Asal Mula Bubur Asyura.

Sudah menjadi tradisi umat Islam di banyak negri di dunia ini pada hari asyura masyarakat membuat masakan jenis bubur menurut tradisi masing-masing. Bubur tersebut dibagikan kepada fakir miskin dan masyarakat yang lain. Tradisi bubur Asyura bukan hanya ada di Nusantara saja, namun ternyata juga ada di luar negri. Lalu kira-kira bagaimana asal mula tradisi bubur Asyura tersebut? Kenapa sampai sepakat membuat bubur di hari Asyura?
Diriwyatkan bahwa setelah Nabi Nuh as dan para pengikit beliau turun dari kapal, mereka mengadu kepada Nabi Nuh bahwa mereka dalam keadaan lapar sedangkan bekal mereka sudah habis. Maka Nabi Nuh as memerintahkan mereka untuk membawa sisa perbekalan yang mereka miliki. Maka ada dari mereka yang hanya memiliki satu genggam gandum, ada yang hanya memiliki sisa satu genggam kacang adas, ada yang hanya memiliki satu genggam kacang dan ada yang membawa satu genggam kacang homs sehingga ada tujuh jenis biji-bijian yang terkumpulkan. Kemudian Nabi Nuh as memasak semuanya dalam satu masakan sehingga jadilah makanan sejenis bubur. Mereka makan bubur tersebut dan mencukupi untuk mengenyangkan semua pengikut beliau dengan barakah Nabi Nuh as. Allah berfirman dalam al-quran;

قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ ْ

dikatakan; hai Nuh, turunlah dengan kesejahteraan dari kami dan keberkatan atas kamu dan umat yang bersamamu (Q.S. Hud 48)

Kebetulan pada hari tersebut adalah hari Asyura (10 Muharram). Selanjutnya memasak bubur tersebut terus menjadi tradisi di berbagai daerah di dunia menurut daerah masing-masing. (1)

Jangan lupa baca; Kelebihan dan Amaliyah di Hari Asyura.

Mungkin ada yang bertanya; memasak bubur tersebut adakah dalilnya dari Rasulullah ?
Perlu diingat, memasak bubur di hari Asyura itu bukanlah ibadah, jadi tidak perlu ada dalil shahih. Minimal kesunnahan memperbanyak nafakah bagi keluarga pada hari Asyura ada dalil yang shahih sebagaimana kata Imam al-Ajhuri .(2)
Jangan lupa besok (29/09/2017) melakukan puasa Asyura;

سئل عن صوم يوم عاشوراء ؟ فقال يكفر السنة الماضية
Nabi pernah di tanyakan tentang puasa Asyura, beliau menjawab “puasa Asyura menghapuskan dosa setahun yang telah lalu”. (H. R. Imam Muslim)

-----------------------------------------------------------------------------------------------

  1. Saiyid Bakri Syatha Taqriqat ‘ala Hasyiah Ianah Thalibin jlid 2 hal 267 Toha Putra, Syeikh Ismail Haqqi, Tafsir Ruhul Bayan jild 4 hal 87 Dar Ihya Turats Arabi 
  2. Hasyiah Ianah Thalibin Jld 2 hal 267 Toha Putra

Posting Komentar

2 Komentar