Kado Terindah di Malam Israk Mi`raj

Kado Terindah Di Malam Isra Mi`raj

Malam itu Rasulullah SAW sedang tidur berbaring pada lambung sisi kanannya di samping Hijr Ismail bersama Hamzah dan Ja`far. Dari langit tiga sosok makhluk cahaya terlihat melesat ke bumi dengan kecepatan yang tak terukur. Mereka adalah Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil `alahimussalam. Datang karena titah mulia untuk menjemput manusia paling mulia.

​Setelah Rasulullah dibangunkan dan upacara pembelahan dada di dekat sumur zamzam -untuk menyucikan hati Nabi SAW sebagai persiapan memandang zat Allah yang maha mulia- selesai. Jibril memberitahu bahwa Nabi akan dibawa untuk memenuhi undangan Allah SWT.

Isra artinya adalah perjalanan di malam hari. Secara istilah, isra adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Mi’raj secara bahasa artinya adalah naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Sidratul Muntaha. Dalam Al Qur’an, mi’raj ini terisyaratkan dalam surat An-Najm.

​Perjalanan malam itu sangat menakjubkan dan menyimpan banyak kesan tersendiri kepada Rasulullah SAW. Tidak ada insan manapun yang akan percaya akan peristiwa ini kecuali orang-orang yang telah dianugerahi keimanan dalam dadanya. Menjadi imam di Masjidil Aqsha, terbang ke langit mengendarai buraq, diperlihatkan begitu banyak keajaiban -kondisi para penghuni surga dan penghuni neraka- dan masih banyak lainnya hingga berjumpa dengan Sang Pencipta. ​Mengundang sang kekasih, begitulah cara Allah SWT menghiburnya dari duka kehilangan dua penyemangat hidup. Namun, ketahuilah perjalanan ini bukan cuma tentang pertemuan Tuhan dengan Rasul-Nya. Tapi Allah SWT juga sudah mempersiapkan segalanya untuk Muhammad dan ummat-ummatnya.

​“Shalat lima waktu”, kita sering disajikan kisah menarik yang satu ini. Mulai dari kewajiban lima puluh waktu dalam sehari semalam hingga terjadinya tawar menawar meminta keringanan untuk ummatnya. Dhuhur, ashar, maghrib, `isya dan subuh. Itulah hasil tawar menawar yang disarankan Nabi Musa as.

​Jika zakat, puasa, berhaji dan ibadah lainnya Allah SWT hanya mewahyukan lewat jibril as. Berbeda dengan shalat lima waktu, untuk kewajiban yang satu ini Allah SWT sengaja menyiapkannya di malam perjalanan yang mulia. Dengan bingkisan inilah Nabi Muhammad SAW pulang dengan wajah berseri-seri bertemu ummatnya.

​“Kado terindah di malam Isra Mi`raj” beruntung bukan menjadi bagian dari orang-orang yang mendapatkannya? Lebih beruntungnya lagi jika Anda mendapatkan hidayah untuk tidak pernah meninggalkannya. Benar saja, Rasulullah SAW selalu menasihati kita agar tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Lima waktu dalam sehari semalam, kita mesti sangat berterima kasih kepada Nabi Musa a.s. berkat beliaulah tawar menawar ini terjadi. 

Perintah mendirikan shalat termaktub dalam sejumlah ayat Al-Qur'an dan Hadits, baik secara eksplisit maupun implisit. Dari sanalah muncul ijma` para Ulama terkait kewajiban shalat lima waktu. Diantaranya adalah QS. Al-Isra Ayat 78 yang artinya: "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."

Dua puluh tujuh Rajab, momen ini bukan cuma memperingati perjalanan malam (isra mi`raj), sudah jelas ini adalah hari lahirnya shalat lima waktu. Ibadahlah! Sadar dan yakinilah bahwa shalat adalah bingkisan dari Sang Pencipta kepada hamba-hambanya. Maka marilah kita semakin teguh dalam keimanan dan menjalankan semua ibadah yang diperintahkan Allah SWT. Akhirul kalam, selamat memperingati hari isra mi`raj Nabi Muhammad SAW 27 Rajab 1444 Hijriyah.

Post a Comment

0 Comments