Proses akad jual beli tanah antara si pembeli dan si penjual adalah Hal yang lumrah terjadi di tengah tengah masyarakat namun takkala si pembeli tanah menggarap tanahnya tiba tiba dia menemukan bongkahan batu mulia, bagaimanakah hukumnya kepemilikan terhadap batu bongkahan tersebut apakah milik si pembeli tanah atau si penjual tanah. Syekh Abdurrauf Singkil (Teungku Syiah Kuala) menjawab dalam Kitabnya Mir'ah ath-Thulab.
Soal : jika bertanya seeorang apa pula hukum sesesorang menjual tanah padahal dalamnya ada beberapa batu atau perbendaharaan, adakah sekalian itu masuk pada tanah atau tiada ?
Jawab : jika sesorang menjual tanahnya kepada sesorang dengan Itlaq seperti bahwa katanya ,Kujuallah akan di kau tanah ini dengan harga 10 tahil dirham seumpamanya, maka di kabulkan oleh yang beli seperti tersebut itu, niscaya masuklah dalamnya segala batu yang tetap dalamnya, sama ada iya yang di jadikan Allah dalamnya atau yang ditetapkan orang karena adalah ia takkala itu seperti hukum segala suka tanah yang di jual dan tiada masuk harta yang di tanam seperti perbendaharaan umpamanya, dan harus yang beli khiyar, itupun jika ia tiada tau akan hal yang demikian lagi memberi mudharat akan dia mengeluarkan dia dan tiada menjual perniagaan sekalian itu akan yang beli atau mau ia tetapi memberi mudharat akan yang beli demikian itu. Dan jika tau yang beli akan hal yang demikan atau tiada tau tetapi tiada memberi mudharat mengeluarkan dia atau di tinggalkan oleh yang menjual sekalian itu akan yang beli, niscaya tiadalah harus khiyar, dan wajiblah atas yang menjual menyelesaikan tanah dan merupakan dia dan demikian lagi wajib upah tanah selama ia mengeluarkan sekalinya itupun jika di keluarkan ia kemudian dari pada menerima dia jua. Dan jika di keluarkan ia dahulu dari pada menerima dia niscaya tiadalah wajib atasnya pada masa itu upahnya, maka adalah wajib upah itu pada masa menyelesaikan dia dari pada sekalian itu lenyap manfaat tanah dari pada yang beli. Waallahu a’lam.
Kitab Mir'ah ath-Thulab oleh Syekh Abdurrauf Singkil (Teungku Syiah Kuala ) hal 51 ,tanpa nama penebit
Kelebihan Mengingat Kematian, Simak Penjelasan Abu MUDI
0 Komentar