Faktor Muncul Pendapat Qadim Dan Pendapat Jadid

 


Perlu kita ketahui bahwa para mujtahid tidak berpendapat sesuai keingginan mereka. Semua pendapat yang mereka keluarkan sesuai dengan ijtihad yang didasari oleh dalil dan kaedah yang dipahami dari Al-Qur’an dan Hadist, karena para mujtahid sebelum melakukan ijtihad dari Al-Qur’an dan Hadist terlebih dulu mebuat fondasi dasar dan mengurai qaedah, hal ini sesuai dengan perkataan Ibnu Hajar dalam kitab Tuhfatul Muhtaj :

قال الشيخ ابن حجر رحمه الله فى التحفة : وهو -الإجتهاد- متوقف على تأسيس قواعد أصولية وحدثية وغير هما يخرج عليهما إستنباطاته وتفريعاته وهذا التأسيس هو الذي أعجز الناس عن بلوغ حقيقة مرتبة الإجتهاد المطلق.

“Ijtahad didasari atas fondasi qaedah dasar, qaedah hadisiyah dan selain keduanya yang dapat menghasilkan istinbat dan tafri’ (percabangan). Fondasi inilah faktor kebanyakan manusia tidak mampu sampai pada tingakatan mujtahid mutlak”.

Semua mujtahid yang empat menjadikan dalil dan qaedah sebagai fondasi pertama, namun kebanyakan dari mereka tidak membuat kitab yang membahas tentang pegangan dasar dalam memutuskan satu hukum kecuali imam as-Syafi’i yang mengarang kitab tentang ushul fiqh, imam Syafi’ilah yang mengarang pertama kali ilmu dalam bidang ushul.

Kitab yang pertama yang dikarang oleh imam Syafi’i di irak adalah kitab ar-Risalah, kemudian setelah imam as-Syafi’i menyelesaikan kitab ar-Risalah di irak beliau pindah ke mesir dan mengarang kitab ar-Risalah kali kedua  yang amat bagus dengan pembahasan yang sama. Maka dinamakan kitab yang dikarang di irak dengan ar-Risalah qadimah dan kitab yang dikarang di mesir dengan ar-Risalah jadidah, antara dua kitab tersebut terdapat perbedaan pada ushul dan qaedah.

kesimpulannya bahwa semua pendapat qadim timbul dari ijtihad yang berlandas dari kitab ar-Risalah pertama dan timbulnya pendapat jadid dari ijtihad yang belandas dari kitab ar-Risalah yang kedua.

 

(Tahqiqul Matlab bi Ta’rifi Musthalah Mazhab, hal ; 31)

Post a Comment

0 Comments