Pentingnya Khauf Kepada Allah swt (Bagian 2)


pentingnya khauf kepada allah bagian 2

Lbm.Mudi- Khauf merupakan sebuah keharusan bagi seorang hamba sebagai makhluk yang beriman. Karena Khauf mewakili iman dari seseorang, sehingga semakin tinggi dan dalam iman dari seseorang maka semakin tinggi dan dalam pula keimanannya. Berikut ini adalah beberapa kisah tentang khauf yang ada pada para kekasih-kekasih Allah swt.

1. Nabi Ibrahim as yang berpangkat khalilullah pernah melakukan satu kesalahan, maka alangkah takutnya nabi Ibrahim as dan tunduk kepada Allah swt seraya berkata :
 وَالَّذِي أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّين

Artinya : "dan aku ingin bahwa Allah swt mengampuni dosaku hingga hari kiamat".

Diriwayatkan bahwa nabi Ibrahim as menangis karena takut kepada Allah swt  sehingga diutulah Jibril, maka berkatalah malaikat Jibril ‘‘Adakah sang khalil akan mengazabkan khalilnya’’? maka Ibrahim as menjawab ‘’Apabila aku mengingat kesalahanku maka aku lupa akan titel ke-khalililanku’’ 


2. Nabi Musa as bin Imran tidak melakukan kesalahan apapun kecuali pernah menampar seseorang, itupun hanya sekali, maka beliau sangat merasa khauf kepada Allah swt dan merendahkan diri seraya berkata :
 قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي

Artinya : ‘’Wahai tuhanku sesungguhnya aku menzalimi diriku maka ampunilah aku’’

3. Pada masa Musa as ada seorang yang bernama Bala’an bin Bau’ra, ia bisa melihat Arasy. Dihikayahkan bahwa pada mulanya ia memiliki majelis dan 12.000 murid, akan tetapi pada suatu waktu ia mencintai dunia dan ahlinya serta meninggalkan hormat (tidak patuh) kepada salah-satu gurunya, maka Allah mencabut nur ma’rifah yang ada padanya kemudian menjadikannya seolah-olah anjing yang tercela sebagaimana firman Allah swt :

فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ

Artinya :"Maka seolah-olah ia (Bal’am bin Bau’ra) hanya anjing jika kamu mengahalaunya, maka ia akan menjulur lidahnya"

Allah menjatuhkanhya ke dalam kesesatan sealam-lamanya, Nauzubillahiminzalik.

4. Nabi Daud as pernah berdosa dengan satu dosa maka beliau menangis sehingga tumbuhlah rumput di atas tanah karena air matanya.

5. Nabi Yunus as pernah marah bukan pada tempatnya itupun hanya sekali saja, maka Allah swt menahannya dalam perut ikan Hud yang berada dibawah laut selama 40 hari dan beliau mengucapkan: 

 أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Artinya : "Tiada tuhan selain engkau maha suci engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim"

Pada ketika malaikat menyeru dan memanggil-manggil, terdengarlah suara yang ma’ruf pada temapat yang majhul, kemudian malaikat memberi bantuan kepada nabi Yunus as , sesungguhnya jika Yunus tidak mengucapkan tasbih kepada Allah, maka Allah tidak akan mengeluarkannya dalam perut ikan tersebut hingga hari kiamat .

6. Nabi Muhammad saw beribadah pada malam hari sehingga menyebabkan bengkak dua kakinya, para shahabat bertanya : ‘’Ya Rasulullah mengapa engkau beribadah kepadanya, padahal Allah telah telah mengampuni dosa-dosamu yang dulu dan yang akan datang?’’ Rasul menjawab "Aku belum cukup bersyukur kepada Allah. Jika aku dan nabi Isa as disiksa oleh Allah maka kami akan disiksa dengan siksa yang tidak pernah dirasakan oleh makhluk di dunia ini’’.

Rasulullah saw melakukan ibadah pada waktu malam dengan menangis serta membaca :

اَعُوْذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقَابِكَ وَبِرِضَاكَ مِنْ سُخْطِكَ وَ اَعُوْذُ بَكَ مِنْكَ , لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ اَنْتَ كَمَا اَثنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Artinya : "Ya Allah aku mohon kemaafanmu dari siksaanmu dan keridhaan dari marahmu, dan aku memohon denganmu dari padamu , aku tidak bisa memujimu sebagaimana dirimu memuji kepada dirimu sendiri"

Ini adalah beberapa kisah yang bisa diambil faidah jika   kita sebagai makhluk Allah harus selalu merasa khauf kepada Allah  dan tidak pernah  merasa aman dari ancaman Allah. Semuanya harus punya rasa takut kepada Allah swt, Namun para  mereka Anbiya  langsung sadar dan bertaubat kepada Allah dengan tiada henti-hentinya. Maka marilah kita bertaubat dan memulai hidup baru dengan bersykur semampu kita dan jangan pernah sekalipun merasa aman dari azab Allah swt. Wallahua'lam.

Sumber: Minhajul 'Abidin 266-283 cet. Darul Fikri

Post a Comment

0 Comments