Sebagai seorang ayah, tanggung jawab besar yang dipikul memang tak bisa dihindari. Namun, sudahkah kita menyadari bahwa peran seorang ayah dalam mendidik, membimbing, dan menjaga keluarganya telah dijelaskan secara rinci dalam Al-Qu'ran? Kitab suci ini memaparkan bagaimana seorang ayah bukan sekadar pencari nafkah, melainkan pemimpin yang arif, pendidik akhlak, dan pelindung keluarga. Sayangnya, tak sedikit dari kita yang mungkin belum sepenuhnya menggali dan mengamalkan nilai-nilai luhur tersebut
Oleh karena itu penting bagi kita untuk menelusuri lebih dalam bagaimana Al-Qu'ran menampilkan peran penting figur ayah dalam membina keluarga, sebagai berikut:
1. Menanamkan Pendidikan Tauhid Sejak Dini
Dalam Surat Luqman ayat 13, diceritakan bagaimana Luqman menasihati anaknya untuk tidak menyekutukan Allah:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya saat memberi pelajaran kepadanya: ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’”
Pesan ini menegaskan bahwa tugas pertama seorang ayah adalah menanamkan pondasi tauhid yang kokoh dalam hati anak-anaknya. Nilai ini menjadi dasar akhlak dan cara berpikir mereka di masa depan. Ditambah ini adalah yang mendasar dalam agama.
2. Menjadi Penasihat Setia dalam Segala Keadaan
Di dalam kisah Nabi Nuh dalam Surat Hud ayat 42-43 menggambarkan bagaimana seorang ayah terus menasihati anaknya bahkan di tengah situasi yang genting:
“Nuh berkata: ‘Wahai anakku, naiklah bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang yang kafir.’”
Ayat ini mengajarkan bahwa nasihat seorang ayah tak mengenal waktu dan kondisi. Ia tetap menjadi kompas bagi anak-anaknya, bahkan saat situasi terasa mustahil. Dengan demikian penting di antara ayah dan anak memiliki keterhubungan batin, guna mudah untuk menjadi pendengar dan pembicara yang baik.
3. Membangun Komunikasi dan Keteladanan
Surat As-Saffat ayat 102-110 mengisahkan dialog antara Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail tentang perintah Allah:
“Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku harus menyembelihmu. Maka pikirkanlah, apa pendapatmu?”
Ismail menjawab dengan keteguhan iman, sebuah hasil dari komunikasi yang penuh hikmah dan keteladanan nyata dari sang ayah. Ini menjadi pelajaran penting bagi ayah untuk selalu mengedepankan dialog yang terbuka dan membangun.
4. Mengajarkan Tawakal dan Keteguhan Hati
Dalam Surat Yusuf ayat 86, Nabi Ya’qub menampilkan sikap tawakal yang patut dicontoh:
“Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
Ayah bertugas menanamkan nilai tawakal agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang kokoh dan siap menghadapi ujian hidup.
5. Menjaga Anak dari Jalan yang Sesat
Surat Luqman ayat 16-18 memuat nasihat Luqman agar anaknya selalu berjalan dalam kebenaran:
“Wahai anakku, sesungguhnya jika ada amal seberat biji sawi, tersembunyi di langit atau di bumi, pasti Allah akan membawanya.”
Ini mengingatkan bahwa ayah wajib membimbing anak-anaknya agar tak tergelincir dalam perbuatan yang merugikan diri sendiri.
6. Memenuhi Kewajiban Nafkah dengan Penuh Amanah
Surat Al-Baqarah ayat 233 menjelaskan kewajiban ayah dalam memberi nafkah:
“Dan kewajiban ayah ialah memberi makan dan pakaian kepada ibu menurut cara yang patut…”
Memenuhi kebutuhan keluarga adalah tanggung jawab utama ayah, dilakukan dengan seimbang sesuai kemampuan, tanpa memberatkan diri.
7. Bersabar dalam Menghadapi Kekeliruan Anak
Surat Yusuf ayat 18 menampilkan sikap sabar Nabi Ya’qub saat menghadapi anak-anaknya yang berbuat kesalahan:
”…Maka bersabarlah aku dengan kesabaran yang baik.”
Sikap ini menjadi pelajaran bagi setiap ayah untuk tidak mudah berputus asa dalam membimbing anak-anak, meski berkali-kali melakukan kesalahan. Dan menyadari bahwa anak adalah manusia biasa yang mungkin kerap melakukan kesalahan baik sengaja atau tidak.
8. Menjadi Pemimpin yang Bertanggung Jawab
Surat An-Nisa ayat 34 menegaskan kedudukan lelaki sebagai pemimpin keluarga:
“Kaum lelaki itu adalah pemimpin atas kaum perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain…”
Sebagai pemimpin, ayah bertugas melindungi, membina, dan menjaga keluarganya, bukan sekadar memimpin secara otoriter, tapi dengan tanggung jawab yang penuh kasih sayang. Makanya mesti menanam rasa cinta pada anak. Agar dia patuh bukan karena diperintah tapi karena dia juga mencintai orang tuanya. Lantaran banyak anak tidak lagi merindukan saat orang tuanya tidak ada.
Kesimpulan
Dari kisah-kisah inspiratif dalam Al-Qu'ran, kita memahami bahwa peran ayah bukanlah tugas ringan. Ia mencakup mendidik dengan nilai tauhid, membimbing, menjadi teladan, dan memenuhi hak-hak keluarga baik secara moral maupun materi. Semoga para ayah dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah ini, menjadi pribadi yang amanah, serta pilar kokoh bagi keluarga. Guna membangun keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
0 Komentar