Umumnya, seluruh manusia di dalam kehidupannya pasti mempunyai kemauan dan keinginan yang ingin mereka capai. Sebagai seorang muslim yang bertaqwa untuk mencapai sebuah keinginan tentu saja harus berusaha dengan kekuatan fisik yang dimiliki dan terus dibarengi dengan berdo’a. Do’a yang dipanjatkan oleh seorang hamba selain dikatagorikan sebagai ibadah, do’a juga merupakan media seorang hamba untuk mengadukan kebutuhannya kepada Ilahirabbi.
Agar sebuah Do’a yang di langitkan menjadi maqbul tentu saja harus diawali dengan etika dan norma-norma dalam berdo’a dan juga harus memperhatikan momentum terbaik untuk memanjatkan sebuah do’a. Disaat ketiga ( adab, syarat dan waktu ) ketentuan ini telah terpenuhi ada satu langkah lagi yang harus ditempuh supaya doa mudah diterima yaitu mengawali do’a dengan zikir-zikir yang telah dianjurkan, diantaranya sebagai mana diriwayatkan dari nabi Khidir ‘Alahissalam
“ Barang siapa yang membaca يااَللّهُ ياٱلرَّحْمَـٰن ( ya allah ya rahman ) mulai dari setelah ‘asar hari jum’at sampai tenggelamnya matahari dan dibaca dalam keadaan menghadap arah kiblat, maka semua permintaan baik urusan dunia atau urusan akhirat akan dikabulkan.
Namun demikian,tidak sedikit di perdapatkan disaat seorang manusia telah memenuhi apa yang mereka inginkan baik itu fasilitas duniawi dan sebagainya kadang kala ada saja hambatan yang menghalangi seorang insan untuk dapat menikmati segala fasilitas yang telah dimiliki dengan sempurna.
Biasanya disebabkan oleh beberapa ujian ataupun musibah yang menimpa mereka, meskipun pada dasarnya bukan semua musibah atau ujian dari Allah SWT yang diberikan kepada seorang insan bisa dikatagorikan sebagai bentuk teguran ataupun amarah Allah Kepada Insan tersebut, kadang kala dibalik dari sebuah ujian adalah merupakan sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hambanya.
Ujian yang diberikan kepada hamba ada yang bentuknya besar dan ada yang bentuknya kecil yang semua itu mewajibkan kepada setiap hamba untuk bersabar dan mencari penawarnya. Diantara bentuk musibah yang paling kecil diberikan kepada seorang hamba adalah Rasa sakit kepala/pusing, para ulama meriwayatkan diantara sekian banyak obat sakit kepala/pusing adalah lafadz الرحيم. disebutkan didalam kitab i’anah at-Thalibin syarh Fathul Mu’in
Diantara kekhususan Lafadz ٱلرَّحِيمِ. ( Ar-Rahim ) adalah
Barang siapa yang menulis lafadz ٱلرَّحِيمِ Sebanyak 21 kali di kertas lalu dikalungkan pada orang yang sakit kepala/pusing, maka akan di sembuh dengan izin Allah Swt.
sakit yang menimpa manusia penyebabnya bermacam-macam ada yang bisa di tangkap oleh panca indra dan yang tidak bisa ditangkap oleh panca indra, terhadap penyakit yang faktornya tidak dapat ditangkap oleh panca indra biasanya masyarakat umum menyebutkan sakit akibat diganggu oleh makhluk halus atau jin. namun semuanya tetap memiliki obat/penawarnya, diantara penawar / obat sakit akibat diganggu oleh makhluk halus adalah lafadz الرحيم. ulama menyebutkan
Barang siapa yang menulis lafadz ٱلرَّحِيمِ Pada telapak tangan orang yang diganggu makhluk halus dan dibacakan di telinganya sebanyak 7 kali, maka akan sembuh seketika dengan izin Allah SWT.
Referensi
Kitab : i’anah al-Thalibin syarh Fathul Mu’in. Juz 1 hal.11
0 Komentar