Shalat Sunat Rawatib

Shalat Sunat Rawatib

Rawatib merupakan nama bagi shalat sunat yang dilakukan sebelum atau sesudah sembahyang fardhu lima waktu. Shalat sunat rawatib yang dilakukan sebelum shalat fardhu sering disebut dengan shalat sunat qabliah, sedangkan yang dilakukan setelah shalat fardhu disebut dengan shalat sunat ba’diah. Hikmah dari shalat rawatib ini adalah untuk menyempurnakan kekurangan pada shalat fardhu. Shalat rawatib qabliyah sebagai persiapan untuk shalat fardhu sedangkan shalat rawatib ba`diyah sebanyai penutup kekurangan yang terjadi ketika melakukan shalat fardhu.
Di antara sembahyang fardhu, ada yang disunatkan melakukan rawatib qabliah saja, ada juga yang hanya ba’diyah saja dan ada pula yang disunatkan melakukan dua-duanya.
Metode pelaksanaan sunat rawatib ini sama persis seperti sembahyang fardhu lima waktu. Hanya saja, pada niatnya saja yang berbeda, yaitu dengan meniatkan sunat qabliah atau sunat ba’diyah.
Kemudian waktu untuk melakukan sunat qabliyah tiba dengan masuknya waktu shalat fardhu. Sedangkan sunat ba’diyah waktunya tiba setelah melakukan shalat fardhu. Batas waktu untuk melakukan dua shalat ini sama, yaitu dengan berakhirnya waktu untuk melakukan shalat fardhu.

Adapun jumlah rakaat dari keseluruhan sembahyang fardhu adalah sebanyak dua puluh dua rakaat, baik sunat yang muakad (sunat yang dikuatkan) atau ghairu muakad sama dengan jumlah rakaat dari keseluruhan sembahyang fardhu lima waktu. Berikut dua puluh rakaat dari keseluruhan sembahyang sunat rawatib:

1. Empat raka’at sebelum shalat dhuhur dan Empat raka’at sesudah dhuhur

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

مَن حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الْظُهْرِ وَأَرْبَعِ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللهُ عَلى النَّارِ.رواه الترمذي

Artinya: Siapa saja saja yang memelihara empat raka’at sebelum dan sesudah dhuhur, maka Allah SWT mngharamkannya dari api neraka. (H.R Turmizi)

Shalat jumat sama halnya dengan shalat dhuhur, maka sunat empat rakaat sebelum dan empat rakaat setelahnya.

2. Empat raka’at sebelum shalat ashar

Sebagaimana sabda Nabi SAW:


قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا

Artinya: Berkata Rasulullah SAW “ Allah SWT memberi rahmat kepada seseorang yang melakukan shalat empat raka’at sebelum ashar.


3. Dua rakaat sebelum magrib

Sabda nabi Saw :

صَلٌّوْ قَبْلَ صَلاَةَ اْلمغْرِبِ

Shalatlah dua rakaat sebelum shalat magrib

Dua raka’at sesudah magrib

Rasulullah SAW memberi kabar gembira dengan sabdanya:

مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكَعَتَيْن ِقَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ كُتِبَتْ صَلَاتُهُ فِيْ عِلِّيَّيْنَ

Artinya: siapa saja yang melakukan duan rakaat sembahyang sesudah magrib sebelum dia berbicara shalatnya ditulis dalam syurga I’lliyin.

Pada dua raka’at ini sunat untuk membacakan surat al-Kafirun dan surat al-Ikhlas.

4. Dua raka’at sebelum dan sesudah isya

Nabi Saw bersabda :

 عن محمد بن المنكدر قال: صَلَيْتُ مَعَ النَّبِيِّ - صَلَّى الله عليه وسلم - رَكَعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ

Artinya: Muhammad bin al-Munkadar berkata: ‘saya melakukan dua raka’at sembahyang beserta Nabi SAW sesudah I’sya. (H.R. Imam Bukhari dan Muslim)

5. Dua raka’at sebelum shalat subuh (sunat fajar)

 Nabi Saw Bersabda:

 رَكَعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الْدُنْيَا وَمَا فِيْهَا

Artinya: Dua raka’at fajar itu lebih baik daripada dunia serta seisinya. (H.R. Imam Muslim)

Pada dua rakaat fajar sunat membaca surat al-Kafirun dan al-Ikhlas. Ada juga hadis yang menganjurkan kita untuk membaca surat Alam Nasyrah dan surat al-Fil dengan khasiatnya untuk menghilangkan penyakit buasir (ambien). Bahkan, Imam al-Ghazali dalam kitabnya Wasailil al-Hajat mengatakan, barang siapa yang membaca surat Alam Nasyrah dan al-Fill maka musuh tidak akan bisa mengganggunya, “ini terbukti”, ujar beliau.

Adapun sunat yang muakad dari keseluruhannya adalah dua rakaat sebelum dan sesudah dhuhur, dua rakaat seseudah magrib dan isya, dan dua rakaat sebelum subuh, wallahua’lam.

Sumber :
 Beberapa kitab Fiqh Syafiiyyah.

Post a Comment

0 Comments