Ancaman bagi Orang Alim yang Menyembunyikan Ilmunya


Syari’at Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam, dengan misi utama memberikan hidayah dan pencerahan kepada umat manusia. Allah SWT telah memerintahkan kita untuk menyebarkan ilmu, mengajarkan kepada mereka yang belum tahu dan membimbing mereka yang telah salah arah dan tujuan. Al-Qur’an sebagai kitab suci berisi petunjuk-petunjuk yang jelas dan rinci untuk menuntun manusia menuju jalan yang lurus dan kehidupan yang bahagia. Setiap ayat dan hukum yang terkandung di dalamnya adalah ilmu yang menjadi cahaya dan petunjuk bagi umat. Maka jika ilmu itu disembunyikan sama saja telah memenjarakan umat manusia dalam kegelapan dan kesesatan.

Allah Swt mengancam orang-orang yang menyembunyikan ilmu dalam firmannya:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاعِنُونَ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati.

Secara historis, ayat di atas pada dasarnya memang diturunkan sebagai peringatan keras kepada ahli kitab Yahudi dan Nasrani. Hal ini dikarenakan mereka telah menyembunyikan kebenaran mengenai Rasulullah yang sejatinya telah ada dalam kitab suci mereka, Taurat dan Injil. Mereka sengaja melakukannya untuk mencegah kaum yahudi dan Nasrani menerima Rasulullah sebagai Nabi terakhir. Selain itu, mereka juga menyembunyikan beberapa hukum syariat yang telah Allah tetapkan, seperti hukum rajam bagi pelaku zina, serta mengubah beberapa ayat suci sesuai dengan kepentingan mereka. Akibat perbuatan mereka yang keji ini, Allah SWT melaknat mereka dan mengabadikannya dalam al-quran.


Kaidah usul fiqih العبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب menjadi landasan penting dalam memahami ayat ini. Meskipun ayat tersebut secara khusus ditujukan kepada Yahudi dan Nasrani, namun penggunaan kata 'الَّذينَ' yang bersifat umum membuat pesan ayat ini menjadi universal. Dengan demikian, ancaman Allah atas mereka yang menyembunyikan ilmu berlaku tidak hanya bagi Ahli Kitab yahudi dan nasrani, tetapi juga bagi seluruh umat manusia yang menyembunyian ilmu.


Selain itu, Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ibnu majah dan hakim juga mengecam orang yang menyembunyikan ilmu

مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ

Artinya: Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu yang dia mengetahuinya, lalu ia menyembunyikannya, maka akan diberi tali kekang dari neraka pada hari kiamat.


Lantas, ilmu apa yang tidak boleh disembunyikan? Muhammad Ali As-Shabuni dalam kitab Rawai’ul Bayan mengutip pernyataan Abu Hayyan, yang menyatakan bahwa laknat Allah tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang menyembunyikan ayat-ayat-Nya, tetapi juga kepada mereka yang menyembunyikan ilmu agama yang seharusnya diajarkan dan disebarkan (ilmu fardhu ‘ain)"


Di antara ilmu yang termasuk dalam fardhu ‘ain adalah ilmu yang diperlukan untuk memastikan sahnya ibadah dan mengesahkan aqidah. Ketika seseorang ditanya mengenai ilmu ini, padahal ia mengetahui kebenarannya, namun memilih untuk menyembunyikannya, maka ia termasuk dalam golongan yang berpotensi mendapat ancaman laknat dari Allah.



Referensi: Rawai’ul Bayan


Posting Komentar

0 Komentar