Dalam menjalani kehidupan didunia manusia diberikan pembebanan
hukum yang beraneka ragam, Sebagiannya merupakan berbentuk ibadah yaitu
penghambaan diri seseorang kepada Tuhannya. Semakin bagusnya sebuah ibadah maka
semakin tingginya martabat manusia disisi Tuhannya, dan salah satu faktor
penyebabnya ialah keikhlasan.
Dalil-dalil yang menjelaskan terhadap anjuran keikhlasan yang pertama ialah Al-Qur'an dalam surat Al-Bayyinah ayat 5:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ
حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Artinya: Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah
dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus (benar).
Di dalam hadist nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh imam
Daraquthni juga menjelaskan bahwa keikhlasan merupakan kunci diterimanya sebuah
ibadah.
أَخْلِصُوْا أَعْمَالَكُمْ
لِلّٰهِ فَإِنَّ اللّٰهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْأَعْمَالِ
إلَّا مَا خَلَصَ لَهُ.
Artinya: “Ikhlaslah kalian dalam beramal bagi Allah SWT, karena
Allah SWT tidak akan menerima amalan melainkan yang memiliki keikhlasan
saja."
Ikhlas sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam hadis adalah melakukan amalan hanya semata-mata bagi Allah SWT. dan bentuk sebuah kesempurnaan dari pada ikhlas ialah memprioritaskan hak Allah dalam ketaatan sesuai dengan tujuannya.
Ikhlas memiliki tiga martabat disisi Allah SWT:
1.Tingkatan yang tertinggi yaitu seseorang beramal kepada Allah
semata-mata hanya karena menjunjung tinggi terhadap perintahnya dan mendirikan
hak ibadahnya saja.
2.Tingkatan pertengahan yaitu
seseorang melakukan amalan untuk memperoleh pahala akhirat.
3.Tingkatan yang terendah yaitu seseorang beramal kepada Allah
untuk memperoleh kemuliaan dan keselamatan dari cobaan-cobaan didunia.
Maka hal-hal yang keluar dari konteks di atas dikategorikan kepada
riya'. Semoga Allah selalu memberikan keikhlasan kepada kita dan kebebasan pada
hari tidak ada jalan pelarian. dan menjadikan kita tergolong dalam hambanya
yang shalih dengan keberkahan
sebaik-baik makhluknya yaitu nabi Muhammad Saw Amin ya rabbal 'alamin.
Sumber:
Hasyiah I’anatu at-Thalibin, jil. 2, h.129, cet. Haramain
0 Comments