Allah Ada Tanpa Tempat (Bagian Dua)

allah ada tanpa tempat syubhat
Menolak Syubhat Pernyataan Allah di Arasy'

Kaum Mujassimah, yang berasumsi bahwa Allah ada di langit berargumen dengan ayat mutasyabihat berikut ini:

 5 اَلرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى.: طه  .

“Allah Yang Maha Pengasih ber-istawa terhadap ‘Arsy.” (QS. Thaha : 5).

Ayat di atas  maknanya tidak jelas, karena lafadh istawa termasuk lafadh musytarak (kata yang mempunyai banyak arti) sebagaimana dijelaskan oleh ahli bahasa.

Di sisi lain, ayat tersebut juga bertentangan dengan ayat-ayat lain yang menjelaskan bahwa Allah tidak tinggal di langit; seperti ayat:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَمَا كُنْتُمْ. :الحديد : 4

“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. al-Hadid : 4).

مَا يَكُوْنُ مِنْ نَجْوَى ثَلاَثَةٍ إِلاَّ هُوَ رَابِعُهُمْ. :المجادلة :7 

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya….” (QS. al-Mujadilah : 7).

99 :وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ :الصافات 

“Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Al-Shaffat : 99).

Dan Kaum Mujassimah, yang berasumsi bahwa Allah ada di langit juga berargumen dengan hadits berikut ini:

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السَّلَمِيِّ قَالَ كَانَتْ لِيْ جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِيْ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَفَلاَ أُعْتِقُهَا قَالَ اِئْتِنِيْ بِهَا فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ لَهَا أَيْنَ اللهُ قَالَتْ فِي السَّمَاءِ قَالَ مَنْ أَنَا قَالَتْ أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ. :رواه مسلم 357

"Muawiyah bin al-Hakam al-Salami berkata: “Aku punya seorang budak perempuan, yang menggembala kambingku. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku memerdekannya?” Beliau menjawab: “Bawa budak itu ke sini.” Lalu aku membawanya kepada beliau. Beliau berkata kepadanya: “Di mana Tuhan?” Ia menjawab: “Di langit.” ..."

Hadis riwayat Muslim di atas tidak dapat dijadikan dalil bahwa Allah ada di langit, karena status Hadis tersebut muththarib (simpang-siur) tentang redaksi matan-nya, sehingga menjadikannya lemah, hal ini seperti dikatan oleh Ahmad bin Hanbal (lihat riwayat al-Khalal dalam kitab al-Sunnah (991 dan 993), al-Hafizh al-Baihaqi, al-Hafizh Ibnu Hajar dll. Karena teks-teks di atas saling bertentangan, berarti teks-teks tersebut termasuk nushush mutasyabihat (nash-nash syubhat) yang pemaknaannya harus dirujuk kepada teks-teks yang Muhkamat. Seandainya hadis riwayat Muslim tersebut shahih dan tidak muththarib, tentu saja maknanya harus dita’wil, dan tidak diartikan Allah ada di langit, karena akan bertentangan dengan hadits-hadits lain yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Allah tidak bersemayam di langit, seperti hadits berikut ini:

Ayat yang muhkamat adalah ayat yang menunjukkan bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah, yaitu ayat:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ. :الشورى : 11
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. (QS. Al-Syura : 11).

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. :الإخلاص : 4

Dan tidak ada seorang pun yang serupa dengan Dia. (QS. al-Ikhlash : 4).

Mengapa ayat di atas dianggap muhkamat?Karena sabab turunnya adalah sebagai respon terhadap pertanyaan tentang sifat Allah. Maka kesimpulan yang bisa kita ambil adalah Allah ada tidak bertempat, kerena bertempat adalah salah satu cirri khas dari makhluk yang mustahil bagi Allah. Tentang bagaimana sebenarnya zat Allah swt, Allah lah yang lebih mengetahuinya. Manusia hanya bisa mengenal Allah dan membedakannya dari yang lain melalui sifat-sifatnya. Wallahua'lam.



Post a Comment

2 Comments

  1. Nabi membenarkan Allah ada dilangit, tetapi kalian mengingkarinya, Anda lebih tahu dari Nabi soal Allah ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kapan ada berjumpa sama Rasulullah sehingga anda sangat yakin demikian? Lalu mengapa anda mengeyampingkan ayat ayat al-quran lain yang justru menafikan Allah bertempat di langit?

      Delete