Mutiara di Balik Khutbah Jumat

Mutiara di Balik Khutbah Jumat


Wahai orang-orang yang beriman ketahuilah bahwa sungguh Allah SWT menurunkan al-Qur’an dan terdapat di dalamnya hikmah-hikmah dan faedah-faedah yang banyak, baik yang berbentuk duniawi maupun yang ukhrawi, sesuatu yang tidak sanggup atas kalian untuk menghitung dengan cara apa pun.  Seandainya kalian dikaruniakan pemahaman yang kuat beserta kafasihan tutur kata dan kalian jadikan keduanya sebagai guru,  sungguh tidak berpengaruhlah demikian.


Wahai orang-orang yang beriman, mungkin kalian sudah tahu tentang pensyariatan shalat Jumat dan segala hikmahnya, tetapi apakah kalian tahu bahwa di dalam shalat Jumat itu Allah SWT wajibkan akan khutbah, apakah kalian tahu apa hikmahnya, faedahnya, maka dengarkan supaya tidak adalah kalian itu daripada golongan orang yang lalai.


Sungguh berhimpunlah mereka itu muslim dari segala pelosok-pelosok negeri pada ini hari dan ini waktu yang diberkati dalam satu Mesjid untuk menunai oleh mereka akan kewajiban jum’at, akan tetapi sungguh kamu ketahui akan suatu kebenaran,  bahwa sungguh kodrat manusia itu lebih condong kepada melakukan perkara keburukan ketimbang perkara kebaikan, dan sungguh telah berfirman oleh Allah SWT di dalam al-Qur’an dalam surat al-Ma’arij ayat 19 mengenai ketentuan ini, yakni :

إٍنَّ الإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا إَذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا وَّإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا.


Artinya:  “Sungguh manusia diciptakan bersifat suka   mengeluh, apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia jadi kikir.”


Menetapkan oleh Allah SWT akan khutbah sebelum shalat Jumat agar mengingat oleh orang-orang muslim akan kemaslahatan-kemaslahatan dunia dan akhirat dan berkumpulnya mereka itu dalam satu tempat agar kokohlah prinsip-prinsip mereka itu dalam perkara dunia dan akhirat dan jadilah mereka itu dari golongan yakin dan pemilik kebaikan (kanan).


Sungguh para Shalafu shalih pada awal-awal permulaan Islam memberitahu oleh mereka itu tidak hanya mengenai kebahagiaan surga, kesedihan neraka dan perkara-perkara yang berkaitan dengan akhirat, tetapi juga memberitahu oleh mereka itu bagi orang shalat akan perkara-perkara yang terkandung di dalamnya akan faedah-faedah dunia dan akhirat yang berguna untuk mereka itu jamaah shalat, sangat berbeda dengan khutbah masa kini yang berkhutbah oleh mereka itu atas mimbar dengan panjang lebar dan tidak memberi dampak di dalam hati akan sebagai dampak syar’i yang diperintahkan.


Pada masa permulaan Islam, seorang khatib berdiri di atas mimbar untuk menjelaskan perkara-perkara yang menimpa orang Islam dan mendeskripsikan ia akan obat-obatan yang berpengaruh dengan penjelasan yang luas. Maka apabila membahas ia tentang jihad sungguh ia jelaskan mengenai pahala para mujahid, apabila membahas ia tentang kelaparan sungguh ia deskripsikan bagi mereka ahli shalat akan pahala orang mulia, lagi berbuat kebagusan, dan apabila ia membahas tentang fitnah dan serupa demikian niscaya sungguh ia jelaskan bagi mereka akan sesuatu yang dapat menguatkan keamanan suatu negeri dan petunjuk yang membawakan kepada jalan yang lurus dan kepada kebagusan dunia dan akhirat. Inilah hikmah yang terkandung dalam khutbah Jumat dan segala faedahnya, apakah kamu akan mengamalkannya?.


Referensi:

Syeh Ali bin Ahmad al-Jarjawi al-atsriyyi al-Hambali, jld 1, ( Dar al-Kutub al-Ilmiyyah), h. 63.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar