Islam adalah Agama yang membawa perubahan pada
tatanan kehidupan manusia, mulai dari hidup dalam kegelapan jahiliyah hingga kerusakan
yang merambah ke semua segi kehidupan. Kerusakan dalam bidang akidah, ibadah dan tatanan kehidupan sosial. Dengan hadirnya Islam, tatanan kehidupan manusia pun mulai berubah menjadi
baik dan terarah. Dalam bidang akidah misalnya, dahulu umat manusia menyembah
pada sesuatu yang mereka yakini dapat menolong dan memberi manfaat pada mereka
walaupun hal itu tidak layak untuk disembah, seperti matahari, batu, berhala
dan lain sebagainya. Namun dengan hadirnya Islam, akidah mereka pun berubah dengan
menyembah pada satu zat yang maha kuasa yang tidak ada sekutu bagi-Nya, yang
menciptakan langit dan bumi serta seluruh isinya, dan tidak ada kekuasaan
selain kekuasaan-Nya yaitu Allah Subhahu Wa ta’ala.
Dalam hal itu juga, Islam menurunkan Al-Qur’an
sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia melalui seorang rasul yang diutus-Nya
yaitu nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasalam. Al-Qur’an bukan hanya
sebagai petunjuk, namun juga menjadi ibadah bila membacanya. Hal ini dapat
dipahami dari defenisi dari Al-Qur’an itu sendiri, yaitu:
اللفظ المنزل على محمد صلى الله عليه وسلم المعجز بسورة منه
المتعبد بتلاوته.
Artinya: “Lafadz yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Shallahu ‘alaihi Wasalam sebagai mukjizat dengan satu surat
darinya dan beribadah dengan membacanya”.
Membaca Al-Qur’an sangatlah
dianjurkan dalam setiap saat dan setiap kondisi yang dibolehkan, banyak
dalil-dalil yang membicarakan tentang hal itu, salah satu di antaranya hadist
yang diriwayatkan oleh al-Turmuzi, yaitu:
من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر
أمثالها
Artinya: “Siapa saja membaca
satu huruf saja dari kitab Allah (Al-Qur’an), baginya satu kebaikan dan
kebaikan itu dibalas dengan sepuluh bandingannya”.
Dari setiap waktu yang
dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an, ada beberapa waktu yang lebih utama dalam
membaca Al-Qur’an, mulai dari waktu-waktu yang lebih utama membacanya, memulai,
khataman dan hari-hari yang lebih utama untuk membaca Al-Qur’an, yaitu sebagai
berikut:
1. Waktu-waktu yang lebih utama membaca Al-Qur’an adalah dalam
shalat, saat malam hari, kemudian di antara magrib dan isya dan waktu yang
lebih utama di siang hari adalah setelah shalat subuh.
2. Waktu yang lebih utama mulai membaca Al-Qur’an ialah malam jumat
3. Waktu yang lebih utama khatam Al-Qur’an ialah malam kamis dan
lebih utama lagi pada awal malam atau awal terbitnya matahari. Hal ini
berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh al-Darimi, yaitu:
إذا وافق ختم
القرآن أول الليل،صلت عليه الملائكة حتى يصبح، وإن وافق ختمه آخر الليل، صلت عليه
الملائكة حتى يمسي.
Artinya: “Apabila khataman Al-Qur`an bertepatan dengan awal malam (maghrib),
malaikat bersholawat kepadanya hingga pagi hari. Sebaliknya, apabila khataman
Al-Qur`an bertepatan dengan akhir malam (subuh), malaikat bersholawat kepadanya
hingga sore hari”.
4. Hari-hari yang lebih utama membaca Al-Qur’an adalah hari arafah,
jumat, senin, kamis, awal bulan zulhijjah, dalam bulan ramadhan dan terlebih
lagi di sepuluh hari akhir.
Referensi:
1.
Jalaluddin al-Suyuthi, al-Itqan Fi ‘Ulum al-Qur’an,
Cet. Ke-1 (Kairo, Maktabah Dar al-Turats, 2009, h. 303-304
قال النووى: الأوقات
المختارة للقراءة، أفضلها ما كان في الصلاة ثم نصفه الأخير، وهي بين المغرب
والعشاء محبوبة. وأفضل النهار بعد الصبح ولا تكره في شيء من الأوقات لمعنى فيه.
وأما ما رواه ابن أبي داود عن معاذ بن رفاعة من مشايخه أنهم كرهوا القراءة بعد
العصر-وقالوا: هو دراسة يهود فغير مقبول ولا أصل له.
ويختار من الأيام يوم عرفة
ثم الجمعة ثم الاثنين والخميس ومن الأعشار العشر الأخير من رمضان والأول من ذى الحجة،
ومن الشهور رمضان. ويختار لابتدائه ليلة الجمعة ولختمه ليلة الخميس فقد روى ابن
أبي داود عن عثمان بن عفان أنه كان يفعل ذلك. والأفضل الختم
أول النهار أو أول الليل، لما رواه الدارمي بسند حسن عن سعد بن أبي وقاص، قال: إذا
وافق ختم القرآن أول الليل،صلت عليه الملائكة حتى يصبح، وإن وافق ختمه آخر الليل،
صلت عليه الملائكة حتى يمسي قال في الإحياء: ويكون الختم أول النهار في ركعتي
الفجر، وأول الليل في ركعتي سنة المغرب
0 Komentar