Bolehkah Mengqadha Shalat Sunat


Deskripsi Masalah:

Shalat sunat adalah amalan yang dianjurkan bagi setiap muslim. Di samping mendapatkan pahala dalam mengerjakannya, shalat sunat juga berfungsi sebagai penyempurna kekurangan yang terdapat pada shalat fardhu. Dalam satu keadaaan terkadang kita luput dalam mengerjakan shalat sunat.

Pertanyaan:

Bagaimanakah jika shalat sunat tersebut luput dikerjakan? Apakah ada anjuran untuk mengqadhanya?

Jawaban:

Secara garis besar, shalat sunat terbagi 2 :

1. Shalat sunat muwaqqat (berwaktu), yaitu shalat sunat yang dikaitkan dengan waktu tertentu yang dibatasi oleh syara'. Contohnya seperti shalat dhuha, witir dan rawatib.

2. Shalat sunat zisabab (memiliki sebab), yaitu shalat sunat yang dikaitkan dengan terjadinya sebab tertentu dalam Syara'. Contohnya seperti shalat gerhana matahari dan bulan, tahiyyatul masjid dan shalat sunnat wudhu'.

Sunah hukumnya mengqadha shalat sunat muwaqqat yang luput. Sedangkan shalat sunnat zi sabab tidak disunnatkan untuk mengkaqhanya. Alasannya karena pengerjaan shalat tersebut diakibatkan oleh suatu sebab, sedangkan sebab tersebut telah hilang.

Hashiyah I’anatuttalibiin Juz 1 Hal 268 Cet Haramain

)قوله ويندب قضاء نفل مؤقت) وذلك لعموم خبر من نام عن صلاة أو نسيها فليصلها إذا ذكرها ولأنه قضى بعد الشمس رکعتي الفجر وبعد العصر الركعتين اللتين بعد الظهر رواهما مسلم وغيره ولخبر أبي داود بإسناد حسن من نام عن وتره أو سنته فليصل إذا ذكره اه شرح الروض (قوله لا ذي سبب) أي لا يندب قضاء نفل ذي سبب وذلك لأن فعله لعارض السبب وقد زال فلا يقضى

Hakikat Seorang Mursyid, Simak Penjelasan Abu MUDI



Post a Comment

0 Comments