Apa Makna dari Perayaan Haul dan Bagaimanakah Hukumnya ?


Di zaman sekarang, acara haul merupakan sebuah perayaan yang tidak asing lagi di telinga mayoritas muslim, terlebih di Indonesia. Tradisi ini kadangkala diadakan di pesantren, lembaga atau bahkan di rumah. Tak jarang juga Haul disandingkan dengan nama para tokoh, baik itu Ulama, pahlawan, dan sebagainya. Namun tahukah kita makna dari perayaan haul tersebut?

Haul merupakan bahasa serapan dari bahasa arab yang berarti setahun. Di dalam KBBI, Haul diartikan sebagai peringatan hari wafat seseorang yang diadakan setahun sekali (biasanya disertai selamatan arwah). Biasanya, Haul diadakan untuk para keluarga atau tokoh-tokoh untuk mengingat segala jasa dan meneladani kebaikannya. Peringatannya juga tidak harus tepat pada tanggal wafat, namun bisa juga menyesuaikan keadaan tertentu. Di pesantren-pesantren, haul untuk para pendiri dan tokoh-tokoh yang berjasa terhadap perkembangan pesantren dan syi’ar Islam diadakan bersamaan dengan acara tahunan pesantren, semisal khataman kitab akhir tahun, pertemuan wali santri, atau dzikir akbar tahunan. Momen ini juga menjadi ajang silaturahmi dan nostalgia bagi para alumni pesantren yang telah lulus untuk kembali berkunjung ke tempat menimba ilmu dulu.

Pelaksanaan Haul bukan hal yang baru dalam khazanah sejarah keislaman. Perayaan ini telah dilaksanakan sejak dahulu di Indonesia. Di Aceh sendiri banyak diadakan perayaan semacam ini, seperti Dayah Mudi Mesra Samalanga yang akan mengadakan Haul Abon Abdul Aziz pada 2 Januari 2022.

Nabi Muhammad saw. dan para sahabat sendiri pernah melakukan praktek serupa. Seperti yang termaktub dalam hadis riwayat Al-Baihaqi:

عَنْ رَجُلٍ، مِن أهْلِ المَدِينَةِ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أبِي صالِحٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إبْراهِيمَ التَّيْمِيِّ قالَ: كانَ النَّبِيُّ ﷺ يَأْتِي قُبُورَ الشُّهَداءِ عِنْدَ رَأْسِ الحَوْلِ، فَيَقُولُ: «السَّلامُ عَلَيْكُمْ بِما صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبى الدّارِ». قالَ: وكانَ أبُو بَكْرٍ وعُمَرَ وعُثْمانَ يَفْعَلُونَ ذَلِكَ

“Nabi Muhammad senantiasa berziarah kuburan para syuhada di awal tahun, lalu Beliau mengucapkan Assalamualaikum bimaa shabartum fani’ma uqbaddaar (Semoga kalian selalu mendapat kesejahteraan ats kesabaran yang telah kalian lakukan. Sungguh akhirat adalah tempat yang paling nikmat), dan Abu bakar, umar dan usman juga melakukan hal serupa”

Para Ulama mengatakan bahwa peringatan itu tidak dilarang oleh agama, bahkan dianjurkan. Ibnu Hajar dalam Fatawa al-Kubra menyatakan bahwa tidak ada seorang pun dari para sahabat dan ulama yang melarang peringatan haul selama tidak ada yang meratapi almarhum atau ahli kubur dengan menangis. Peringatan Haul selayaknya diisi dengan menceritakan biografi orang-orang alim dan saleh untuk mendorong orang lain untuk menirunya. Praktek ini sudah sesuai dengan apa yang selama ini kita adakan di Aceh, sehingga tidak lagi menimbulkan pertanyaan tentang boleh tidaknya Haul dilaksanakan.

Peringatan haul yang diadakan secara bersama-sama menjadi penting bagi umat Islam untuk bersilaturrahim satu sama-lain, berdoa sembari memantapkan diri untuk menyontoh segala teladan dari para pendahulu, juga menjadi forum penting untuk menyampaikan nasihat-nasihat keagamaan. Jadi tidak ragu lagi untuk mengikuti atau melaksanakan Haul, bukan?

 

Referensi :

1. Abdu Ar-razaq Ash-shan’ani, Mushannaf, jld 3, H. 573

عَنْ رَجُلٍ، مِن أهْلِ المَدِينَةِ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أبِي صالِحٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إبْراهِيمَ التَّيْمِيِّ قالَ: كانَ النَّبِيُّ ﷺ يَأْتِي قُبُورَ الشُّهَداءِ عِنْدَ رَأْسِ الحَوْلِ، فَيَقُولُ: «السَّلامُ عَلَيْكُمْ بِما صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبى الدّارِ». قالَ: وكانَ أبُو بَكْرٍ وعُمَرَ وعُثْمانَ يَفْعَلُونَ ذَلِكَ

2. Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami, Fatawa al-fiqhiyyah al-kubra, jld 2, H. 18

ويُؤَيِّدُهُ قَوْلُ ابْنِ عَبْدِ السَّلامِ بَعْضُ المَراثِي حَرامٌ كالنَّوْحِ لِما فِيهِ مِن التَّبَرُّمِ بِالقَضاءِ إلّا إذا ذَكَرَ مَناقِبَ عالَمٍ ورِعٍ أوْ صالِحٍ لِلْحَثِّ عَلى سُلُوكِ طَرِيقَتِهِ وحُسْنِ الظَّنِّ بِهِ بَلْ هِيَ حِينَئِذٍ بِالطّاعَةِ والمَوْعِظَةِ أشْبَهُ لِما يَنْشَأُ عَنْها مِن البِرِّ والخَيْرِ ومِن ثَمَّ مازالَ كَثِيرٌ مِن الصَّحابَةِ وغَيْرِهِمْ مِن العُلَماءِ يَفْعَلُونَها عَلى مَمَرِّ الأعْصارِ مِن غَيْرِ إنْكارٍ

Posting Komentar

0 Komentar