Ada Apa Dibalik Salat Sunnah Qabliyyah Dan Ba’diyyah

Nabi Muhammad SAW diutus ke muka bumi adalah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Allah SWT berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS Al Anbiya: 107)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya, dalam ayat tersebut Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat untuk semesta alam. Dengan kata lain, Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmat buat mereka semua. Maka barang siapa yang menerima rahmat ini dan mensyukurinya, maka ia akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhiratnya. Adapun sebaliknya, siapa saja yang menolak serta mengingkarinya, maka ia termasuk orang yang merugi di dunia dan akhirnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ بَدَّلُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ كُفْرًا وَّاَحَلُّوْا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِۙ جَهَنَّمَ ۚ يَصْلَوْنَهَاۗ وَبِئْسَ الْقَرَارُ

Artinya: "Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekufuran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, (yaitu neraka) Jahanam? Mereka masuk ke dalamnya. (Itulah) seburuk-buruknya tempat kediaman." (QS Ibrahim: 28-29).[1]

Nabi Muhammad SAW telah meninggal 1400 tahun yang lalu. Beliau meninggalkan sunahnya sebagai rahmat bagi umat. Salah satunya salat sunah qabliyyah dan ba’diyyah. Salat sunah qabliyyah dan ba’diyyah juga dikenal dengan sebutan salat sunah rawatib. Dalam bahasa Arab, qabliyyah memiliki arti sebelum dan ba’diyyah berarti sesudah. Salat sunah qabliyyah berarti salat sunah yang dilaksanakan sebelum salat wajib. Sedangkan salat ba’diyyah dilakukan setelah melaksanakan salat wajib.

Ada beberapa hikmah yang didapatkan dalam salat sunah

1.     Seperti halnya manusia apabila sudah terbiasa makan satu jenis makanan yang sama maka akan merasakan jemu dan bosan, meskipun di dalamnya masih terdapat kelezatan. Adapun apabila merasakan makanan lain sebelumnya maka akan menghilangkan kebosanan tersebut. Begitulah tabiat manusia, maka dikarenakan demikian disunahkan untuk salat sunah qabliyyah dan ba’diyyah mengiringi salat fardu supaya berpindah dari salat fardu yang diwajibkan syarak kepada sunah yang tidak di wajibkan dapat merasakan mengerjakan fardu dengan senang hati dan gembira jauh dari jemu dan bosan

2.     Salat fardu yang di wajibkan pada manusia dapat membuat hati seperti kaca yang membentuk apa saja yang ada di depan kaca tersebut dengan bentuk aslinya. Adapun salat sunah qabliyyah yang dilakukan sebelum salat fardu diibarat seperti pembersih bagi hati sehingga dengan salat sunah tersebut dapat menghilangkan kotoran dalam hati dan kebimbangan terhadap dunia, sehingga siap menghadap Allah dengan hati kosong dari selain-Nya. Adapun faidah yang terdapat dalam salat sunah ba’diyyah adalah seseorang yang telah bersih hatinya dengan salat sunah qabliyyah yang mengakibatkan masuk dalam salat fardu dengan senang hati dan gembira maka disunahkan pula salat sunah ba’diyyah agar rahmat tersebut  (senang hati) tidak terputus dari padanya .

3.     Kadang kala dalam salat fardu diperdapatkan kekurangan yang tidak diketahui oleh orang salat maka salat sunnah ba’diyyah menjadi penyempurna bagi kekurangan dalam salat fardu tersebut.[2]



[1] Umar bin katsir, Tafsir Alquran al ‘adhim, Dar kutub al- ilmiyyah, Cet 1, jld 5. hal 335

[2] Ahmad al-Jarjawi, Hikmat al-tasyri’ wa fulasfat, Cet. Haramain,  jld. 1, hal 128-130 

Posting Komentar

0 Komentar