Salaf adalah ulama masa sahabat ,tabi’ dan tabi’-tabi’in yang telah dijamin oleh Rasulullah dalam hadis tiga kurun pertama yang terbaik, maka aqidah ulama salaf ini menjadi rujukan untuk masa sekarang supaya tidak menjadi keragu-raguan bagi umat akhir zaman. Allah tidak bertempat pada suatu tempat tidak di bumi, tidak di langit, tidak memiliki arah dan tidak memiliki zaman. Wal hasil Allah SWT maha ada, maha suci dari serupa dengan makhluk yang hawadis (baharu) walau sedikitpun.
Berikut ini perkataan ulama salaf tentang Allah tidak butuh kepada tempat,zaman dan arah
Saidina Ali RA (wafat pada 40 H)
كَانَ الله وَلَا مَكَاَن وَهُوَ الَانَ عَلَى مَاعَلَيْهِ كَانَ اَيْ بِلَا مَكَانَ
Allah ada tanpa tempat, dan Allah sebagaimana sedia ada ia (tidak bertempat)
اِنَّ الله تعالى خَلَقَ مَكَانَ خَلَقَ اْلعَرْشَ اِظْهَارًا لِقُدْرَتِهِ لَا مَكَاَن لِذَاتِهَ
Allah menciptakan tempat dan Arasy karena menampakkan kekuasaanNYA dan Allah tidak bertempat pada Arasy tersebut
مَنْ زَعَمَ اَنَّ اِلَهَنَا مَحْدُوْدٌ فَقَدْ جَهَلَ الخَاِلَق المَعْبود
Barang siapa megatakan Allah itu mempunyai ukuran maka ia belum mengenal tuhannya
Zainal Abidin Ali Zainal Bin Husen Bin Ali RA (wafat 94 H)
اَنْتَ الله اَّلذِي لَا يَحْوِيْكَ مَكَانَ
Engkau Allah yang tidak diliputi oleh tempat
اَنْتَ الله اَّلذِي لَا تَحُدُّ فَتَكُونَ مَحْدُوْدًا
Engkau adalah Allah yang tidak diukurkan dan dibataskan
Imam mujtahid Abu Hanifah Bin Nu’man Bin Sabit RA (wafat : 105)
وَالله تعالى يُرَى فِي الَاخَرَةِ وَيَرَاهُ اْلمُؤْمَنُوْنَ وَهُمْ فَي اْلجَنَّةِ بِأَعْيُنِ رُؤُسِهِمْ بِلاَ تَشْبِيْهٍ وَلَا كَيْفِيَةٍ وَلَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ خَلْقَهِ مُسَافَةً
Allah ta’ala akan dilihat pada hari kiamat oleh orang beriman di dalam surga sedangkan Allah tidak serupa dengan makhluk,tidak mempunyai penyaamaan dan tidak berada pada suatu kejahuan (Sedangkan oarng mukmin berada di dalam surga dan Allah tidak bertempat)
وَلِقَاءُ اللهِ لِاَهْلِ الْجَنَّةِ بِلَا كَيْفٍ وَلَا جِهَةٍ
Allah akan bertemu dengan orang mukmin tetapi tidak menyamai makhluk dan tidak berada pada suatu arah
Imam mujtahid Muhammad Bin Idris as-Syafi’i (wafat : 204 H)
اَنَّهُ تعالى كَانَ ولا مَكَانَ فخلق المَكَانَ وهو على صَفَةَ الاَزَلِيَّةَ كما كَانَ قَبْلَ خَلْقِهِ اْلمَكَانَ لَا يَجُوْزُ عَلَيْهِ التَّغَيُّرُ فِى ذَاتِهِ وَلَاالتَّبْدِيْلِ فَي صَفَاتِهِ
Sesungguhnya Allah ada tanpa butuh kepada tempat, dan Allah yang menciptakan tempat, Allah mempunyai sifat yang qadim sebelum menciptakan tempat tidak ada perobahan pada zat-NYA
Imam mujtahid Abu Abdullah Ahmad Bin Hamba Syaibani (Wafat 241H)
اِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمَنَزِّهِيْنَ لله تعالى عَنِ اْلجِهَةِ وَاْلجِسْمِيَّةِ ثُمَّ قَالَ اِبْنُ حَجَرٍ مَانَصُّهُ وَمَا اشْتَهَرَ بَيْنِ جَهْلَةٍ الْمَنْسُوْبِينَ اِلَى هَذَا الاَمَامَ الاَعْظَمِ اْلمُجْتَهِدِ مِنْ اَنَّهُ قائل بِشيئ مِنَ الِجهَةِ او نحوها فَكَذَّبَ وَبُهتَانَ وَافْتَرَاءَ عَلَيْهِ
Sesungguhnya Allah suci dari arah , jisim. Berkata Ibnu hajar ‘’Barang siapa menuduh Imam Ahmad bahwa beliau mengatakan Allah ta’ala mempunyai arah maka ia telah berbohong dan mengada-ngada’’
Imam Muhaddis abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhari (wafat 256 H)
فَقَدْفَهَمَ شُّرَاحُ اَنَّ صَحِيْحَهُ اَنَّ البُخَارِي كَانَ يَتَنَزَّهُ اللهَ عَنِ المَكَانَ وَالجِهَةِ
Para pensayarah kitab Shahih Bukhari telah memahami kitab beliau : “bahwa Imam bukhari menyakini bahwa Allah ta’ala itu suci dari tempat dan arah”
Referensi Kitab al Insaf Karangan Syaikh Umar Abdullah Kamil hal 283-285
1 Komentar
Assalamu"alaikum, saya bingung dalam hadist shahih zariyah redaksinya menyatakan Allah di langit, tapi ada sebagian ulama yang menyatakan tersebut hadist ahad, dan hadist ahad tidak bisa di jadikan sandaran untuk masalah Aqidah, yang membuat saya bingung mengapa seorang Imam yang jelas selama 40 tahun tersesat aqidahnya di jadikan imam untuk masalah Aqidah. Kalaulah Imam Abu Hasan Al-Asy'ari meriwayatkan salah satu hadist, menurut Tengku status hadistnya bagaimana, apakah hadist tersebut termasuk hadist shahihkah? atau Dhaif? Wa'alikumsalam
BalasHapus