Dalam tatanan masyarakat, terkadang ada orang yang sangat miskin, sehingga tidak punya lahan untuk menguburkan keluarganya, namun ia memiliki tetangga yang baik dan dermawan yang mau meminjamkan tanahnya untuk dikuburkan jenazah yang meninggal, di kemudian hari, terjadi perselisihan antara mereka, yang menyebabkan tetangga tersebut menarik kembali pinjaman tanah kuburan yang ia pinjamkan tadi.
Pertanyaan:
Bolehkah kita ruju’ dari tanah yang kita pinjamkan untuk dikuburkan jenazah ?
jawaban:
Menurut Syeh Zainuddin Bin Muhammad Al Ghazali Al Malibari dalam karia ilmiahnya ” fathul mu’in” mengatakan: boleh ruju’ pada meminjamkan tanah untuk dikuburkan manyat sebelum manyat ditimbun tanah meskipun manyat sudah diletakkan ke dalam kubur.
Dan tidak boleh ruju’ jika manyat sudah ditimbun , sehingga baru boleh ruju’ jika manyat sudah busuk (hancur) .mengenai hal ini syeh sibran malalasi berpendapat: tertegah bagi kita untuk ruju’ dari pinjaman bagi manyat -manyat yang tidak busuk, seperti manyat Nabi dan orang syahid dan seseurupa dengan keduanya, seperti manyat orang alim , orang yang rajin membaca Al-Qura’an dan orang yang senantiasa azan karena Allah.
Referensi
Fathul mu’in Juz 1 Hal 133 cet. Haramain
(و) جاز (لكل) من المعير والمستعير (رجوع) في العارية، مطلقة كانت أو مؤقتة، حتى في الاعارة لدفن ميت قبل مواراته بالتراب، ولو بعد وضعه في القبر، لا بعد المواراة، حتى يبلى
Hasyiah ianatuttalibin Juz 1 Hal 133 cet. Haramain.
قوله: لا بعد المواراة أي ليس له الرجوع بعد المواراة، وقوله حتى يبلى، أي يندرس قال سم، قضيته امتناع الرجوع مطلقا فيمن لا يندرس، كالنبي، والشهيد.
Istiqamah Dan Baik Akhlak Adalah Jalan Menuju Surga [Tu H M.Yusuf Bin Abdul Wahab]
0 Komentar