Pentingnya Peran Ibu dalam Pembentukan Karakter Seorang Anak

Wanita adalah makluk yang dikodratkan oleh Allah untuk melahirkan generasi selanjutnya, wanita berperan bukan hanya sebagai ibu namun juga sebagai pendidik yang paling utama sebelum anak anak melangkah untuk belajar hal-hal yang lain terutama menjadi pendidik dalam bidang agama. Karena anak tidak saja cukup dengan kebutuhan jasmani namun rohaninya jauh lebih penting yaitu ilmu dasar agama.

Apabila sejak dini anak dididik oleh seorang ibu yang memiliki keta’atan terhadap agamanya  maka besar kemungkinan anak tersebut akan menjadi generasi yang ta’at pula terhadap agama. Namun jika kitatidak melibatkan agama dalam mendidik seorang anak hal yang sangat buruk mungkin akan terjadi, seperti generasi yang tidak ta’at terhadap agama, orang tuanya, bahkan hingga dapat menganggu orang lain.

Imam al-gazali menjelaskan bahwa apabila anak dididik oleh seorang ibu yang baik maka dia akan terbiasa pula dengan kebaikan itu. Karena akan berdampak baik bagi orang tuanya dan anaknya,  bukan hanya  mampu dalam memberikan kebaikan kepada anaknya, juga meraih sebuah pahala atas usaha mendidik anak tersebut. Tetapi apabila anak dibiarkan larut dalam keburukan dan tidak dididik dengan benar, maka dia akan terbiasa dengan keburukan dan orang tuanya pun mendapatkan imbas dosa yang dilakukan oleh anak tersebut.

Menurut imam al-gazali, jika ditemukan anak yang durhaka maka hakikatnya tidak sepenuhnya kesalahan tersebut mutlak dari sianak. Dari kisah khalifah Umar bin khatab, pernah seorang laki-laki menemui khalifah Umar, lalu ia mengadu prihal anaknya yang sangat susah diatur dan sikap kurang ajar anak tersebut dan dia tidak memberikan hak hak orang tuanya sedangkan dia sudah dewasa, lantas khalifah Umar memanggil anak tersebut lalu dipertemukan dengan orang tuanya dan diminta penjelasan prihal sikapnya yang durhaka, karena anak tersebut tidak dididik dengan baik, bukannya mengakui kesalahan justru anak itu mencela orang tuanya karna telah menelantarkannya.

“Wahai Amirul mukminin bukankah orang tua juga memiliki kewajiban terhadap anaknya? Tegas sang anak

“Ya, benar. Ujar khalifah 

“Lalu apa kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang tua terhadap anaknya ya Amirul mukminin? Sianak kembali bertanya 

Atas pertanyaan tersebut Amirul mukminin menjelaskan:

 أَنْ يَنْتَقِيَ أُمَّهُ وَيُحَسِّنَ اسْمَهُ وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ

“kewajiban seorang ayah ialah memilih seorang ibu yang baik untuk anaknya, memberikan nama yang bagus, dan mengajarkan Al-quran untuknya”

Lalu sang anak sontak menjawab

“Wahai Amirul mukminin, sungguh orang tuaku ini tidak melakun satu hal pun yang telah engkau sebutkan. Ibuku adalah seorang negro keturunan majusi penyembah api, dan ayahku memberi nama aku dengan kumbang, dan ia tidak pernah membimbing dan mngajarkan ku satu huruf pun dari Al-quran. Ujar si anak mengadu nasibnya 

Mendengar penjelasan anak tersebut, khalifah Umar pun menegur keras orang tua anak itu, khalifah Umar memandang ke arah si ayah tersebut dan berkata:

جِئْتَ تَشْكُوْ عُقُوْقَ ابْنِكَ وَقَدْ عَقَقْتَهُ قَبْلَ أَنْ يَعُقَّكَ وَأَسَأْتَ إِلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يُسِيْئَ إِلَيْكَ

“Engkau mengadu kepada ku dengan kenakalan anakmu, sedangkan engkau telah lebih dahulu durhaka kepadanya, engkau telah melakukan dengan buruk terhadapnya sebelum dia berbuat buruk kepada mu”

Dari kisah di atas dapat kita ambil kesimbulan, bahwa pentingnya memilih istri yang dianjurkan agama serta memberikan hak terhadap sianak dengan cara memilih istri yang baik agar ia mendapatkan pelajaran yang pertama dari seorang ibu yang beragama dan ta’at kepada allah 


Ref: Al-fawaed al-muhtarah karya habib hasan bahrun hal 83-84


Post a Comment

0 Comments