Sepanjang sejarah penelitian dan diskusi keilmuan berkembang, ada dua pandangan yang saling bertolak belakang terkait pertanyaan ini, pertama pendapat yang populer dari orang-orang yang mendakwa bahwa Allah bertempat diatas ‘arsy atau semacamnya, yang kedua pendapat dari kalangan Ahlussunnah waljamaah yang menegaskan bahwa mustahil Allah berada di suatu tempat manapun di alam semesta ini.
Allah berfirman dalam al
quran surah asy-syura ayat 11
ليس
كمثله شيء وهو السميع البصير.
Artinya:“Tiada suatupun yang semisal dengan-Nya dan dialah yang maha mendengar lagi maha melihat”.
Untuk
menjadi seorang mukmin yang sejati, kita harus mengimani apa saja yang telah
datang dari nash al-quran dan al-hadist dengan tidak mengurangi atau menambah-nambahkan.
Maka, oleh karenanya kita harus menerima dengan hati yang terbuka dan fikiran
yang jernih bahwa Allah tidak memiliki keserupaan apapun dengan makhluk ciptaan-Nya
berdasarkan ayat diatas.
Maka
terhadap salah satu ayat mutasyabihat yang dalam al-quran yaitu
surah at-Thaha ayat 5.
الرحمن
على العرش استوى
Artinya:
“tuhan yang maha pengasih yang menguasai `arsy”
Jika
ditafsirkan bahwa Allah bersemayam diatas ‘arsy dengan maksud bahwa Allah duduk
bersila diatas ‘arsy sebagaimana dakwaan golongan pertama maka sangatlah jelas
bahwa tafsir yang semacam ini mengarah
kepada kekufuran.
Kenapa?,
Karena mendakwa bahwa Allah sedang duduk bersila diatas arsy itu adalah sama
dengan menambahkan peryataan bahwa zat Allah yang mulia memiliki suatu bentuk
yang mengambil suatu tempat di atas ‘arsy dengan keadaan duduk bersila kemudian
juga mengarah kepada pemahaman bahwa Allah duduk di suatu tempat mulai dari
awal masa penciptaan alam semesta sampai sekarang yang mana semua itu bentuk
penghinaan kepada Allah karena penafsiran semacam ini adalah sama dengan
menyerupakan Allah dengan ciptaan-Nya sehingga menafsirkan ayat dengan maksud yang
sedemikian berujung kepada kekufuran yang nyata.
Padahal
Allah juga telah menegaskan dengan sangat jelas dalam ayat yang lain bahwa tidak ada satupun zat
yang sebanding dengan-Nya sebagaimana yang tercantum dalam surah al ikhlas ayat
3.
ولم
يكن له كفوا أحد
Namun, jika ayat ke 5 dari surat at-thaha tersebut ditafsir dengan maksud bahwa Allah memiliki martabat dan kedudukan serta keagungan yang sangat tinggi sebagaimana yang ditafsir oleh sebahagian ulama Ahli sunnah atau dengan maksud bahwa Allah menguasai ‘arsy yang merupakan ciptaan tertinggiNya tanpa menyerupakan-Nya dengan makhluq sebagaimana yang ditafsir oleh sebagian ulama ahli sunnah yang lain. Maka, tanpa keraguan sedikitpun bahwa inilah keimanan yang sahih(benar).
Berkatalah: Sayyid Muhammad al-Maliki bin 'Alawi bin 'Abbas,
adalah seorang ulama Sunni dari Makkah: mensifati Allah dengan berada diatas
arsy adalah sifat yang bahkan tak pernah warid dalam al-quran dan hadist
sehingga memberi kemungkinan kepada kufur jika memaksudkannya dengan menganggap
bahwa Allah berjism (memiliki bentuk). Namun, jika diqasad dengan makna yang
telah diurai oleh ulama Ahlu sunnah Wal Jama’ah maka inilah keimanan yang
sesungguhnya.
Maka
kesimpulan yang bisa diambil adalah Allah tidak berada atas arsy dan juga tidak
disuatu tempat manapun, karena Allah tidak bertempat seperti makhluk ciptaan.
sekian semoga bermanfaat.
Ref:
Sayyid Muhammad al-Maliki,huwa Allah,Cet:Hai’ah Ash-shafwa,hal:20-21
0 Komentar