Kisah Aisyah Istri Rasulullah SAW difitnah Oleh Kaum Munafik



Para istri Rasulullah SAW atau di sebut juga dengan istilah ummahatul mukminin (ibunda orang yang beriman) merupakan wanita-wanita pilihan yang memiliki sifat sangat mulia. Salah seorang dari para istri Nabi Muhammad SAW adalah Sayyidah Aisyah. Ia merupakan anak dari sahabat Rasulullah sendiri yaitu Abu Bakar al-Shiddiq, sahabat yang pertama menjadi khulafah ur-rasyidin.

Sayyidah Aisyah selalu bersama Rasulullah baik di waktu suka maupun duka. Salah satu jejak sejarah duka yang rasakan Aisyah adalah ketika dirinya difitnah oleh kelompok munafik lebih tepatnya Abdullah bin Ubay bin Salul.

Kisah ini di ceritakan oleh Aisyah sendiri, sebagaimana redaksi dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Biasanya Rasulullah SAW mengundi di antara para istrinya diketika hendak melakukan suatu perjalanan, maka siapa saja yang keluar namanya, ia akan ikut perjalanan bersama Rasulullah SAW. Suatu ketika disaat Nabi Muhammad mengundi nama para istrinya untuk ikut perjalan perperangan yang beliau ikuti keluarlah nama Sayyidah Aisyah. Dalam perjalan an bersama Rasulullah beliau selalu dibawa dalam sekedup (tandu di atas punggung unta) hingga pulang dari peperangan tersebut.

Di suatu malam dalam perjalanan pulang ketika telah dekat dengan perbatasan kota madinah, Rasulullah memberikan aba-aba agar segera berangkat. Saat itu Aisyah keluar dari tandunya untuk menunaikan hajat, ketika kembali ke rombongan ia terkejut saat meraba dada karena kalungnya dari merjan zhifar terjatuh. Lalu Aisyah pun keluar lagi untuk mencari kalungnya yang terjatuh, sementara para rombongan yang tadi membawa Aisyah pun telah siap melanjutkan perjalanan. Sehingga mereka membawa sekedup dan memberangkatkannya di atas unta yang Aisyah tunggangi tadi. Mereka mengira bahwa Aisyah masih berada di dalam sekedupnya.

Sayyidah Aisyah mengatakan “ wanita pada masa itu rata-rata berbadan ringan karena tidak banyak makan daging”. Apalagi Aisyah yang masih muda sehingga wajar saja mereka tidak curiga dengan sekedup yang ringan ketika mengangkat dan membawanya. Aisyahpun telah menemukan kalungnya dan langsung beranjak ke tempat rombongan. Ternyata di tempat tersebut tidak ada satu orangpun di sana, akhirnya Aisyah beristirahat sejenak, ia berfikir mereka pasti akan menyadari tidak adanya Aisyah bersama mereka dan akan kembali untuk mencarinya. ketika itu ia merasa mengantuk sehingga tertidur.

Shafwan bin Mu’aththal al-Sulami salah seorag dari sahabat tertinggal di belakang pasukan, ia pun berjalan semalaman hingga sampai ketempat Aisyah. Ia melihat melihat seseorang sedang tertidur, Shafwan langsung mengenali Asiyah begitu melihatnya karena ia pernah melihat Aisyah sebelum di syariatkan hijab.

Aisyah terbangun di saat mendengar suara Shafwan yang mengucapkan innalillahi wainnalillhi rajiun, Aisyah buru-buru menutup wajahnya dengan hijab. Aisyah berkata “  demi Allah saya  tidak mendengar sepatah katapun yang keluar dari mulutnya kecuali kalimat istirja’nya tadi”. Shafwan langsung menundukkan untanya, lalu Aisyahpun menaiki unta tersebut. Kemudian Shafwan menuntun unta itu sampai ke tempat pasukan yang sedang berhenti beristirahat pada siang hari.

Setelah peristiwa tersebut tersebarlah hoax (fitnah) yang mengatakan Aisyah telah berselingkuh dengan Shafwan, diantara penyebar berita bohong tersebut adalah Abdullah bin Ubay bin Salul, Hasan bin Tsabit, Mishtah bin Utsatsah dan Hamnah binti  Jahsyi . Dalam satu riwayat menyebutkan bahwa Abdullah bin Ubay menambah-nambahkan berita fitnah tersebut.

Ketika berita tersebut sampai di telinga Aisyah, iapun langsung pingsan dan jatuh sakit. Berita yang tersebar membuat rumah tangga Rasulullah dengan Sayyidah Aisyah sedikit terganggu. Rasulullah SAW tidak sanggup menghadapi fitnah yang menyebar luas di kalangan masyarakat. Begitu pula dengan Aisyah, ia sangat terpukul dengan berita yang tersebar tersebut. Apalagi sikap Rasulullah yang berubah kepadanya, Aisyah terus menangis hingga ia merasa air matanya telah mengering.

Satu bulan lebih berita bohong itu terus menyebar dikalangan masyarakat. Di suatu ketika Rasulullah mendatangi Aisyah, yang mana Abu bakar dan istrinyapun berada disana. Saat itu, wahyu dari Allah belum juga turun untuk menjelaskan berita fitnah yang terus menyebar luas, sehingga Nabi meminta penjelasan dari Aisyah mengenai berita yang tersebar tersebut. ketika itu Aisyah mengatakan bahwa dirinya telah difitnah berselingkuh dengan Shafwan. Dan Aisyah pun beranjak kembali ke kamarnya ketika Rasulullah belum meninggalkan tempat duduknya.

Akhirnya di tempat itu turunlah Surah an-Nur ayat 11-20. Ayat yang membebaskan Aisyah dari fitnah selama lebih dari sebulan. Setelah selesai menerima wahyu kata yang pertama Rasulullah ucapkan adalah “Bergembiralah engkau wahai Aisyah! Allah telah mengatakan bahwa kamu tidak bersalah”. Dengan turunnya ayat tersebut kabar fitnah yang tersebarpun akhirnya selesai.

 

Wallahu’alam


Ref: Tuhfah al-Murid hal. 94

Posting Komentar

0 Komentar