Dalam hidup, kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, bagaikan sebuah jaring yang terjalin erat. Tidak peduli seberapa banyak harta atau kekuasaan yang kita miliki, kita akan selalu membutuhkan uluran tangan orang lain. Bayangkan saja, saat kita terbaring sakit, pertolongan pertama sering kali datang dari tetangga terdekat, bukan dari sanak saudara yang mungkin tinggal jauh.
Oleh karena itu, menjalin hubungan baik dengan sesama – baik teman, keluarga, maupun orang di sekitar – adalah sebuah keharusan.
Syekh Abdus Shamad al-Palimbani dalam kitab Siyarus Salikin hal 108 menekankan, bagi mereka yang menempuh jalan akhirat, berbuat baik adalah kunci. Dengan berbuat baik, akhlak kita akan semakin mulia, dan kasih sayang terhadap sesama makhluk akan tumbuh subur. Sebaliknya, menjauhi akhlak buruk akan memicu perpecahan, kebencian, dan permusuhan.
Beliau juga menyebutkan bahwa kasih sayang dalam beribadah kepada Allah dan menjalin persaudaraan karena-Nya adalah ibadah yang paling utama dan paling mendekatkan diri kepada-Nya.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟ فَقَالَ: تَقْوَى اللهِ، وَحُسْنُ الْخُلُقِ.
"Yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam syurga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik."
Ini menunjukkan betapa pentingnya akhlak yang mulia dalam pandangan Islam.
Bahkan, dalam hadis riwayat Thabrani, Nabi bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."
Salah satu manifestasi dari kasih sayang dan akhlak mulia ini adalah persahabatan yang tulus. Dalam hadis tentang tujuh golongan yang akan mendapat naungan di hari kiamat, salah satunya adalah "dua orang yang saling mengasihi karena Allah." Kasih sayang yang dibangun di atas dasar keimanan dan ketakwaan akan menjadi jembatan menuju syurga.
Dalam kitab Pelajaran Akhlak jawi hal 46 di sebutkan :
Nabi bersabda :
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
"berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik"
خالط الناس ودينك لا تكلمنه
"Pergaulilah manusia itu, dan jaga benar-benar agamamu jangan sampai rusak"
"Kisah yang Menggugah Hati"
Dalam sebuah riwayat, diceritakan tentang persahabatan unik antara seorang alim (ulama) dan seorang pelaku maksiat. Si alim selalu didampingi oleh sahabatnya yang bertubuh kekar ke mana pun ia mengisi pengajian dan berdakwah. Ketika si pemaksiat meninggal, ia disiksa di neraka. Namun, ketika beberapa tahun silam si alim meninggal ia dipanggil untu masuk ke syurga, ia mendengar teriakan sahabatnya dari bawah. Si alim pun menghentikan langkahnya dan bersumpah tidak akan masuk syurga kecuali jika sahabatnya ikut serta. Akhirnya, Allah SWT mengabulkan permohonan si alim, dan sahabatnya pun diangkat ke syurga bersamanya.
Kisah ini memberikan pesan mendalam: persahabatan yang tulus karena Allah mampu menyelamatkan kita dari api neraka. Ia mengajarkan bahwa ikatan kasih sayang dan kebaikan dapat menjadi sebab yang mengantarkan kita kepada kebahagiaan abadi.
Maka, perbaiki dan per-eratlah persahabatanmu, karena persahabatan yang dilandasi kebaikan dan ketaatan bisa menjadi jalan yang indah menuju syurga.
Referensi :
1. Kitab Siyrus Salikin Cet, Haramain 108 – 109
2. Kitab pelajaran Akhlak jawi hal : 46
0 Komentar