1400 tahun yang lalu Allah SWT mengutus
seorang Rasul khatamul ambiya untuk menyebarkan risalah-Nya. Terpilih
sebagai Nabi terakhir dan memiliki umat yang paling banyak, dia juga dinobatkan
sebagai Nabi yang paling mulia diantara para Nabi. Muhammad SAW, siapa yang
tidak kenal dengan nama ini, pria arab yang tangguh, lemah lembut dan tegas
akan kebatilan. Tidak hanya kaum dan pengikutnya, ketegasan dan pengaruh beliau
bahkan diakui oleh non-Muslim di seluruh dunia.
Pada tahun 1978 dalam bukunya “The 100: A
Ranking of The Most Influential Persons in History” Michael H. Hart
menempatkan Muhammad SAW di posisi
pertama sebagai tokoh yang paling
berpengaruh di dunia. Dalam seminarnya di London semua peserta riuh dan
membantah kenapa Muhammad yang diposisikan di peringkat pertama, padahal
pengikut Yesus lebih banyak. Namun dengan tegas dia menjelaskan hingga tidak
tersisa satupun lagi argumen pembantah.
Cerdas dan tegas,
Rasulullah juga dikenal sebagai Nabi yang sangat menyayangi umat-umatnya. Cinta
dan kasih sayang, keduanya komplit dengan penjabaran cinta yang paling tinggi bisa
anda dapatkan dari seorang Rasul yang cintanya tak terhingga. Kenapa tidak?
Tentu saja karena beliau memposisikan umatnya di tempat yang paling istimewa dalam
hatinya.
Pernahkah antum
mendengar kisah Rasulullah menangisi umatnya yang ada di akhir zaman? Kala itu
Baginda sedang duduk bersama para sahabatnya. “Mengapa engkau menangis ya
Rasulullah? Tanya salah satu diantara mereka. Tidak langsung menjawab lantas
beliau mengangkat wajahnya, terlihat jelas air mata
berlinang membasahi pipi dan janggutnya. Baginda Nabi berkata: “Wahai saudaraku, sahabatku! Tahukah
kalian siapa yang saya maksud hamba paling mulia disisi Allah
SWT? Mereka adalah manusia-manusia, yang akan lahir jauh setelah wafatku
nanti, mereka begitu mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan tahukah kalian? Mereka tak pernah
memandangku, mereka tak pernah melihat wajahku, mereka tidak hidup denganku
seperti kalian, tetapi mereka begitu rindu kepadaku dan saksikanlah wahai
sahabatku semuanya, sayapun rindu kepada mereka, mereka yang mulia itu, mereka
adalah umatku”. Baginda
Nabi Muhammad SAW meneteskan air matanya, para sahabatpun ikut menangis.
Sebagai
pembuktian cinta, tidak hanya semasa hidup bahkan saat di yaumil qiyamahpun
Baginda akan terus mencari dan memastikan tidak seorangpun dari pengikutnya
terjerumus kedalam api neraka.
Sahabat
pembaca, antum pasti setuju dan jamak telah disepakati oleh Umat Islam bahwa lahir
sebagai Muslim adalah anugerah paling besar apalagi menjadi bagian dari umatnya
Nabi Muhammad SAW. Coba bayangkan jika antum lahir sebagai umatnya Nabi Adam,
Nabi Nuh, Nabi Musa dan nabi lainnya ‘alaihimushshalatu wassalam , tentunya
antum bakal ngerasa kurang beruntung dan iri dengan kami para umatnya Nabi
Muhammad SAW. Bukan ingin mengecilkan posisi mereka, kenyataannya Nabi Musapun
ingin menjadi umatnya Nabi Muhammad SAW.
Sekarang
nyatanya apa? Antum adalah umatnya Rasulullah SAW. Rasul yang penuh kasih,
tidak hanya mengemban risalah tapi juga bertekad kuat memastikan tidak satupun
dari umatnya terjerumus kedalam api neraka. Maka jangan sia-siakan itu semua! Kenalilah
sosok manusia terbaik itu, tempatkanlah beliau dalam hatimu setiap saat, buat
banggalah beliau dengan amalan-amalanmu, buat banggalah beliau dengan
meneruskan dakwah keilmuwan Islam, buat banggalah beliau dengan predikat
terbaikmu disisi Allah SWT, dan kelak di yawmil qiyamah, pastikan sendiri bahwa
sang utusan akan memandangmu dengan syafaatnya.
0 Komentar