Hadits Maudhuk



الموضوع هو الخبر المختلق المكذوب المنسوب الى رسول الله افتراء عليه أو الى الصحابي أو الى التابعي 


Hadist mauduk adalah suatu hadits yang dibuat-buat, dusta & dinisbatkan kepada rasulillah karena membuat kebohongan terhadap nabi, Atau dinisbatkan kepada sahabat dan tabi’in.


Hukum meriwayatkan hadist maudhuk adalah haram, kecuali untuk mengajarkan kepada pelajar agar mengetahui bahwa hadist itu adalah hadist maudhuk.


Beberapa pembagian hadist maudhuk:

1. Seseorang menciptakan sebuah kalam, kemudian meriwayatkannya dan menisbatkan kalam itu kepada rasulillah.

2. Seseorang mengambil kalam-kalam para hukamak dan selain mereka, kemudian menisbatkan kepada rasulillah.

3. Seseorang tersalah, dan tidak sengaja berdusta terhadap nabi, dia menyangka bahwa hadist itu adalah hadist nabi padahal nabi tidak pernah mengatakannya.


Beberapa maksud yang mendorong seseorang membuat hadist maudhuk:

1. Menolong bagi suatu aliran. Seperti para pengikut abu khitab al-asadi pemimpin aliran rafidhah (salah satu bagian dari syiah), mereka membuat beberapa hadist sebagai pendukung bagi ajaran-ajaran sesat yang mereka ciptakan.

2. Agar dekat dengan para pemimpin dan raja-raja, dengan menciptakan hadist-hadist palsu yang sesuai dengan maksud mereka.

3. Mencari usaha dan rezeki dengan menciptakan hadist palsu, seperti yang telah dilakukan oleh para-para pencerita.

4. Membenarkan bagi fatwa yang salah, Maka Seorang Mufti menciptakan sebuah hadist dan menjadikan dalil bagi fatwanya yang salah. Sebagian dari orang yang mengerjakan hal ini adalah abu Khattab bin Dihyah dan Abdul Aziz bin Al-Haris Al-Hambali.

5. Menggemarkan manusia untuk melakukan kebaikan dengan menciptakan hadist palsu. Kebanyakan orang yang melakukan hal ini adalah orang-orang yang menisbatkan dirinya bagian dari orang-orang zuhud. 


Pertama kali mulai bermunculan hadist-hadist maudhuk adalah pada tahun 41 H. Disaat kamu muslimin terpecah belah karena politik, mereka terpecah menjadi 3 kelompok, Syiah, Khawarij dan jumhur. 


Tanda-Tanda Hadist Maudhuk:

1. Pencipta Hadist maudhuk mengakuinya secara terang-terangan.

2. Pencipta Hadist maudhuk tidak mengakuinya tetapi dari tingkah lakunya memberi paham kepada pengakuan. Seperti seseorang menyebutkan bahwa dia mengambil hadist dari seorang guru, kemudian ditanyai kapan lahir guru tersebut, Maka dia menjelaskan tahun wafat dari guru tersebut sebelum lahirnya, (dia tidak pernah berjumpa dengan guru tersebut). Dan Hadist ini tidak pernah didengar dari selainnya.

3. Rusak lafad hadist, Sekiranya orang yang ahli bahasa mengetahui bahwa kalam yang begitu tidak mungkin keluar dari orang yang fasih lisan, apalagi dari nabi muhammad.

4. Rusak makna, walaupun lafadnya tidak rusak. Seperti contoh maknanya bertentangan dengan akal, baik secara daruri atau istidlali, Dan tidak mungkin ditakwil sama sekali. Seperti mengkhabarkan berkumpulnya 2 hal yang bertentangan, Menafikan Pencipta & Alam ini kekal. Hal itu karena tidak boleh datang syarak yang bertentangan dengan kehendak akal.

5. Pemahaman hadist tersebut bertolak belakang dengan apa yang ditemukan oleh panca indra yang lima.

6. Pemahaman hadist bertentangan dengan al-quran, Hadist Mutawatir dan ijmak para ulama.

7. Mengandung Siksa yang berat terhadap dosa yang kecil dan balasan pahala yang besar terhadap ibadat yang kecil.


Dan perlu kita ketahui, ini semua merupakan tanda-tanda sebuah hadist maudhuk. Bukan berarti semua hadist yang memiliki tanda-tanda ini adalah hadist maudhuk. Karena apabila ada satu hadist yang para ulama hadist telah memutuskan bahwa hadist itu sahih atau hasan, maka Akal menjadi penguat bagi hadist tersebut. Bila dhahir hadist itu pemahamannya bertentangan dengan akal, itu sebenarnya akal lah yang tidak mampu memahami hakikat dari hadist tersebut.


Kitab-kitab yang menjelaskan hadist-hadist maudhuk:

1. Ulama pertama yang menulis kitab tentang hadist-hadist maudhuk adalah imam Al-hafidz Husain bin Ibrahim Al-juzqani, Wafat 543 H. Dan kitabnya bernama الأباطيل.

2. Imam Al-hafidz Abu Faraj Ibnu Al-jauzi, Wafat 597 H. Dan Kitabnya bernama الموضوعات. Dan hadist-hadist maudhuk yang beliau cantumkan dalam kitab ini banyak ulama yang mempermasalahkannnya, karena ada kisaran 100 hadist lebih yang ibnu jauzi sebutkan dalam kitab beliau ini tetapi hadist itu juga ada dalam kitab sahih muslim, sunan arba’ah. 

3. Kitab تذكرة الموضوعات Karangan Imam Muhammad bin Thohir Al-Fattani Al-Hindi, Wafat 986 H.

4. Kitab تذكرة الموضوعات الكبرى والصغرى karangan Imam Ali bin Sultan Al-Qari, Wafat 1014 H. 

5. Kitab الفوائد المجموعة Karangan Imam Muhammad bin Ali Al-Syaukani, Wafat 1250 H. 

6. Kitab اللؤلؤ المرصوع karangan Imam Abi Al-Mahasin Muhammad bin Khalil, Wafat 1305 H.




Ref :

المنهل اللطيف فى أصول الحديث الشريف 

ص ١٤٧ - ١٥٤

Posting Komentar

0 Komentar