Memperingati kelahiran nabi atau sering
disebut-sebut maulid nabi. Maulid nabi merupakan tradisi umat Islam dalam mengenang
kelahiran nabi Muhammad saw. Kata syeh an-Nawawi: perbuatan bidah yang paling baik di zamanku
adalah kegiatan tahunan yang dilakukan pada setiap hari kelahiran nabi Muhammad
dan diisi dengan bersedekah, melakukan hal yang baik, menampakkan kesenangan
dalam hati. Hal ini merupakan bentuk rasa hormat dan takzim
kepada nabi Muhammad Saw serta rasa syukur kepada Allah Swt.
Bahkan Abu Syamah Syeh An-Nawawi memuji Raja yang
melakukan kebaikan di malam kelahiran Nabi Muhammad SAW.
قال الإمام أبو شامة شيخ النووي : ومن أحسن ما ابتدع في زماننا ما يفعل كل عام في اليوم الموافق ليوم مولده من الصدقات والمعروف، وإظهار الزينة والسرور، فإن ذلك - مع ما فيه من الإحسان للفقراء - مشعر بمحبة النبي ﷺ وتعظيمه في قلب فاعل ذلك وشكر الله تعالى على ما من به من إيجاد رسول الله الذي أرسله رحمة للعالمين.
Dari pemahaman di atas bahwa perayaan Maulid Nabi
sejak dulu telah terjadi bahkan dianggap perbuatan baik (istihsan) ketika dilakukan tepat pada hari Maulid yang di dalam hatinya
ada rasa hormat dan takzim nabi serta syukur kepada Allah atas diutusnya Nabi
Muhammad adalah perbuatan baik (Istihsan). Maulid Nabi bisa dilakukan dengan cara bersedekah, melakukan hal yang
baik, muncul kegembiraan dalam hati dan dengan cara-cara baik yang lain.
Sejarah
Maulid Nabi
kegiatan maulid nabi muncul setelah abad ke-3
hijriyyah. Penguasa pertama yang mengadakan perayaan Maulid nabi adalah Raja
Mudzaffar Abu Sa’id, penguasa daerah Irbil (salah satu kawasan besar di Irak
selain Kufah, Basrah, dan Mushol). Dalam tulisannya beliau mengatakan:
قال السخاوي: إن عمل المولد حدث بعد القرون الثلاثة ثم لا زال أهل الإسلام من سائر الأقطار والمدن الكبار يعملون المولد، ويتصدقون في لياليه بأنواع الصدقات، ويعتنون بقراءة مولده الكريم، ويظهر عليهم من بركاته كل فضل عميم.
“Imam Syakhawi mengatakan bahwa kegiatan maulid
nabi muncul setelah abad ketiga hijriyyah. Setelah itu umat Islam dari segala
penjuru mulai mengadakan acara maulid nabi, menyedekahkan harta di malam hari
kelahiran nabi, dan membaca sejarah nabi sehingga mereka mendapatkan
keberkahannya.
Tradisi
berdiri (Mahal Qiyam)
Salah satu yang menunjukkan rasa hormat dan takzim
kepada Nabi adalah berdiri ketika perayaan Maulid Nabi. Berdiri para jamaah
untuk menunjukkan rasa hormat dan takzim kepada Nabi Muhammad SAW dijelaskan
dalam Kitab I’anah At Thalibin mengatakan bahwa:
جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم يقومون تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم
Sudah menjadi tradisi Ketika mendengar kelahiran
Nabi disebut-sebut, orang-orang berdiri sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi
Muhammad SAW. Berdiri ini merupakan sangat baik (مستحسن) karena
tersimpan penghormatan yang luar biasa kepada Baginda. Bahkan mayoritas Ulama
melakukan tradisi seperti ini.
Sangat jelas dikatakan bahwa setiap mendengar
sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW orang-orang berdiri untuk menunjukkan rasa
hormat dan takzim.
“Syekh al-Halaby dalam kitab sirah-nya mengatakan
bahwa ada sebuah cerita dari beberapa orang tentang Imam al-Subki. Suatu ketika beliau berkumpul dengan ulama-ulama sezamannya dalam satu majelis.
Pada saat seorang Munsyid membacakan pujian kepada nabi, Imam Subkiy dan
orang-orang yang hadir di majelis tersebut berdiri bersama sehingga ada aura
kebahagiaan besar yang tampak pada saat itu di momen perayaan Maulid.”
فعند ذلك قام الإمام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد. واجتماع الناس له كذلك مستحسن .
Kata Halabi dalam kitab Sirah Halabiyah berdiri ini
perbuatan baik (بدعة حسن
وهذا القيام بدعة لا أصل له اي: لكن بدعة حسنة لأنه ليس كل بدعة مذمومة
Tentunya banyak keberkahan yang kita dapati ketika
merayakan Maulid Nabi. Kata Ibn Jauzi Salah satunya Allah memberikan keamanan dalam
setahun dan mendapat kebahagiaan dengan tercapai harapan.
وقال ابن الجوزي : من خواصه أنه أمان في ذلك العام، وبشرى عاجلة بنيل البغية والمرام
Dalil
Maulid Nabi
Kata Saed Abu Bakar Syata, Ibn Hajar menjelaskan
bahwa merayakan Maulid Nabi ada Dalil yang kuat yang dipaparkan di dalam kitab Shahihaini:
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Yahudi yang
berpuasa di hari ‘Asyura ketika tiba di Madinah dan Yahudi menjawab kami
berpuasa karena bersyukur kepada Allah menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan
Nabi Musa A.S. Nabi Muhammad SAW menjawab kami lebih mulia dari Nabi Musa As.
واستنبط الحافظ ابن حجر تخريج عمل المولد على أصل ثابت في السنة، وهو ما في الصحيحين أن النبي ﷺ قدم المدينة فوجد اليهود يصومون يوم عاشوراء، فسألهم، فقالوا هو يوم أغرق الله فيه فرعون، ونجى موسى، ونحن نصومه شكراً . فقال : نحن أولى بموسى منكم
Sumber:
Saed Abu Bakar Syata, Hasyiah I’anah at-Thalibin,
(Beirut: Dar al-Fikri, 2019), jilid 3, H. 414.
Halabi, Sirah Halabiyah
Syihabuddin ‘Abdu ar-Rahman bin Ismail Abu Syamah,
Al-Bahis ‘ala Ingkari al-Bidg wa al-Hawadis, (Mekah: al-Nahdhah al- Haditsah)
h. 21
Syarah al-‘Allamah az-Zarqani ‘ala al-Mawahib
al_laduniyyah, (DKI) hal. 262.
0 Komentar