihan puasa ‘Arafah lebih besar ketimbang
hari Asyura.
Dikarenakan puasa ‘Asyura adalah
puasanya umat Nabi Musa AS ,maka di masa Nabi Muhammad disyariatkan juga untuk berpuasa
Tasu’a, yakni puasa di hari ke 9 Muharram. Adapun hikmahnya adalah supaya umat Nabi
Muhammad SAW beda dengan umat Nabi Musa AS yang hanya berpuasa satu hari yakni
pada 10 Muharram. Dan hikmah lainnya adalah supaya berwaspada terhadap
kesalahan dari penentuan awal bulan Muharram. Dan juga ada yang meriwayatkan
bahwa puasa ‘Asyura disamakan dengan puasa hari Jumat, maka dimakruhkan untuk
melakukan secara khusus pada hari tersebut. Jadi disyariatkanlah puasa Tasu’a
supaya menghindari perkara makruh tersebut.
Menyangkut keutamaan di hari ‘Asyura,
terdapat banyak amalan yang sangat diutamakan untuk dikerjakan di hari ‘Asyura.
Di antara keutamaan tersebut ada yang bersumber dari hadis yang sahih dan juga
ada dari hadis yang Dhaif, Munkar bahkan mauzu’. Keutamaan di hari Asyura yang
bersumber dari hadis yang sahih cuma 2, yang pertama puasa dan yang kedua Tawassu’ah
(memberikan keluasan bagi keluarga). Dan banyak peristiwa mulia yang terjadi
dari mengamalkan setiap keutamaan dari hari ‘Asyura seperti pada cerita seorang
muslim yang sangat menyesal tidak membantu seorang faqir saat hari ‘Asyura,
yang waktu itu si faqir tersebut dibantu oleh seorang yahudi seperti yang
diceritakan di dalam kitab Ha>syiah I’a>nah
al-Thalibi>n ‘ala Halli Alfa>zh Fath al-Mu’in.
Maka wahai saudara seiman dan seagama, bagi kita yang
sudah mengetahui hakikat dan kelebihan hari ‘Asyura maka bersegeralah untuk menggapai
semua hikmah nya, jangan kita sia- sia kan kesempatan, kemuliaan dan kelebihan yang
Allah berikan di dalam hari ‘Asyura tersebut.
Referensi:
Al-Sayyid Abi> al-Bakr al-Sayyid al-Bakri> bin
Al-Sayyid Muhammad Sya>tha> al-Dimya>thi al-Mishr, Ha>syiah
I’a>nah al-Thalibi>n ‘ala Halli Alfa>zh Fath al-Mu’in, (Semarang: Toha Putra,tt), h. 266-267.
0 Komentar