Dikisahkan oleh Ibnu Ibbad Ar Rundi dalam kitab Syarah Al Hikam seorang manusia yang bermana Uwais Al Qarni beliau adalah sebaik-baik aulia pada masa tabi’in.
Seorang sangat hina didepan manusia yang berambut pirang dan terdapat dua lingkaran putih dibadannya sebesar dirham. ejekan serta hinaan dari manusia kerab ia dapatkan dalam kesehariannya, karena ia seorang yatim dan miskin hidup sebatang kara dengan bundanya yang tercinta, pada suatu hari ia mendapatkan hadiah dua pakaian dari ulama Kufah Karena Uwais sering mengahadiri majelis ilmu sebelum manusia mengenalnya, maka pada waktu itu mereka menuduh Uwais dengan tuduhan pencuri, menurut mereka Uwais sangatlah tidak mungkin ia mempunyai pakaian hingga dua lembar karena ia sangat miskin kecuali dengan cara mencuri. Kemudian setelah itu ia tidak lagi menghadiri majlis ilmu lebih-lebih setelah kalifah Umar bin Khatab menyerukan di mimbar pidatonya dengan menanyakan siapa di antara mereka yang bernama Uwais Al Qarni dengan menyebutkan beberapa ciri-ciri yang pernah diucapkan Rasulullah saw.
Uwais Al Qarni anak yang yatim menjalani kehidupan bersama ibundanya, ia sangat taat dan berbakti kepada ibunya, pada hari kiamat nanti ketika hamba-hamba Allah masuk surga sedangkan Uwais Al qarni diperintahkah untuk berhenti supaya ia memberi syafaat bagi manusia yang belum masuk surga ,maka manusia masuk surga atas syafaat Uwais Al Qarni sebanyak kabilah muzar terutama bagi mereka yang berbakti kepada dua orang tuanya.
Rasulullah saw telah berpesan kepada sahabat Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib tentang kemuliaan Uwais Al Qarni serta Rasulullah SAW menyebut ciri-cirinya, bahwa Uwais seorang lelaki berkulit sawo matang dibadan tepat dibahu bawah sebelah kiri terdapat dua bintik putih sebesar uang dirham yang merupakan bekasan dari penyakit lepra yang ia derita dan setelah ia berdoa kepada Allah swt, lalu Allah menyembuhkannya. Diantara ciri-cirinya juga ia berambut perang, bermata biru, dada mempunyai bidang yang lebar, kepalanya selalu menunduk ke bawah dan selalu meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya ketika berjalan, ibadahnya sangat khusyuk dengan memanjangkan sujudnya dan membaca Al Quran dengan meneteskan air mata, jika bersumpah maka Allah akan menampakkan sumpahnya. ‘’Wahai Umar dan Ali jika kalian berjumpa dengan Uwais Al qarni mintalah ampun supaya Allah mengampuni kedua kalian’’ Sabda Rasulullah saw.Hal ini merupakan alahkah mulianya sosok Uwais Al Qarni.
Berdasarkan pesan baginda Rasulullah saw, sahabat Umar dan Ali mencari sosok yang mulia Uwaisy Al Qarni tersebut. Umar bin Khatab selalu memberi aba-aba ketika musim haji siapakah diantara mereka yang bernama Uwais Al Qarni?, pada waktu itu tiba-tiba diantara mereka ada yang memberi kabar tentang Uwais, bahwa ia adalah pengembala yang sedang menjaga ternak jamaah haji yang berada di perbatasan kota Mekah, maka dengan segera Umar dan Ali pergi menuju ke tempat tersebut, sesampai pada tempat yang telah dikabarkan tersebut, mereka melihat seseorang yang sedang mengembala kambing dengan ciri-ciri yang pernah didengarnya dari Rasulullah saw, maka tidak lain itulah sosok Uwais Al Qarni majhul (tidak dikenal) di bumi dan ma’ruf (terkenal) di langit.
Kemudian terjadi perbincangan panjang antara Umar, Ali dan Uwais Al qarni.
Umar dan Ali : ‘’wahai fulan sipakah namamu ?
Uwais : Saya Abdullah (hamba Allah).
Umar dan Ali : ya memang kita semua hambanya Allah, akan tetapi siapakah namamu yang telah yang diberikan ibumu ?
Uwais : (Tidak menjawab)
Umar dan Ali : Rasulullah semasa hidupnya pernah berpesan kepada kami tentang ciri-ciri seseorang yang mulia bernama Uwais Al Qarni.
Uwais : Mudah-mudahan itu bukan aku wahai khalifah
Umar dan Ali : wahai fulan kami ingin membuktikan sabda Rasulullah saw padamu sudikah engkau menyebutkannya, sedangkan ini adalah perbuatan yang wajib kita lakukan
Uwais : Jika demikian aku menjawab ‘’ya memang saya Uwais Al Qarni sebagai bukti ini pesan Rasulullah saw yang wajib kita buktikan.
Umar dan Ali : wahai Uwais doakan keampunan bagi kami dan setelah ini kapan kita boleh bertemu kembali ?
Uwais : Baiklah, tetapi Wahai Umar dan Ali aku tidak akan membuat perjanjian antara kalian untuk bertemu lagi, sebaiknya kita berpisah saja supaya aku tidak dikenal oleh seorangpun setelah ini ( lalu ia menyerahkan binatang ternak pada pemiliknya dan pergi ).
Maka itulah perbincangan anatar Umar,Ali dan Uwais Al Qarni seorang aulia pada tabi’in yang tidak ingin dikenal oleh manusia walaupun sekaliber khalifah Umar dan Ali. Dalam riwayat disebutkan ketika Uwais Al Qarni meninggal dunia tiba-tiba saja sudah banyak manusia yang tidak dikenal telah melayatkannya dan melakukan fardhu kifayah sehingga orang-orang setempat pulang dengan harapan keesokan harinya mereka menziarahi kuburnya. Tetapi yang terjadi sebaliknya yaitu kuburnya menghilang tidak ada dari mereka mengetahuinya.
Kitab Syarh Al hikam Hal.14, Syarah Ibnu ibbad Arundi
Berikut pidato Abiya Muhammad tentang Uwais Qarni
0 Komentar