AL-Quran
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ. :الشورى : 11
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia (QS. Al-Syura : 11). Subtsansi ayat:
- Ayat ini secara tegas menjelaskan kesucian Allah dari serupa dengan apapun. Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari aspek manapun. Allah tidak butuh tempat dan arah.
- Ayat tersebut menjadi dalil sifat Allah mukhalafatuhu lil-hawadits (Allah tidak menyerupai makhluk-makhluk-Nya).
- Sifat ini termasuk sifat Salbiyyah, yaitu sifat yang menafikan sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah swt.
- Mustahil Allah swt menyerupai makhluk yang mempunyai roh seperti manusia, jin, Malaikat dan lain-lain
- Allah juga mustahil menyerupai benda-benda padat (jamad), baik benda yang ada di atas, maupun yang ada di bawah.
Hadist
256 قَالَ سَيِّدُنَا عَلِيٌّ بْنُ أَبِيْ طَالِبٍ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ: كَانَ اللهُ وَلاَ مَكَانَ وَهُوَ اْلآنَ عَلىَ مَا عَلَيْهِ كَانَ. (أبو منصور البغدادي، الفرق بين الفرق)
Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallaahu wajhah berkata: “Allah swt itu ada sebelum adanya tempat. Dan keberadaan Allah sekarang seperti keberadaan-Nya sebelum adanya tempat.” (al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi, al-Farqu Bayna al-Firaq, 256).
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ. رواه البخاري 2953
Imran bin Hushain ra berkata, "Rasulullah bersabda, "Allah ada pada Azali (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada sesuatupun selain-Nya." (HR. al-Bukhari : 2953).
Substansi Hadist:
- Hadits di atas memberikan penjelasan, bahwa Allah itu ada pada azali (keberadaan tanpa permulaan), ketika tidak ada sesuatu apapun selain-Nya, seperti angin, cahaya, kegelapan, Arsy, langit, manusia, jin, Malaikat, waktu, tempat dan arah.
- Jadi zat Allah itu ada sebelum terciptanya tempat dan arah.
- Allah juga tidak berubah dari wujud yang semula, yakni tetap ada tanpa tempat dan arah, karena berubah adalah ciri dari sesuatu yang baru (makhluk)
- Sekarang apabila akal dapat menerima bahwa Allah ada sebelum terciptanya tempat dan arah, maka tentu saja akal dapat menerimaa wujud-Nya Allah tanpa tempat dan arah setelah terciptanya tempat dan arah
- Dan hal ini bukan termasuk penafian atas wujudnya Allah
Akidah Ulama Salafus Shalih Tentang Allah tidak bertempat
- Al-Imam Abu Ja'far al-Thahawi berkata dalam al-'Aqidah al-Thahawiyyah:
تَعَالَى (يَعْنِىْ اللهُ) عَنِ الْحُدُوْدِ وَالْغَايَاتِ وَاْلأَرْكَانِ وَاْلأَدَوَاتِ لاَ تَحْوِيْهِ الْجِهَاتُ السِّتُّ كَسَائِرِ الْمُبْتَدَعَاتِ.
Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, sehingga Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti tangan, wajah dan anggota badan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya), Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang), tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut. - Al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi juga mengatakan:
وَأَجْمَعُوْا عَلىَ أَنَّهُ لاَ يَحْوِيْهِ مَكَانٌ وَلاَ يَجْرِيْ عَلَيْهِ زَمَانٌ. : الفرق بين الفرق، 256
Ahlussunnah Wal-Jama'ah juga bersepakat, bahwa Allah itu tidak diliputi oleh tempat dan tidak dilalui oleh zaman.
2 Komentar
Sayang... rujukannya kurang. Bandingkan dengan ini:
BalasHapushttps://tulisansulaifi.wordpress.com/2018/03/02/di-atas-langit-ada-allah/
Semoga Allah menunjukkan kita ke jalan yang lurus.. Aamiin..
iya memang sangat sayang, saat ada hamba Allah yang tertipu dengan satu tulisan yang banyak rujukanya...
HapusSemoga Allah memberikan kita jalan yang lurus