Hubungan Ilmu Maqulah 10 Dalam Ilmu Mantiq Dengan Tasawuf Tauhid Fikih

Kita melihat ilmu itu seperti dua sisi mata uang, satu sisi potret wajah ilmu itu sendiri, satu sisi lagi koneksi istimewa ilmu tersebut dengan ilmu yang lain.

Salah satu maqulah 10 adalah maqulah Aina, maqulah ini adalah satu sifat yang selalu ada pada setiap makhluk, yaitu keberadaan makhluk pada suatu tempat. Setiap kita melekat dengan maqulah Aina, sebab setiap kita pasti berada pada suatu tempat kapan saja, dan siapapun dia. Sebelum kita berbicara sesuai judul, mari sejenak kita berenang dalam lumpur dunia, dalam kaca mata dunia, atau status sosial maqulah ini dilihat sangat penting bahkan manusia menghabiskan umurnya untuk mendapatkan maqulah ini sesuai dengan keinginannya, sehingga  sisa umur tinggal sedikit saat menikmati maqulah Aina, manusia  tergila-gila dengan berada di rumah mewah, hotel mewah, di luar negri tiap akhir pekan / akhir bulan, berada di pesawat, di pulau indah dan dimana pun tempat yang megah nan mewah yang menyenangkan si laut nafsu, sehingga andaikan Allah ciptakan satu dunia lagi maka sungguh manusia ingin dua / tiga dunia baru, seperti orang yang sangat haus lalu minum air laut, bukan berkurang dahaga tetapi semakin bertambah, sehingga untuk mendapatkan maqulah Aina tertentu manusia saling bertengkar, dengki, membunuh, merampok, korupsi, mencuri, menghalalkan yang haram. 

Maqulah Aina yang diidamkan manusia dalam keseharian adalah tempat tidur, tempat makan, tempat rileks, ketiganya diinginkan mewah dan megah serta menyenangkan si tuan nafsu, ini diantara beberapa tempat yang selalu kita berselimut dengan tempat tersebut.

Kembali ke judul, maqulah Aina dalam kacamata tauhid sangat menakjubkan, tauhid mengajar kan kita bahwa kita makhluk butuh tempat, beda dg khalik ( pencipta ) yang tidak butuh tempat dan tidak bertempat, korelasi maqulah Aina dengan tauhid membawa manusia ke samudera iman, membawa manusia ke konsep akal terarah, akal mendeteksi bahwa makhluk bertempat, sedangkan khalik tidak, inilah iman yang benar.

Fikih, fikih melihat maqulah Aina butuh aturan, keberadaan kita pada suatu tempat itu harus sesuai aturan pencipta, tempat itu harus tempat yang halal bukan yang haram, sehingga fikih menguraikan detail maqulah ini dalam pandangannya, misalkan kita berada pada tempat shalat, fikih memberi arahan pada maqulah Aina agar tempat itu mesti suci jangan bernajis, tempat itu mesti halal ditempati bukan tempat rampokan, kalau tempat itu mesjid maka fikih mengarahkan agar keberadaan kita di mesjid bernilai lebih dengan ada niat iktikaf, sehingga maqulah Aina  kita berkualitas, intinya fikih ingin maqulah Aina kita halal dan berkualitas, jangan haram walau berkuantitas, apa gunanya rumah banyak tapi hasil rampokan / korupsi, lebih baik tidur di gubuk yang satu tapi hasil usaha halal, apa gunanya berada di berbagai tempat wisata mewah luar negeri akhir bulan tapi pake uang haram, lebih baik nyantai satu tempat kecil di teras ilmu ditemani kopi pake uang halal, itu kata fikih.

Tasawuf juga berperan aktif pada maqulah Aina, dengan dua mutiara tasawuf, bisa menjadikan maqulah Aina berharga bagi siapapun dan, kapanpun, yaitu syukur dan sabar, kita makan tanpa meja makan mewah, bertempatkan lantai, maka syukurlah dan ini maqulah Aina Rasulullah SAW, saat beliau masih hidup beliau makan bertempat kan lantai, maqulah Aina saat tidur juga bisa berharga jika bersyukur, tidak mesti kasur empuk mewah, beralaskan tikar juga akan nyenyak, dan ini juga maqulah Aina Rasulullah SAW saat tidur, beliau tidak tidur dikasur empuk mewah, dan sufi sejati sudah nyaman dengan maqulah Aina ala Rasulullah SAW saat tidur, sebut saja Habib Umar bin Hafidz, kemanapun beliau dakwah selalu membawa sebuah tikar untuk tidur walau nginap di hotel.

Tasawuf memberi arahan kepada manusia untuk nyaman dengan maqulah Aina nya masing-masing, bersyukur kepada Allah SWT, sehingga dalam kehidupan maqulah Aina bukan prioritas utama.

Tasawuf juga ingin manusia tidak melihat maqulah Aina orang lain yang lebih mewah daripadanya, sehingga kedengkian bisa sirna, pembunuhan, pencurian dan kriminal lainnya angkat kaki.

Sekarang tinggal kita tentukan, apakah kita melihat maqulah Aina dengan kacamata dunia atau dengan kacamata agama.

Ibadah qurban Dan Permasalahannya | Aba Nisam






Post a Comment

0 Comments