Siapa Itu Nasruddin Hodja ? Simak Biografi dan Kisah Inspiratif Beliau !


Nasruddin Hodja adalah seorang sufi satirical (suka menyindir), beliau dari Dinasti Seljuk (dinasti Islam pada abad ke 11 hingga abad ke 14 yang pernah menguasai Asia Tengah dan Timur Tengah), beliau meninggal sekitar umur 80 tahun. Makamnya berada di Aksehir, Konya, Turki, dan tiap tahun diziarahi banyak orang. Beliau dianggap orang banyak sebagai salah seorang sufi yang sangat bijak, dan lucu. Beliau muncul dari ribuan cerita, terkadang jenaka, pintar, terkadang bijak, tetapi sering juga beliau bersikap bodoh atau menjadi bahan lelucon.

Nama Nasruddin Hodja sendiri ada beberapa versi:
• Versi Turki: Nasreddin Hoca
• Versi Turki Ottoman: Nasruddin Khaujah
• Versi Persia: Khaujah Nasruddin
• Versi Pasthun: Mala Nasruddin
• Versi Arab : Nasruddin Juha, dan lain sebagainya

Setiap kisah Nasruddin Hodja biasanya mengandung humor yang cerdas dan mendidik, bukan sembarang humor. Dari humor beliau, banyak inspiratif- inspiratif yang bisa kita ambil. Beliau salah seorang sufi yang masih dikenang sampai sekarang, bahkan setiap antara 5-10 Juli setiap tahun, ada Festival Nasruddin Hodja yang dirayakan secara internasional di kota tempat tinggalnya.

Banyak kisah-kisah yang lain dari Nasruddin Hodja yang sangat inspiratif untuk kita pelajari, diantaranya:

1. Mengumandangkan Azan Sambil Berlari
Suatu ketika, Nasruddin Hodja mengumandangkan azan Zuhur di sebuah masjid. Sedangkan, banyak tetangga sekitarnya malah asik mengobrol di depan rumah, bahkan mereka bertingkah seolah-olah tidak mendengarkan azan. Memang para tetangga itu jarang pergi ke masjid.
Kemudian dengan perlahan-lahan Nasruddin mengeraskan suaranya, akan tetapi tidak ada yang berubah, mereka tetap asik mengobrol. Ia kemudian lari ke arah para tetangga itu sambil terus mengumandangkan azan. Beberapa tetangga mulai berpikir bahwa ada sesuatu yang aneh terjadi pada Nasruddin. Karena demikian mereka pun bertanya, "Ada apa wahai Nasruddin Hodja? Mengapa engkau mengumandangkan azan sambil berlari?", lalu nasruddin pun menjawab "Aku merasa penasaran seberapa jauh jangkauan suaraku, jadi karena itu aku berlari untuk mengejarnya," jawab Nasruddin sambil terus berlari.
Hikmah dari cerita diatas adalah agar tetangga-tetangga yang asik mengobrol tadi dapat tersinggung dengan aksi yang dilakukan oleh Nasrudin, sehingga mereka berhenti mengobrol dan bergegas untuk pergi ke mesjid, dan bisa kita simpulkan juga bahwa cara Nasrudin menghadapi perilaku tetangganya, beliau tidak membentak dan tidak memarahi mereka, melainkan dengan cara yangg unik sehingga tetangga itu tidak marah kepada Nasrudin. Cara itu bisa diterapkan diketika kita ingin mengingatkan saudara-saudara kita.

2. Nasruddin Hodja Dengan Salah Satu Muridnya
Salah seorang murid Nasruddin Hodja adalah seorang ahli kitab yang terpelajar. Pada saat beliau mengajar, beliau sering menyela dan meralat perkataannya, sehingga lama-kelamaan beliau berpikir bahwa hal tersebut tidak baik. Pada suatu kesempatan, Nasruddin memanggil muridnya dan berkata bahwa tiba-tiba ia merasa ingin berkebun. Beliau meminta tolong kepada muridnya, karena muridnya tersebut dianggap sangat pandai untuk memilih benih yang bagus untuk dapat ditanam. Dengan senang hati, si murid pun pergi ke pasar untuk membeli sekantong benih untuk gurunya. Nasruddin mengamati benih-benih tersebut satu demi satu, tiba-tiba beliau menunjuk sebutir benih dan berkata bahwa benih tersebut sangat istimewa, kemudian beliau memisahkan benih tersebut dari yang lain, sedangkan benih-benih yang lain ditanam, disirami air dan disinari matahari, Nasruddin meminta bantuan kepada muridnya untuk menumbuhkan sebutir benihnya yang istimewa.

Setiap harinya, Nasruddin menyirami benih istimewa tersebut dengan membacakan ayat-ayat suci, sementara si murid, menyinari benih dengan lampu pelita selama Nasruddin membacakan ayat suci. Seminggu kemudian, benih-benih yang ditanam di halaman mulai menumbuhkan tunas, akan tetapi benih unggul Nasruddin masih sama sekali tidak berubah. Dengan nada heran, Nasruddin berkata, "Padahal benih ini setiap hari sudah disinari pelita pengetahuan dan disirami ayat-ayat suci, tetapi mengapa tidak tumbuh juga? Padahal sudah diperlakukan dengan istimewa" Pertanyaan Nasruddin menyentak hati muridnya itu. Ia menitikkan air mata kemudian memeluk gurunya sambil memohon maaf. Sambil menitikkan air mata, Nasruddin membalas pelukan muridnya itu.
Dari cerita ini dapat kita simpulkan bahwa, seistimewa mungkin kita lakukan sesuatu, belum tentu hasilnya akan istimewa, akan tetapi tetaplah berusaha dan jangan pernah berputus asa dalam melakukan segala pekerjaan.

Posting Komentar

0 Komentar