Hikmah Dibalik Pembelahan Dada Nabi Muhammad SAW



Sudah kita maklumi bersama bahwa pada Nabi Muhammad SAW terdapat banyak mukjizat-mukjizat yang menjadi salah satu tanda keNabian Nabi Muhammad. Nah, diantara banyaknya mukjizat salah satunya ialah pembelahan dada Nabi yang mulia oleh malaikat Jibril. Pada Sebagian Nash kitab ada yang menyebutkan bahwa pembelahan dada Nabi terjadi 4 kali, ada yang menyebutkan 2 kali.

Dalam kitab Tarikh Hawadist Ahwal Nabawiyyah Sayyid Muhammad bin ‘Alawi menyebutkan bahwa terjadinya pembelahan dada Nabi 4 kali :

Pertama: terjadi pada saat umur Nabi masih 4 tahun menurut pendapat kuat. Juga pada saat itu Nabi sedang diasuh oleh Halimah.

Kejadian ini juga diriwayatkan dengan riwayat yang shahih dan diambilkan dari kebanyakan sahabat, diantaranya Anas bin Malik pada hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya:

وقد رويت هذه الحادثة بطرق صحيحة وعن كثير من الصحابة منهم أنس بن مالك فيما يرويه مسلم في صحيحه: «أن رسول الله ﷺ أتاه جبريل وهو يلعب مع الغلمان فأخذه فصرعه، فشق عن قلبه، فاستخرجه، فاستخرج منه علقة فقال: هذا حظ الشيطان منك، ثم غسله في طست من ذهب بماء زمزم، ثم أعاده إلى مكانه. وجاء الغلمان يسعون إلى أمه- مرضعته- ينادون: إن محمدا قد قتل، فاستقبلوه وهو ممتقع اللون.

“Bahwasanya Rasulullah SAW didatangi Malaikat Jibril ketika beliau sedang bermain dengan beberapa anak. Jibril kemudian menangkapnya, menelentangkannya, lalu Jibril membelah dada. Jibril mengeluarkan hatinya, dan mengeluarkan dari hati beliau segumpal darah beku sambil mengatakan “Ini adalah bagian setan darimu”. Jibril kemudian mencucinya dalam wadah yang terbuat dari emas dengan air zam-zam, kemudian dikembalikan ke tempatnya. Kemudian teman-temannya menjumpai ibunya (ibu yang menyusuinya) lalu mereka mengatakan: “Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh”. Kemudian mereka bersama-bersama menjumpainya (Rasulullah), sedangkan dia dalam keadaan berubah rona kulitnya (pucat).

Dan Kejadian ini Juga tersebut dalam riwayat yang lain:

Ibnu Ishaq Berkata: Tsaur bin yazid pernah menceritakan kepadaku bersumber dari seorang ulama, dan saya yakin sumbernya khalid bin ma'dan al-kala'i: bahwa ada beberapa sahabat Rasulullah SAW. Berkata kepada Rasulullah SAW. "Wahai rasul, tolong ceritakan kepada kami tentang dirimu ya rasul !", "baiklah" Sabda Rasulullah. "Aku adalah do'a leluhurku Nabi Ibrahim dan kabar gembira bagi saudaraku 'isa. Dan pada suatu saat Ibuku sedang mengandung diriku beliau bermimpi bahwa ada cahaya yang keluar dari dirinya yang menerangi istana-istana Negeri Syam. Aku pernah disusukan ditengah-tengah Bani Sa'ad bin Bakri." "pada suatu saat ketika aku bersama saudaraku sedang berada dibelakang rumah mengembala kambing-kambing kecil kami, tiba-tiba datanglah dua orang lelaki berpakaian putih, dengan membawa baskom dari emas yang penuh berisi air. Lalu mereka menangkapku kemudian membelah dadaku, lalu mengeluarkan jantungku dan membelahnya. Mereka mengeluarkan segumpal darah hitam darinya, kemudian dibuang, lalu mencuci jantungku dan dadaku dengan air sampai bersih. Salah satu dari mereka berkata kepada kawannya "Timbang dia dengan 10  orang dari ummatnya!" lalu ia menimbangku dengan mereka dan aku lebih berat dari mereka. Kemudian salah satu orang tadi berkata lagi "Timbanglah dia dengan 100 orang dari ummatnya!" dan kawannya pun menimbangku lagi dan ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian ia berkata lagi "Timbanglah dia dengan 1000 orang dari ummatnya!" lalu ia menimbangku dengan mereka dan aku lebih berat dari mereka. Kemudian ia pun berkata "lepaskan dia! Demi Allah, andai dia kutimbang dengan seluruh ummatnya pasti dia lebih berat.

Kedua: Terjadi pada saat Nabi berumur 10 tahun. Pendapat ini juga tertera didalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Hibban, dan Hakim. Selengkapnya lihatlah dikitab Syarah Az-Zarqani.

Ketiga: Ketika kedatangan Malaikat Jibril membawa wahyu ketika Rasulullah hendak diangkat menjadi Nabi. Sebagaimana yang tertera dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud at-Thiyalisi.

Keempat: Pada malam Isra' Mi'raj sebagaimana yang tertera dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim


Referensi :

Tarikh Hawadist Ahwal Nabawiyyah, Hal.12-13.

Fiqh Sirah Nabawiyyah milik syekh Ramadhan Al-Buthi,

Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam, Hal. 39-41.

Posting Komentar

0 Komentar