Hukum Meludah Dalam Shalat

Ketika dalam ibadah shalat kita tidak diperbolehkan melakukan aktivitas diluar rukun shalat seperti bergerak lebih 3 kali, makan, minum, berkata-kata selain lafazd yang ada dalam shalat dan lain sebagainya, dikarenakan hal tersebut bisa memutuskan kelakuan shalat dari seseorang. Namun dalam keadaan tertentu seseorang terpaksa harus melakukan aktivitas yang bukan bagian dari shalat, misalnya seseorang yang lagi batuk berdahak atau liurnya bercampur sisa makanan. Mau tidak mau ia harus mengeluarkan/meludahi dahak atau liur tersebut.

Pertanyaan:

1.Apa hukum meludah dalam shalat? 

2.Jika diperbolehkan bagaimana tatacara yang benar meludah dalam shalat?

Jawaban:

Meludah dalam shalat hukumnya makruh tidak membatalkan shalat karena di anggap perbuatan yang sepele (perbuatan yang sedikit). kemakruhan ini dengan catatan ketika meludah tidak sampai menimbulkan suara yang di anggap kepada kalam (susunan  yang bisa memberi suatu pemahaman).

Adapun tatacara meludah yang Rasulullah anjurkan dalam shalat yaitu seperti dalam hadist riwayat jabir:

فإن أحدكم إذا دخل في الصلاة فإن الله عز وجل بينه وبين القبلة ، ) وفي لفظ آخر : وواجهه الله تعالى فلا يبزقن أحدكم تلقاء وجهه ولا عن يمينه ولكن عن شماله أو تحت قدمه اليسرى فإن بدرته بادرة فليبصق في ثوبه وليقل به هكذا ودلك بعضه ببعض.

Artinya :  Sesungguhnya salah seorang di antara kalian apabila berdiri dalam shalatnya, maka ia sedang bermunajat kapada Rabbnya atau Rabbnya berada antara dia dan kiblat . Maka, janganlah salah seorang di antara kalian meludah ke arah kiblat. Akan tetapi hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya atau di bawah kakinya, namun jika ia buru2 ( tidak sanggup menahan untuk melakukan seperti yang diatas) maka boleh pada pakaiannya dan hendaknya ia menyedikitkan hal tersebut kemudian menggosok-gosokkan kainnya tersebut.

Pesan Rasulullah dalam Hadist tersebut adalah apabila meludah dalam shalat hendaknya menghindari  arah kiblat , karena ia sedang bermunajat kepadaAllah, sedangkan kearah kanan juga perlu dihindari sebab ada Malaikat pencatat amal di kanannya,  dan hanyasanya Rasulullah menganjurkan kearah kir atau ke bawah telapak kaki kiri namun bila dalam keadaan buru2 boleh pada pakiannya.

Ihya ulumuddin Juz 1 hal 251 cet Dar Al-hadist

مسألة : إذا بزق في صلاته لم تبطل صلاته لأنه فعل قليل . وما لا يحصل به صوت لا بعد كلاما وليس على شكل حروف الكلام إلا أنه مكروه فينبغي أن يحترز منه إلا كما أذن رسول الله ﷺ فيه ؛ إذ روی بعض الصحابة : أن رسول الله : رأى في القبلة نخامة فغضب غضبا شديدا ثم حكها بعرجون كان في يده وقال : " ائتوني بعبيره" ، فلطخ أثرها بزعفران ثم التفت إلينا وقال : « أيكم يحب أن يبزق في وجهه ؟ » فقلنا : لا أحد ، قال : فإن أحدكم إذا دخل في الصلاة فإن الله عز وجل بينه وبين القبلة ، ) وفي لفظ آخر : دواجهه الله تعالى فلا يبزقن أحدكم تلقاء وجهه ولا عن يمينه ولكن عن شماله أو تحت قدمه اليسرى فإن بدرته بادرة فليبصق في ثوبه وليقل به هكذا ودلك بعضه ببعض






Post a Comment

0 Comments