Penjelasan Tentang Lafaz “ISM” Pada Basmallah


PEMBUANG ALIF KATA “اسم” PADA PADA BASMALLAH

Lafadh اسم secara lughawi bermakna kata yang mengilustrasikan musamma (pemilik nama). Dalam Al-Qamus, kata اسم berasal dari سموا سما yang bermakna ارتفاع (tinggi). Menurut ulama Kuffah, kata اسم berasal dari kata وسم yang bermakna tanda.

Sebagian ulama lughah mengatakan bahwa kata ism memiliki lima macam lughat yaitu:
اسم dengan dhammah hamzah.
اسم dengan kasrah hamzah.
وسم dengan kasrah sin.
وسم dengan dhammah sin.
سمي sama seperti هدي

Sebagian ulama mengatakan bahwa lughat kata ism bukan lima macam akan tetapi sepuluh macam, yaitu:
سماة
سم
سمة
اسم
سُمي
سَمي
سِمي
سَماء
سِماء
سُماء

Kata ism ini merupakan salah satu dari sepuluh kata yang dimulai dengan hamzah washal yaitu :
اسم
است
ابن
ابنم
ابنة
امراة
امرؤ
اثنان
ايم
اثنتان

Undang-undang hamzah washal ini adalah menyebutkan barisnya pada permulaan dan meninggalkannya pada pertengahan. Adapun penulisan alifnya maka disebutkan pada tulisannya baik pada permulaan atau pada pertengahan.

Namun jika kita lihat penulisan kata اسم pada basmalah maka kita temukan terjadi ketidak sesuaian penulisannya dengan undang-undang yang berlaku, karena dalam basmalah, alif pada kata اسم dibuang, sedangkan undang-undangnya alifnya tidak dibuang akan tetapi harakahnya yang dibuang. Jika dilihat pada kasus yang lain seperti pada contoh ayat dalam surah al-‘Alaq اقرأ باسم ربك الذي خلق yang mana huruf alif pada kata اسم tidak dibuang. Penulisan kata ism dalam ayat tersebut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Untuk menjawab kemusykilan tersebut para ulama memiliki alasan yang berbeda-beda, diantaranya adalah:
Khusus pada basmalah peng-idhafahan kata ism kepada jalalah (kata Allah) harus dibuang alifnya dengan alasan pemakaian basmalah sangat banyak sehingga untuk memudahkan alif pada kata ism dibuang.Tujuan pembuangannya adalah untuk menyesuaikan antara penglafatan dengan tulisannya. Karena pada pelafatannya alif washalnya tidak dibunyikan walaupun pada tulisannya ada, maka untuk sesuai dengan pelafatan maka tulisan alifnya dibuang. Disitu tidak terjadi pembuangan karena kata dasarnya bukan اسم akan tetapi سم dengan kasrah sin.

Sebagian ulama mengatakan bahwa kata ism jika diidafahkan kepada selain kata jalalah maka alifnya harus disebutkat. Contohnya باسم الرحمن .Sebagian ulama lain mengatakan bahwa kata ism jika terdapat pada permulaan kalam maka alifnya harus dibuang dan jika terletak pada pertengahan maka alifnya harus disebutkan sebagaimana pada ayat al-‘Alaq.

Demikian sekilas pembahasan masalah اسم dalam basmallah semoga bermanfaat kepada kita semua, amin.

Referensi: Kitab Idhahul ibda' Hikmatul hakim fi bayani bismillahirrahmanirrahim hal. 4.

Post a Comment

0 Comments