Dalam menjalin hubungan sosial sehari-hari, tentu adakalanya terjalin hubungan saling membantu antar individu, baik dalam bentuk jasa atau materi. Dalam islam ada beberapa kegiatan yang dianjurkan untuk menyalurkan kebaikan khususnya dalam bentuk materi, diantaranya shadaqah, zakat, hibah, hadiah, waqaf dan lain-lain.
Shadaqah,
siapa yang tidak tahu dengan kata-kata ini? Secara terminologi shadaqah
diartikan dengan sesuatu yang diberikan seorang muslim berupa uang / barang
lainnya seperti pakaian,makanan dan lain-lain, kepda fakir-miskin atau orang
yang membutuhkannya dengan niat mendekatkan diri kepada tuhan yang maha memberi
rezeki.
Secara
etimologi kata "shadaqah" terbagi menjadi dua yaitu : shadaqah wajib
dan shadaqah sunnah, Shadaqah wajib adalah zakat yang dikeluarkan oleh tiap
muslim apabila telah memenuhi ketentuan dan syaratnya dalam mengelola atau
menyimpan harta tertentu, sedangkan shadaqah sunnah adalah shadaqah yang
dianjurkan bagi setiap muslim yang ingin memperoleh pahala atau keutamaan
disisi tuhannya.
Shadaqah
pada umumnya dapat diterima oleh berbagai kalangan termasuk orang kaya bahkan
orang kafir (zimmiy). Akan tetapi imam al-Nawawi dalam kitab Raudhah al-Thalibin
menyatakan sepatutnya bagi orang kaya dapat menjauhkan dirinya dari menerima shadaqah
dan sepatutnya tidak membuka peluang untuk dapat mengambil atau menikmati
shadaqah. Berbeda halnya dengan zakat, karena diperuntukkan untuk kalangan
tertentu.
Nah
pada kali ini kami ingin sedikit berbagi tentang tatacara menerima (shadaqah)
yang diperuntukkan untuk hal tertentu bagi seseorang, apakah ia boleh
mempergunakan barang yang disedekahkan kepadanya pada hal yang tidak dimaksud
oleh pemberinya ? Semisal sipemberi menyedekakahkan sejumlah uang untuk membeli
pakaian.
Dalam
hasyiah al-qulyubi dijelaskan bahwa sipenerima tidak boleh mempergunakan uang /
barang yang disedekahkan kepadanya jika sipemberi memberikannya dengan maksud
tertentu, semisal membeli pakaian, atau si pemberi memberikan sepotong roti
untuk dimakan oleh sipenerima, maka sipenerima tidak boleh menjual roti yang
diberikan atau membeli barang lain dengan uang yang diberikan kepadanya untuk
membeli pakaian.
Namun
apabila ada indikasi dari sipemberi untuk dapat dipergunakan dalam berbagai hal
seperti cotoh sipemberi mengatakan kepada sipenerima "ini uang kopi
untukmu" maka sipenerima boleh untuk menggunakan uang tersebut kepada apa
yang ia sukai.
Adapun
waktu dan sasaran shadaqah yang lebih utama juga dijelaskan oleh imam al-nawawi
dalam kitabnya minhaj al-thalibin sebagai berikut : yaitu menyerahkannya secara
diam-diam(tidak terang-terangan) sehingga dapat mencegah timbulnya ria dalam
hati sipemberi ,adapun apablia sipemberi ingin menjadikan tindakannya sebagai
panutan dan tidak terselubung ria didalam hatinya, maka sunnah menampakkannya
supaya dapat ditiru dan dicontoh oleh yang lain, waktu yang paling utama
bershadaqah adalah ketika bulan ramadlan, makanya tidak heran kalau dibulan
ramadlan muslim lebih dominan dalam bershadaqah, sedangkan sasarannya yang
lebih utama adalah teteangga dan kerabatnya.
)و
تحل لغني و كافر ) قال في الروضة يستحب للغني التنزه عنها ويكره له التعرض لأخذها
Kanzu
al-raghibin jilid 3 hal 204 cet maktabah taufiqiah
)تنبيه)
متى حل له الأخذ وإعطاء لأجل صفة معينة لم يجز له صرف ما أخذه في غيرها فلو أعطاه درهما
ليأخذ به رغيفا لم يجز له صرفه في إدام مثلا أو أعطاه رغيفا ليأكله لم يجز بيعه ولا
التصدق به وهكذا إلا إن ظهرت قرينة بأن ذكر الصفة لنحو تجمل كقوله لتشرب به قهوة مثلا
فيجوز صرفه فيما شاء.
Hasyiah
al-qulyubi ala kanzi al-raghibin
Jilid
3 hal 204 cet maktabah taufiqiah
)و
دفعها سرا و في رمضان و لقريب و جار أفضل(
Hasyiah
al-qulyubi ala kanzi al-raghibin ala minhaj al-thalibin
Jilid
3 hal 205 cet maktabah taufiqiah
0 Komentar