Dewasa ini mungkin diantara kita semua pasti telah mengetahui tujuan hidup sebenarnya adalah semata mata mengharap ridha Allah SWT. Dalam menempuh atau menggapai ridha Allah SWT tidak hanya terpaku pada satu cara saja melainkan bisa digapai lewat berbagai media tergantung dimana posisi kita, misalnya seorang ulama yang menggunakan seluruh waktunya untuk mengarang kitab-kitab, mengajar dan lain sebagainya.
Lantas dalam kondisi seperti ini, apakah mereka tidak termasuk kedalam ketagori “ahl at-taqarrub ila al-allah”, tentu saja termasuk, karena posisi mereka adalah sebagai lentera didalam kegelapan, tanpa ulama manusia akan terjerumus kedalam kejahilan. Dengan demikian, mari selangkah lebih maju dalam memahami bagaimana hakikat taqarrub agar kita tidak terpaku pada kerancuan pemahaman sebagian orang yang hanya focus pada satu kelompok ‘abid sebagai ahli taqarrub.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengurai ungkapan imam Al Ghazali yang mengklasifikasikan enam karakter manusia beserta metode yang perlu ia tekuni untuk menempuh ridha Allah SWT, diantaranya;
A. العابد : ‘Abid adalah satu kelompok yang menempuh ridha Allah dengan cara mengasingkan diri dari keramaian hanya semata mata focus dalam beribadah dan bersikap zuhud terhadap dunia, adakalanya dengan cara menghabiskan waktu untuk selalu bertasbih, shalat, dan membaca alquran dengan catatan mereka sudah mampu menguasai ilmu fardhu ain, dalam konteks seperti ini kita akan memahami bahwa tujuan dari media yang ditempuh oleh ‘abid adalah semata mata untuk membersihI dan menghiasi hatinya.
B. عالم : ‘Alim adalah kelompok yang bermanfaat bagi masyarakat karena ilmu yang ia miliki lewat media fatwa, mengajar, dan mengarang. Oleh karena itu, rentetan wirid yang mereka tekuni jauh berbeda dengan yang dilangsungkan oleh abid karena mereka perlu meluangkan waktu untuk mutala’ah sebelum menyampaikan ilmunya kepada masyarakat. Maka itulah wirid yang perlu mereka tekuni setelah shalat maktubah.
C. المتعلم : muta’allim adalah satu kelompok yang dalam kesehariannya selalu beraktivitas untuk mencari ilmu agama sehingga mereka tidak sempat meluangkan waktu khusus untuk berzikir, akan tetapi mereka juga mendapatkan keutamaan berzikir bahkan aktivitas yang mereka lakukan lebih afdhal dibandingkan berdzikir sebagaimana ungkapan imam al Ghazali :
والاشتغال بالتعلم أفضل من الاشتغال بالأذكار والنوافل
D. المحترف : Almuhtaraf adalah kelompok yang tidak berzikir apalagi belajar dan mengajar disebabkan sibuk berusaha mencari nafkah bagi keluarga, sebagian orang memandang mereka sebelah mata karena anggapan orang tersebut mereka siibuk mengejar dunia tanpa menghiraukan zikir kepada Allah SWT, tetapi imam al Ghazali berbeda pandangan terhadap mereka dengan anggapan bahwa jalur mendekatkan diri kepada Allah mereka berbeda dengan kita ya’ni dengan cara memenuhi semua kebutuhan keluarga .
E. الوالي : al wali dapat diartikan dengan orang yang menguasai semua perkara orang islam seumpama presiden, guberbur, bupati dan kepala desa. Imam al Ghazali punya anggapan bahwa seandainya mereka menuruti semua keinginan umat sesuai dengan syari’at dan ikhlas melakukannya, maka cukup hal demikian sebagai wirid mereka, karena hal yang pantas mereka kerjakan selama memegang kekuasaan adalah memenuhi hak masyarakat.
F. الموحد : almuwahhid adalah orang yang dalam keseharian hanya memiliki satu cita cita ya’ni mengesakan Allah SWT, maka mereka tidak takut kepada siapapun selain Allah dan tidak mengharap kepada siapapun selain Allah SWT.
Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa jalur menempuh ridha Allah SWT tidak hanya terpaku pada satu cara melainkan bisa kita tempuh melalui berbagai media yang memiliki nilai positif disisi Allah SWT. Oleh sebeb itu mari kita memilih jalur yang mudah kita jalani untuk mengharapkan ridha Allah SWT tanpa saling menyalahkan antara satu dengan lainnya.
Wallahu ‘alam
0 Komentar